THE SECRET #09

2.3K 346 4
                                    

Changbin berjalan lunglai memasuki rumahnya perlahan. Changbin kira Daera bukan tipe wanita seperti itu. Tadi, saat memilih buku, dia seperti ibu-ibu saat memilih pakaian diskon dan menginginkan diskon yang paling besar.

Dia mengelilingi toko buku sambil berbicara sendiri dan bahkan hampir menabrak banyak orang di dekatnya, saking fokus memilih.

Ahh, Changbin hampir lupa. Tadi juga, disela-sela aktivitas memilih buku, Daera sempat menelpon lucas hanya unuk menanyakan buku yang cocok. Ayolah! Disebelahnya ada Changbin yang juga sedikit mengerti masalah kedokteran seperti itu.

Mengapa Daera lebih memilih Lucas yang entah sedang pergi kemana dan dengan siapa, daripada Changbin yang berada tepat disebelahnya dan mengikuti kemana Daera pergi mengelilingi toko buku?

Itu membuat Changbin dengan perlahan menyesali keputusannya untuk mengantar Daera ke toko buku. Mengapa tidak mengajak Lucas saja kalau begitu?

Lihatlah, Changbin sedang mengomel dengan siapa sekarang?

Dia menunduk, menatap Cooky yang sekarang sudah berada tepat didepan kakinya. Changbin yang masih di dekat sofa ruang tamu, menggendong Cooky seperti bayi dan mengelus kepala nya kemudian membawanya memasuki rumah menuju ruang tengah.

Changbin menurunkan Cooky ke sofa duduk dan dia berjalan menuju laptop hitamnya yang berada dibawah televisi. Sekilas Changbin memikirkan Daera yang menurutnya sedang sibuk melihat-lihat buku yang baru ia beli.

Changbin menggeleng-gelengkn kepalanya. Ia ingin menghilangkan semua pikiran yang ada dikepalanya.

Tidak! Pekerjaanku lebih penting!

Kakinya berjalan menuju sofa dengan laptop hitamnya yang sudah ia bawa. Ia membantingkan diri diatas sofa yang empuk dan mulai sibuk memainkan laptopnya.

Sekarang, tangan dan pikirannya sibuk dengan pekerjaan yang terpaksa ia bawa pulang itu. Sesekali ia menyesali keputusannya untuk kembali ke rumah, namun entah malaikat apa yang membisikkan, bahwa keputusannya itu tak salah.

Changbin menenangkan pikirannya sendiri. Changbin sesekali menengok pada Cooky dan mengelusnya perlahan.

Terdengar suara gaduh dari lantai atas rumahnya. Seperti ada seseuatu yang menghantam atas rumahnya yang tinggi. Namun, pikirannya lagi-lagi tertuju pada gadis yang sudah ia nikahi itu.

Apa yang ia lakukan?

Changbin mengelus bulu lebat Cooky, kemudian segera berdiri dari sofa.

°°°

"Cooky, tunggu sebentar, ya? Aku harus keatas."

Mungkin Changbin sudah gila? Daera melihat semua yang Changnin lakukan tadi, dari anak tangga paling atas. Memang, sudah sering Daera mengobrol dengan Cooky. Tapi, bagi seorang Seo Changbin? Apa itu hal umum?

Entahlah, sekarang lelaki itu sedang berdiri di anak tangga paling bawah tangga, dan menatap Daera heran. Lagi.

"Kau ingin pergi? Lagi?"

Terdengar nada lelah disana. Daera mengangguk. Changbin hanya berbalik badan dan berjalan kembali duduk di sofa. Tangannya mengambil laptop dan menaruh diatas pahanya kemudian kembali berkutat dengan laptopnya.

Tanpa memperdulikan Daera yang sekarang giliran menatapnya heran.

Apa itu? Dia tak mau mengantarku lagi? Ahh, sudahlah.

"Aku pergi dulu." pamit Daera yang bisa dikatakan sedikit kecewa. Dan berjalan ke pintu keluar sambil membenarkan letak tas selempangnya.

Didepan pintu yang masih terbuka. Ia mengambil ponselnya dari tas. Ia mencari nomor telepon Juyeon, kakak laki-laki tertuanya yang paling menyayanginya dibandingkan Daehwi, ia tinggal di Canada dan sedang pulang ke Korea.

Daera menekan tombol call, kemudian segera mendekatkan ponsel ke telinganya. Daera ingin meminta tolong pada Juyeon agar mengantarnya ke rumah pohon itu. Seketika juga, ia menyesali keputusannya yaitu menolak ajakan Daehwi tadi.

Tuutt..tuutt..

Ia mendengar nada sambung panggilan teleponnya ke ponsel Juyeon, namun belum diangkat. Moodnya sedikit membaik saat itu, tapi kemudian ia teringat dan kembali merutuki dirinya yang menolak ajakan langka Daehwi.

Daera apa kau bodoh? Bisa-bisanya beranggapan bahwa Changbin akan bersedia mengantarmu. Ya! Ada apa denganmu? Lagipula ada apa dengan Daehwi oppa? Tak biasanya ia bersedia mengantarku juga. Ahh.. ini sangat aneh! Ini semua sangat aneh!

Lee Daehwi. Kakak kedua Daera itu juga sebenarnya sangat perhatian pada Daera. Namun, karena mereka berstatus sebagai saudara kembar, jadi Daehwi sedikit gengsi menunjukkan rasa sayangnya pada Daera secara langsung.

Akhirnya Daera mendengar suara dari seberang sana. Ia tersenyum tipis.

"Yoboseyo? Daera~ya, ada apa?"

Itu suara berat milik Lee Juyeon.

"Oppa, kau dimana sekarang?"

"Aku? Dirumah Daehwi. Ada apa?"

"Boleh kesini sebentar? Tolong antarkan aku ke rumah pohon."

"Rumah pohon? Ahh.. kau sudah mengingat sesuatu? Mengapa tidak mengabarkannya padaku?------------ Ya! Tadi aku sudah menawarkan diri untuk mengantarmu dan kau menolaknya, dengan langsung mengatakan bahwa Changbin akan mengantarmu."

Daehwi merebut ponsel Juyeon dan mengomeli Daera habis-habisan.

"Mian, aku tak tahu------















Kalian tau apa yang terjadi? Changbin, manusia es itu merebut ponsel Daera. Sekarang Daera tengah menatap pria itu tajam, bahkan bisa dibilang lebih tajam dari tatapan Changbin pada Lucas saat itu. Sedangkan, Changbin segera mendekatkan ponsel Daera ke telinganya.

--------- Baiklah, aku akan mengantarnya. Jangan khawatir, serahkan saja padaku."

Dan memutuskan panggilan telepon secara sepihak. Daera membulatkan matanya, ia tak habis pikir saat ini. Daera menatap Changbin dengan tatapan heran dan aneh.

Ada apa dengan pria ini? Tadi dia membiarkanku pergi sendiri secara terang-terang dan sekarang seperti ini.

°°°

Lagi pengen publish cerita aja.

AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang