3. Persyaratan yang Kamu buat

30.7K 3.1K 26
                                    

you're my Ghost

•••


8 Bulan lalu...

Saat ini Fabian sedang berada di sebuah cafe yang berada di tengah kota. Cafe ini ramai dikunjungi oleh remaja seperti Fabian, apalagi jika malam minggu tiba, cafe ini pasti akan sangat banyak dikunjungi.

"Yan, besok gue nyontek tugas fisika ke lo ya?" kata Kevin sambil mengunyah makanannya, mulutnya penuh makanan.

Fabian mendengus, "Lo nyontek mulu!"

"Sekali ini aja lah, Yan... Please yaaa.. " Kevin bertingkah sok imut, membuat Fabian merinding geli melihatnya.
"Jijik gue liatnya!" Fabian memutar bola matanya. Kevin hanya menanggapinya dengan cengiran khasnya lalu kembali memakan makanannya. Sembari menunggu Kevin menghabiskan makanannya, Fabian memilih untuk memainkan ponselnya. Suara lonceng yang tergantung di pintu cafe berdering, menandakan ada seseorang yang memasuki cafe itu. Fabian refleks menoleh kearah pintu, dia terdiam melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam cafe. Orang itu Sherly. Cewek yang disukainya sejak beberapa bulan lalu.

"Kenapa sih, Yan?" tanya Kevin yang merasa aneh dengan Fabian.

"Itu ada Sherly," Fabian menunjuk Sherly yang kini sedang memesan sesuatu, senyuman tipis terukir di wajah cowok itu.

"Samperin sana Yan, mumpung sendirian dianya! Ini kesempatan lo buat deketin dia setelah selama ini lo liatin dia dari jauh aja!" usul Kevin. Fabian berpikir sejenak, kemudian mengangguk.

Sherly melangkah keluar setelah selesai memesan sesuatu. Di tangannya membawa dua cup berisi kopi. Fabian membuntuti Sherly dari belakang, dia ragu untuk memanggil gadis itu yang kini terus menjauh. Terlihat Sherly yang sudah menyebrang jalan sedangkan Fabian kebingungan harus bagaimana, akhirnya dia memberanikan diri untuk memanggil Sherly.

"Sher-" ucapannya terpotong saat ponselnya tiba-tiba berdering, Fabian merogoh sakunya cepat seraya melangkahkan kakinya untuk menyebrang. "Hallo?" sapa Fabian. Fabian berhenti melangkah secara tiba-tiba, tangannya sudah bergetar hebat. Nafasnya sesak. Asupan oksigen seperti tidak masuk ke dalam tubuhnya. "Mama meninggal?" ujar Fabian mengulang perkataan orang yang menelepon itu. Ponsel Fabian jatuh ke tanah, suara klakson mobil meneriakinya keras. Seakan tidak mendengar, Fabian masih berdiri tegak dengan pikiran kosong.

Brukkkk

Tubuh Fabian terjatuh ke atas aspal. Kesadarannya hampir hilang.

"Gak papa?" terdengar suara pria bertanya panik. Fabian menggeleng pelan. Kepalanya yang terbentur aspal membuat pandangan buram, bahkan hampir gelap. Namun, dia harus ke rumah sakit segera untuk bertemu dengan ibunya.

"Saya gakpapa" lirih Fabian menahan rasa sakitnya. Dia berdiri tegak, kepalanya terasa sangat sakit sekarang.

"Maaf saya buru-buru, ini uang ganti rugi buat kamu ke rumah sakit, ya?." ucap pria itu sambil memberikan sejumlah uang kepada Fabian lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Bodo amat dengan uang ganti rugi, Fabian berlari dengan langkah tertatih-tatih. Pandangannya semakin memburuk. Dia berhenti sejenak dari larinya. Tangan Fabian mengucek-ngucek matanya keras, berharap bahwa pandangannya akan kembali normal. Namun, hal itu jelas tidak akan memberikan reaksi apa-apa padanya, dan akhirnya Fabian ambruk tak sadarkan diri.

Udara dingin menusuk kulit malam ini. Fabian yang masih terdampar di tempat, perlahan membuka matanya. Dia masih berada di jalan yang sama seperti terakhir kali dia pingsan tadi. Hanya saja ada sebuah jaket yang menyelimutinya saat ini. Entah milik siapa. Fabian membenarkan posisinya menjadi duduk, dia memijat pelipisnya pelan. Sakit kepala menyerangnya. Fabian mengedarkan pandangannya, tak ada orang satupun, tak biasanya jalanan ini sesepi ini.

You Are My Ghost [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang