31. Ketahuan

18K 1.8K 6
                                    

~ You are my GHOST ~

•••

Mira terpelonjak kaget saat melihat Fabian  berdiri di depan kelasnya. Punggungnya dia senderkan pada tembok dengan tangan dimasukan ke dalam saku celananya. Fabian menatap Mira dingin.

Mira berjalan mendekat, dengan jantung yang berdebar tak karuan. "Ada apa?" tanya Mira.

Fabian mengedarkan pandangannya, banyak orang yang menatap penasaran dan mengintip di balik jendela.

"Gue tunggu, di taman belakang." ujar Fabian lalu berlalu begitu saja. Mira menautkan alisnya bingung, lalu melangkah menuju taman belakang.

Mira mengedarkan pandangannya, mencari sosok Fabian. Mira tersenyum saat melihat Fabian duduk menunggunya di kursi berwarna coklat tua. Kakinya melangkah mendekat.

"Yan?" Fabian menoleh beberapa detik, kemudian kembali menatap lurus ke depan. Tanpa disuruh, Mira duduk di bangku coklat itu. Pandangannya mengikuti arah pandang Fabian. "Jadi apa yang mau lo tanya?" ujar Mira membuka suara.

"Gue mau liat makam Kesha," Mira langsung menoleh, menatap Fabian yang masih menatap lurus ke depan. "Gue mau liat itu." sambung Fabian.

Fabian menghela nafas.

Menatap wajah Fabian dari samping seperti ini, sungguh membuat Mira tidak bisa berkedip. Hatinya semakin berdebar melihat Fabian yang terlihat tenang.

"Jadi kapan lo ada waktu?" tanya Fabian, kini menatap Mira yang sibuk memperhatikannya. Fabian menautkan alisnya saat melihat Mira bengong. "Ehem!" Fabian berdehem pelan.

Detik selanjutnya Mira langsung berkedip, cewek itu salah tingkah. "Gu-gue masuk kelas dulu, ya, Yan!" ujar Mira cepat-cepat pergi. Fabian semakin dibuat bingung dengan tingkah Mira barusan. Fabian menatap punggung Mira yang semakin menjauh, lalu hilang di tikungan lorong.

••••

"Gue tunggu di gerbang sekolah, Yan."

Setelah menerima pesan Mira barusan, Fabian cepat-cepat mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja. Kevin yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

"Yan, mau kemana?" Fabian menghentikan langkahnya. Kesha berlari kecil untuk menghampiri Fabian. Senyumnya mengembang. "Mau kemana? Gue ikut dong!" ujar Kesha yang sudah berada di hadapan Fabian.

"Gak." tolak Fabian cepat. Kesha langsung manyun mendengarnya.

"Ayolah! Gue bosen nanti di rumah sendirian." rengek Kesha. Fabian menghela nafas. "Emang lo mau kemana sih? Sama siapa?" tanya Kesha penasaran.

"Jalan." ujar Fabian, sudah siap melangkah namun lengan Fabian dicekal oleh Kesha.

"Sama siapa?" tanya Kesha.

"Kepo lu ah!" Fabian mulai kesal, dia mencoba melepaskan cekalan Kesha.

"Jawab dulu, nanti gue lepasain!" seru Kesha. Entah kenapa Kesha sangat penasaran dengan hal itu. Lagi-lagi Fabian menghela nafas, lalu menatap Kesha.

"Mira. Puas?" ujar Fabian dingin. Kesha perlahan melepaskan cekalannya. Fabian membenarkan baju seragamnya sebentar, lalu melangkah pergi.

Kesha menatap nanar punggung Fabian yang semakin menjauh sampai akhirnya tak terlihat lagi.

Di sisi lain, Fabian dan Mira kini sudah berada di dalam mobil yang sama, yaitu mobil Fabian. Tadinya mereka akan menggunakan mobil Mira, namun Fabian menolak. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk naik mobil Fabian saja.

"Belok kemana?" tanya Fabian saat melihat perempatan jalan di depan.

"Kiri, terus abis itu kanan." ujar Mira terlihat gugup. Mira selalu gugup jika di dekat Fabian. Setelah Mira mengarahkan, Fabian hanya mengangguk mengerti.

Mobil terus melaju sama seperti arahan Mira tadi. Mereka sudah melewati beberap kilo meter untuk pergi ketempat itu, entah harus berapa kilo meter lagi mereka sampai.

"Masih jauh?" tanya Fabian yang mulai bosan karena sedari tadi mereka tidak sampai-sampai, ditambah lagi Mira yang sedari tadi diam saja.

Mira mengangguk pelan. "Lumayan, makamnya ada di kota lain." ujar Mira membuat Fabian langsung menoleh.

"Kita bakalan keluar kota?" tanya Fabian. Mira terkekeh saat melihat ekspresi Fabian yang terlihat terkejut. Mira juga merasa senang saat mendengar kata 'kita' yang Fabian ucapkan tadi.

"Tenang aja, gak terlalu jauh kok. Makamnya deket sama rumah gue yang dulu." ujar Mira menjelaskan. Fabian hanya diam saja.

Mobil Fabian akhirnya terparkir di area pemakaman yang cukup besar.

"Ayo turun!" ajak Mira sudah membuka pintu mobil, lalu turun. Sedangkan Fabian masih diam di dalam mobil. Tatapannya lurus ke depan, kosong. Hatinya belum siap melihat makam Kesha. Mira menautkan alisnya saat melihat Fabian yang masih duduk di dalam mobil. Diketuknya kaca mobil Fabian.

Fabian tersadar, lalu membuka kaca mobilnya.

"Yan, ayo turun!" ajak Mira kembali. Fabian mengangguk pelan, kemudian turun. "Lo gakpapa?" tanya Mira. Fabian hanya menggeleng.

"Lo duluan." kata Fabian pelan, mempersilahkan Mira untuk berjalan di depannya. Mira mengangguk, lalu melangkah.

Makam demi makam telah dilewati, Mira terus melangkah di depan dengan diikuti oleh Fabian di belangnya. Sedari tadi mereka hanya diam, tidak ada yang membuka suara, keduanya sama-sama sibuk dengan dunianya.

Fabian tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu meraih lengan Mira yang sedang berjalan. Mira ikut menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Fabian bingung.

"Kenapa, Yan?" tanya Mira bingung, lengannya masih di genggam. Fabian diam, pandangannya menatap tanah kuburan yang merah. "Kenapa sih, Yan?" tanya Mira lagi.

"Kesha ngikutin." ujar Fabian singkat. Mira melotot kaget, lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok Kesha.

"Lo tau dari mana? Lo liat dia? Mana sekarang Kesha-nya?" tanya Mira bertubi-tubi. Fabian melepaskan genggamannya.

"Lo gak cium bau strawberry?" tanya Fabian menatap Mira, Mira ikut menatap Fabian, dia mencium juga bau strawberry itu.

"Terus gimana?" tanya Mira mulai gelisah. Fabian menghela nafas, lalu berbalik.

"Sha, keluar sekarang." ujar Fabian datar.

Di sisi lain, Kesha yang sedang bersembunyi di balik pohon ketakutan bukan main. Kesha mengigit jarinya gugup. Dia takut jika keluar Fabian akan marah-marah kepadanya, tapi disatu sisi dia sudah ketahuan.

"Kalau lo gak mau keluar, gue yang samperin ke sana." ucap Fabian dingin seperti tadi, tapi perkataan ini lebih dingin. Kesha semakin gugup, kemudian menghela nafas mempersiapkan diri untuk keluar dari persembunyian.

Perlahan Kesha keluar dari balik pohon tersebut, terlihat Fabian yang menatapnya datar dan Mira yang menatapnya kaget.

"Gu-gue... "

••••

Tbc...

Vote, comant, and share yang teman-teman!

You Are My Ghost [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang