THE SECRET #35

1.7K 233 0
                                    

Seperti yang Jangjun pesankan, jangan masuk dahulu. Changbin dan Daera hanya terdiam didepan pintu. Tak lama, pintu terbuka. Seorang wanita, yang pernah Daera lihat saat di cafe Jyeon saat itu.

Chaerim terlihat terkejut. Wanita itu menatap Changbin memelas, tapi pria itu hanya menatap Chaerim dingin. Chaerim langsung merubah tatapannya, rahang wanita itu mengeras karena marah. Wanita itu beralih menatap Daera dan menarik tangan Daera.

Daera terkejut setengah mati saat itu, Chaerim sudah berbalik melingkarkan lengan kirinya dileher Daera. Dan, entah sejak kapan, sudah ada pistol ditangan kanan Chaerim mengarah ke Changbin. Daera dan Chaerim berada di luar apartemen Lucas.

Hal yang Lucas khawatirkan terjadi.

Spontan Daera teriak. Chaerim mencekik Daera dengan kencang. Daera berusaha melepaskan diri. Chaerim menatap Daera tajam, entah ada sihir apa, Daera segera menghentikan niatnya.

Daera beralih menatap Changbin yang masih tak menyangka kejadian dihadapannya. Pria itu tersenyum lembut menatap Daera, seperti hendak mengatakan "gwaenchan~a, ada aku disini. Kau akan baik-baik saja."

Chaerim masih menodongkan pistol kearah Changbin. Jangjun dan Jackson sudah berada dibelakang Changbin. Lucas juga ikut berlari setelah mendengar teriakan Daera.

"Kalian jangan bergerak! Atau gadis ini akan mati!" nada suara Chaerim terdengar ketakutan.

Jangjun mengeluarkan walkie talkienya. Ia terlihat berbincang pada salah satu anak buahnya, Wooseok. Yang sesuai rencananya sudah siap berada di bawah apartemen dengan beberapa polisi yang sudah berjaga-jaga.

Jackson menatap Jangjun, seperti sedang melakukan pembicaraan, "Sudah?". Jangjun mengangguk dan tersenyum.

"Kami tak akan bergerak kemana-mana." Jangjun memamerkan smirknya pada Chaerim.

Chaerim menatap Changbin yang juga menatapnya balik dengan wajah datarnya. Ia menggigit bibir bawahnya, ketakutan. Chaerim beralih menatap Lucas yang juga menatapnya balik. Semua orang disana menatapnya hati-hati, takut ia akan melakukan sesuatu diluar akal sehat.

Chaerim kehilangan ide, ia langsung melepaskan Daera dan berlari menuju tangga untuk melarikan diri ke lantai dasar.

°°°

Daera yang tubuhnya lemas jatuh begitu saja saat Chaerim melepasnya. Chaerim mencekiknya sangat kuat, sampai ia tak bisa bernapas. Changbin berhasil menangkapnya dan memeluknya secepat kilat.

Napas Daera melemah, ia masih sanggup berdiri namun penglihatannya kabur, kepalanya pusing, napasnya masih tak beraturan. Changbin melepas pelukannya. Ia menatap Daera yang terlihat lemas.

"Gwaenchan~a?"

Daera terdiam, ia hendak mengangguk namun kepalanya tak mampu ia gerakan. Ia lemas tak berdaya. Kemudian, saat semuanya kembali normal, Daera tak dapat melihat apapun. Semuanya gelap.

Changbin membelalakan matanya, ia kembali menangkap Daera dan segera menggendongnya ala bridel style.

Jangjun dan Jackson sudah mengejar Chaerim lewat tangga yang sama. Changbin menangkap tubuh Lucas yang mematung menatap Daera yang pingsan.

"Apa yang kau lihat! Cepat bantu aku!"

°°°

Chaerim berhasil sampai di lantai dasar. Namun, pendengarannya menangkap suara langkah kaki yang menuruni tangga tanpa berbicara apapun.

Ia segera berlari keluar dari gedung apartemen. Chaerim mematung seketika. Beberapa polisi telah menodongkan pistol kearahnya. Sebuah helikopter dengan cahaya lampu sorot yang mengarah padanya juga ada tepat dikepalanya.

Chaerim spontan menaruh pistol yang sedari tadi belum ia taruh di saku jacket ke tanah. Ia mengangkat tangannya dan memejamkan mata.

Jangjun dan Jackson sudah sampai ditempat ikut berhenti. Jangjun mengambil borgolnya didalam saku jacket kemudian berjalan menuju Chaerim yang berada dihadapannya.

Ia menarik kedua tangan Chaerim paksa dan segera memborgolnya secepat kilat agar wanita itu tak bisa kabur lagi.

"Sebaiknya kau membuat banyak alasan lagi." sindir Jangjun dan membawanya masuk kedalam salah satu mobil polisi.

°°°

3:00 KST

Changbin tak tenang. Ia baru saja mendapat kabar buruk dari Daera. Gadis itu memiliki sebuah penyakit yang disebabkan olehnya. Karena kecelakaan mobil saat itu.

Changbin sudah mengganti pakaiannya dan kembali menjadi pasien biasa. Dan, kini Daera juga kembali menjadi pasien rumah sakit.

Ia menghela napas berat. Tangannya mengenggam erat tangan Daera. Gadis itu belum siuman dari dua jam lalu. Changbin menunduk. Ia memejamkan matanya sambil menghela napas berkali-kali. Berusaha mengontrol dirinya.

Daera membuka matanya pelan. Ia menangkap Changbin yang menunduk.

"Changbin~a, kenapa aku disini?" tanya Daera lirih.

Changbin menengok, ia berhasil menguasai dirinya dan tersenyum lembut. "Kau hanya kelelahan saja. Tapi tadi kau sempat pingsan, jadi kubawa kesini."

"Dan kau? Kenapa kau disini? Kau belum sembuh total. Kau harus kembali ke ruanganmu."

"Dan membiarkanmu sendiri disini? Tidak. Itu tidak akan terjadi." Changbin menggeleng.

Daera berusaha duduk, ia menatap Changbin lembut. "Pergilah. Aku tidak apa-apa. Hanya butuh istirahat sebentar."

"Kau gila? Bagaimana kalau vertigo-mu kambuh lagi? Tak ada yang tahu." Changbin membuang muka. Ia memilih menatap lantai. Ia tak akan bisa marah jika menatap Daera.

"Vertigo? Bagaimana bisa kau tahu?"

"Bagaimana bisa kau menyembunyikannya dariku? Penyakit itu bisa kau alami karena kejadian itu kan?"

"Tidak Changbin. Bukan karenamu."

"Kau tidak bisa berbohong padaku. Heemi yang mengatakannya padaku. Jika itu terjadi lagi padamu, aku tak akan memaafkan diriku sendiri." Changbin masih menatap lantai.

Daera tersenyum, baginya melihat Changbin marah dengan cara seperti ini sangat lucu. Ia meraih dagu Changbin kemudian membuat Changbin untuk menghadapnya.

"Dengar. Kau tak salah apa-apa. Aku mendapat penyakit ini karena diriku sendiri. Tak ada hubungannya denganmu. Jadi, jangan berpikir karenamu. Oke?" Daera meyakinkan Changbin.

Pria itu tersenyum. Ia mendekatkan kepalanya ke wajah Daera. Changbin memiringkan kepalanya dan mulai mencium bibir Daera.

°°°

AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang