Happy 1k read yorobun~
Demi apapun pas tau, fya nangis waktu itu. Jeongmal gamsahamnida yorobun~. Makasih buat yang udh luangin waktu buat baca cerita fya ini. Walau banyak banget typonya, alurnya agak tijel, dan banyak kekurangan yang lain, kalian masih ngeluangin buat baca cerita ini.
😢 Sekali lagi makasih banyak semuanya, btw minta bintangnya 🌟 lagi dong. Yang ngeread sama yang ngevote ga sinkron soalnya //hehe:*
Happy reading~
°°°
Lucas keluar dari cafe, ia sedikit merasa bersalah atas perkataannya tadi pada Chaerim. Namun, memang itu kenyataannya, ia sudah melupakan perasannnya pada Chaerim. Dan sudah ada gadis lain dalam hidup Lucas saat ini.
Benar, pria itu dan Daera hanya berpacaran. Dan, aku yang lebih dulu mengenal Daera, aku harus merebut Daera kembali.
Tekadnya sangat kuat. Matanya menangkap senyuman tak asing yang melaluinya bersama senyuman-senyuman lain. Itu Daera, gadis itu bersama dua temannya melangkah menuju halte bus.
Lucas berbalik sebentar, tangannya mengepal kedinginan walau udara pagi hari ini sebenarnya tidak terlalu dingin. Daera ditinggalkan sendirian setelah sempat melambaikan tangan untuk kedua temannya yang udah menaiki bus duluan.
Gadis itu sepertinya hendak pergi ke toko buku. Lucas tau itu, bagi Daera, toko buku seperti tempat persinggahan yang rutin ia kunjundsgi seminggu sekali. Tak jarang, dia hanya membaca buku yang sampul plastiknya sudah dibuka jika tidak terlalu tertarik untuk membeli buku itu. Setelah amnesia-pun, sepertinya gadis itu juga masih mengingat kebiasaan ke toko bukunya itu.
Tapi itu benar, ini kesempatan emasnya. Sepertinya pacarnya tak bisa menjemput Daera saat ini, dan itu kesempatan emas bagi Lucas untuk mengantar Daera sebagai gantinya. Kakinya berlari menuju halaman kampusnya, yang sebenarnya sangat dekat dengan lokasi cafe tadi.
Lucas segera memasuki mobil, menyalakan mesin mobilnya dan berlalu menuju tempat Daera berada.
°°°
Halte bus kali ini sepi, setelah ditinggal dua temannya tadi, sampai sekarang Daera masih belum menemukan bus yang tepat untuknya ke toko buku.
Entahlah, sepertinya kali ini aku harus berjalan kesana.
Daera sengaja tak memberitahu perihal ini kepada Changbin, karena ia tak mau menyusahkan pria itu. Pasti Changbin sedang sibuk sekarang. Daera maju satu langkah mendekati jalan raya, memastikan tidak ada bus yang seharusnya ia tumpangi.
Sebuah mobil berhenti tepat didepan halte bus. Spontan Daera melangkah mundur menghindari mobil itu. Tangannya mengepal sedikit ketakutan, ia memasukan tangannya kedalam saku celana panjangnya.
Jendela mobil itu bergerak turun secara perlahan, matanya menangkap sesosok pria dengan mata bulat besar yang selalu menganggunya.Lucas.
"Hei! Ikut aku, kau ingin ke toko buku, 'kan?"
Daera mengangguk perlahan. Bagaimana dia tau?
"Sudahlah, naik saja. Hari ini aku akan mengantarmu kesana."
Daera berpikir sebentar, ia menaikan sebelah alisnya sambil memikirkan tawaran Lucas. Boleh juga..
"Oke,"
°°°
Chaerim meneguk segelas soju ketiga siang ini, sambil berbicara tidak jelas. Didepannya seseorang yang sudah sering melihat kejadian ini hanya memutar bola matnya malas, menghembuskan napas lelah, sesekali berdecak sebal, dan menyilangkan tangannya didepan dada.
"Changbin~ah, dia sangat kejam kepadaku. Dia bahkan tak menerima permintaan maafku." Chaerim membanting kepalanya dua kali pada meja, kemudian mendongak kembali.
"Siapa?" tanya Changbin, pria itu sudah berusaha menanyakan siapa pria yang telah membuat wanita didepannya sedikit gila.
"Memangnya seberapa besar kesalahanku? Aku hanya mengabaikannya karena aku sibuk dengan wisudaku. Itu juga alasan mengapa aku memutuskannya." Chaerim membanting kepalanya kembali pada meja, ia mengangkat gelas sojunya yang sebenarnya kosong ke udara, seperti hendak melakukan cheers pada Changbin.
Pria itu hanya menanggapi Chaerim dengan mengangkat gelasnya kemudian menaruhnya keatas meja kembali. Ia sangat tidak menyukai soju, bahkan hampir saja membencinya.
"Siapa?" tanya Changbin lagi, ia sudah sangat sabar menghadapi kegilaan Chaerim saat ini.
Chaerim menuang soju lagi pada gelas kemudian segera meminumnya, "Kkkhhrr.. sekarang aku sudah lebih santai, dan aku memintanya untuk kembali padaku. Dia bilang dia sudah ada wanita lain."
"Kubilang siapa?!" Changbin membanting meja, ia spontan berdiri sambil membentak Chaerim.
"Lucas, Changbin!! Lucas!!" Chaerim tak kalah membentak, gadis itu sekarang tengah menangis sejadi-jadinya.
Changbin perlahan duduk kembali. Tanpa sadar, ia membuka mulutnya kaget. Gadis ini benar-benar depresi saat ini, dan dengan membentaknya seperti tadi, itu hanya memperburuk keadaan.
"M-mian.." lirih Changbin.
Lucas? Apa ini Lucas yang sama?
Chaerim menunduk, ia menuang soju lagi pada gelasnya. Sudah botol keempat yang sudah Chaerim minum sendiri. Gelas Changbin saat ini masih terisi dan belum diminum sama sekali sejak awal.
"Lucas? Siapa?" Changbin berusaha mencari tahu, ia terua meyakinkan dirinya sendiri bahwa bukan Lucas yang mencoba merebut istrinya.
"Lucas, pria yang baik, yang dulu berkali-kali menolongku sebagai penggantimu saat kau tidak ada di Korea, kami sempat.. hiks.. berpacaran selama 13 bulan sebelum semua itu terjadi." Chaerim meminum kembali sojunya setelah menuangnya secepat mungkin.
"Ya, aku tahu.. aku memang bersalah padanya. Aku mengabaikannya, dia pasti sangat kesal padaku, sampai tak mau menerima permintaan maafku." Chaerim membanting kepalanya lagi diatas meja.
"Ahjumma, aku minta sebotol soju lagi." ujar Chaerim sambil mengngkat tangannya dan menunjukan angka satu dengan jarinya.
"Tidak ahjumma. Chaerim, kukira sudah cukup sampai sini. Kau mabuk Chaerim. Ayo kita pulang." Changbin berdiri, ia berjalan menuju tempat Chaerim. Changbin mengangkat tubuh Chaerim yang sudah sangat lemas, wanita ini sudah berhenti menangis sejak meminta sebotol soju pada ahjumma pemilik warung tenda.
Chaerim berdiri pasrah pada awalnya, namun ia melepas paksa tangannya yang sudah ditarik Changbin agar tubuhnya terangkat.
"Tidak!! Aku harus merebut kembali Lucas dari wanita jalang itu. Hanya aku yang berhak bersama Lucas." Chaerim segera duduk kembali ketempat duduknya. Chaerim meneguk gelas soju milik Changbin yang masih terisi dan berjalan keluar dari warung tenda.
"Dia benar-benar gila." Changbin menggeleng-gelengkan kepalanya tak menyangka sahabatnya segila ini.
Kuharap bukan Lucas yang sama.
°°°
Chaerim berjalan menelusuri jalanan Seoul. Sejujurnya dia sangat kebal dengan alkohol semacam soju, ia tak mudah dipengaruhi oleh minuman itu.
Chaerim berjalan lunglai entah kemana tujuannya. Matanya menangkap mobil Lucas melaluinya begitu saja. Didalamnya, Lucas bersama seorang wanita.
Terlihat Lucas tersenyum bahagia sepertinya, dan wanita itu terlihat tidak senang. Bahkan tatapannya tajam mengarah kedepan, seolah-olah sednag mencoba membagi dua jalan raya menggunakan laser dari matanya.
Mengapa hanya Lucas yang bahagia?
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETED
Fiksi Penggemar"Aku yakin, rencana bodoh appa tak akan berjalan sesuai keinginan. Dengarkan ini baik-baik, sampai aku mati pun aku tak akan bisa nyaman dengan Lee Daera." Kecelakaan beberapa bulan lalu benar-benar membuahkan hasil. Seo Changbin dan Lee Daera disat...