THE SECRET #37

1.8K 232 4
                                    

Changbin mengemudikan mobilnya cepat. Dijalanan yang tak begitu ramai untuk siang di Seoul. Ia sampai dipekarangan rumah orang tuanya.

Mobil putih tak asing terparkir didepan pintu masuk. Changbin sempat memberhentikan mobilnya sebentar, namun tak ada tanda-tanda bahwa pemilik mobil akan pergi.

Changbin memutuskan untuk turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam rumah.

Di ruang tamu, Soye, Joonyoung, dan seoeang lelaki asing berpakaian rapih sedang sibuk mengobrol. Changbin berhenti sejenak, berniat mengendap-endap berjalan menuju dapur. Tapi, Soye menangkap kedatangannya.

"Changbin? Itu kau?"

Changbin mematung. Ia berbalik sambil menunjukan muka datarnya.

"Kau datang, nak?" sapa Joonyoung, "Kenalkan ini Lee Sangyeon. Ayah kandung Daera."

Changbin mengernyitkan dahinya, "Ayah Daera?"

"Iya. Dia yang merencanakan semua ini." Joonyoung menjelaskan.

"Merencanakan apa?" Changbin masih belum mengerti.

"Kesinilah." ajak Soye, Changbin mendekat dan duduk di sofa sebelah Soye. Sangyeon tersenyum tipis, membayangkan anak perempuannya memiliki suami seperti pria dihadapannya terasa aneh. Terlebih sangat mudah ditebak bahwa Changbin adalah tipe orang yang jarang tersenyum, sangat terbalik dengan Daera yang periang.

"Jadi, jelaskan apa yang terjadi?" tanya Changbin.

"Daehwi dan Juyeon memberitahuku tentang hubungan pertemanan kalian saat masih kecil. Mereka bilang kalau pernah melihatmu ke rumah pohon diam-diam beberapa hari setelah kejadian dan mengikutimu. Mereka ingat kalau Daera juga pernah kesana. Setelah mencari beberapa bukti lewat surat, yang membuktikan pertemanan kalian, kami semua memutuskan untuk menjodohkan kalian."

Changbin mulai mengerti, "Jadi Daehwi dan Juyeon ada dibalik semua ini? Kalian juga?" Soye dan Joonyoung mengangguk, "Mengapa tidak bilang dari awal?"

"Kami hanya ingin kau menerima Daera sebagai istrimu apa adanya. Bukan karena dia teman masa kecilmu." jawab Joonyoung bijak.

Changbin terdiam. Ia kira perjodohan itu terjadi karena kesalahannya. Kecelakaan waktu itu. Kalau saja ia tahu lebih awal tentang semua ini, ia tetap akan menerima Daera apa adanya. Bukan karena gadis itu adalah noonanya.

°°°

5:00 KST

Daera menaruh sebuah mangkok berukuran besar diatas meja makan. Cooky sibuk mengikutinya yang sedari tadi bolak-balik di dapur untuk menyiapkan makan malam special ulang tahun Changbin.

Sebuah mobil terdengar berhenti di pekarangan rumah. Daera tersenyum gembira, ia berlari kecil membukakan pintu untuk Changbin.

Changbin membuka pintu, ia mematung sebentar melihat Daera yang sudah ada dihadapannya. Pria itu tersenyum, entah kenapa, seperti anak anjing yang baru saja bertemu dengan pemiliknya dan memeluk Daera erat.

Daera tentu saja membalas pelukan Changbin.

"Aku merindukanmu."

"Ada apa?" Daera heran.

"Pangeran itu aku, Daera." ucap Changbin senang. Daera perlahan tersenyum kemudian mengangguk.

"Aku tahu."

Changbin melepas pelukannya dan mengernyitkan dahinya, "Kau tahu? Sejak kapan?"

"Emm.. saat kau menenangkanku tentang Chaerim yang menembakmu."

Changbin mengingatnya, ia ingat saat itu memang ia menenangkan Daera dengan cara yang sama seperti saat ia menenangkan Noonanya. Tapi, Changbin tak menyadari kalau Daera orang yang sama.

Changbin tersenyum, ia sekarang tahu mengapa ia dapat mencintai gadis ini lebih daripada dirinya sendiri.

Ia menutup pintu yang sedari tadi belum tertutup dengan tangan kanannya tanpa berbalik. Changbin mendekatkan tubuhnya ke Daera, mengunci gadis itu di dinding dalam sekejap.

Sedangkan Daera, ia membelalakan matanya dan ikut mundur selangkah kecil mengikuti kaki Changbin yang bergerak ke arahnya. Daera menatap mata Changbin yang juga menatapnya dalam. Ia menjernihkan pikirannya.

Changbin mulai mendekat ke leher Daera, dan secara otomatis gadis itu juga mendongak sedikit, memberi ruang untuk Changbin beraktivitas. Tangan Changbin mulai melingkari pinggang ramping milik Daera, gadis itu memejamkan matanya saat Changbin sudah mulai bergerak setelah beberapa kali bibirnya mengecup singkat leher Daera. Changbin mulai bergerak perlahan ke rahang gadis itu membuat Daera semakin mendongak semakin keatas agar Changbin bisa lebih leluasa. Daera semakin memejamkan matanya. Daera melingkarkan tangannya di leher Changbin, gadis itu semakin mengeratkan pegangannya. Changbin menjadi makin liar. Pria itu melakukannya secara bertahap, mulai dari pipinya, dahinya, hidungnya, hingga menemukan pemberhentian terakhir. Changbin memiringkan kepalanya perlahan, Daera mengerti. Bibir mereka mulai terpagut, Daera membuka bibirnya perlahan memberi ruang untuk lidah Changbin masuk. Suhu ruangan yang awalnya dingin karena salju malam ini, menjadi panas seketika. Ciuman itu tampak manis dan menggoda. Tanpa sadar, jemari Daera menjambak rambut Changbin, dan berjinjit kecil agar Changbin bisa lebih mudah mencium Daera.

"Changbin~ah," bisik Daera, gadis itu memberi sedikit jarak antara mereka berdua. Daera tersenyum tipis, kemudian menengok kearah dapur. Disana Cooky menatap mereka berdua bingung. Daera tertawa pelan.

Changbin ikut menengok ke Cooky, kemudian memberi tatapan tajam pada hewan itu. Pria itu menggendong Daera ala bridal style dan berjalan menaiki tangga.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Daera, gadis itu dibawa masuk kedalam kamar. Changbin menutup pintu dengan kakinya, juga tanpa menengok ke belakang.

Pria itu menaruh tubuh Daera keatas ranjang, ia mematikan lampu kamar. Dikondisi kamar yang gelap, Changbin mulai beraksi. Ia melepas satu demi satu kancing kemeja yang ia kenakan. Pria itu melepas kemejanya paksa dan melemparnya asal. Ia menaiki ranjang dan mulai mengunci tubuh Daera dengan kedua tangannya disamping kanan-kiri Daera. Daera tersenyum tipis walau tak dapat Changbin lihat dikeadaan gelap seperti ini.

Pria itu mendekatkan kepalanya kembali ke leher Daera. Dan mulai semakin liar. Lagi.

Semoga mereka tidur nyenyak, yeorobun~

°°°
Mian, fya ga jago bikin adegan itu(ToT)

Silahkan menghalu masing-masing ㅋㅋㅋ~

Luv u all❤

AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang