35. Dengarkan Hatiku

19.5K 2K 28
                                    

- You are my GHOST -

•••

Fabian berjalan santai menuju kelasnya. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya, dengan tas punggung yang di kaitkan di pundak kanannya. Telinganya disumpal Headset, lagu yang berjudul 'Dengarkan Hatiku' yang dia putar, itu lagu yang akhir-akhir ini yang sering Fabian dengar. Fabian menyukainya.

Banyak pasang mata yang memperhatikan Fabian, dan dia tidak suka jika diperhatikan seperti ini. Meskipun sudah biasa diperhatikan seperti itu oleh kaum hawa tetapi tetap saja dia merasa risih.

Ujian nasional tinggal beberapa bulan lagi, Fabian harus lebih giat lagi belajar agar dapat masuk universitas pilihannya. Fabian ingin sekali masuk fakultas kedokteran, ayahnya juga sudah menyetujui bahwa Fabian nantinya jadi dokter, karena memang dulu ibunya seorang dokter ahli bedah.

Saat sedang enak-enaknya mendengarkan musik, tiba-tiba ada seseorang yang menarik sebelah headsetnya. Otomatis Fabian langsung menoleh kepada sang pelaku yang tengah tersenyum lebar kearahnya.

"Lo gak kangen sama gue?" tanya orang itu. Bukannya menjawab, Fabian malah menatap orang itu tanpa berkedip. "Hello! Kesha di sini?" ujar Kesha lagi.

"Lo bersikap kayak gini, seolah-olah gak ada yang terjadi kemarin?"

"Yan! Oy, Fabian!" Kesha menggerakkan tangannya di depan muka Fabian, laki-laki itu langsung berkedip lalu membuang mukanya ke arah lain.

"Kenapa?" tanya Fabian datar. Kesha mendengus kesal ketika mendengar pertanyaan Fabian barusan.

"Masih aja dingin sama gue!" ujar Kesha sambil memanyunkan bibirnya. "Kali-kali kek, baik-baik sama gue!" sambungnya, langkahnya mengikuti Fabian yang juga mulai melanjutkan perjalanannya.

"Yan, Yan, liat deh tangan gue udah mau ngilang." Kesha memperlihatkan tangannya. Fabian menoleh sebentar kemudian menatap lurus ke depan lagi. Kesha tersenyum melihat reaksi Fabian yang seperti itu, tentu saja senyum yang di paksakan.

"Yan, liat muka gue deh, makin cantik gak?" ujar Kesha masih terus mencoba mensejajarkan langkahnya. Fabian tidak menggubris perkataan Kesha, tatapannya masih ke depan.

Kesha kembali mendengus kesal.

Dengan nekat Kesha menyentuh kedua pipi Fabian agar membuat cowok itu bisa berhadapan dengannya. Jantung Fabian berdegup kencang kali ini, tubuhnya membeku seketika. Kedua matanya masih mentap kedua mata Kesha.

Gadis itu tersenyum manis, lalu berkata, "Gue cantik gak?"

Hening, Fabian masih berkeliaran dengan dunianya. Matanya belum berkedip sampai sekarang. Kesha manyun melihat reaksi Fabian, lalu menepuk pipi Fabian pelan. Akhirnya Fabian tersadar, dengan cepat dia menjauhkan tangan Kesha dari pipinya.

"Lo apa-apa sih!" seru Fabian. Kesha terkekeh pelan. Fabian kembali melangkahkan kakinya, jantungnya masih berdetak kencang.

"Ohiya, Yan. Permintaan lo satu lagi apa?" tanya Kesha mengalihkan pembicaraan. Fabian tidak menjawab, dia fokus berjalan. "Yan, jawab dong!" seru Kesha yang mulai kesal.

"Gak ada." jawabnya singkat.

"Yakin?" tanya Kesha memastikan.

Fabian masuk ke dalam kelasnya, dan masih di buntuti oleh Kesha. Cowok itu duduk di bangku paling belakang, lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja. Kesha duduk di bangku yang berada di samping Fabian, senyumnya mengembang, matanya fokus menatap Fabian yang tertidur di atas meja.

"Yan?" panggil Kesha pelan. Hening, Fabian tidak menjawab.

"Yan?" panggil Kesha lagi. Hening kembali. "Lo tidur, ya?" tanya Kesha yang sebenarnya tau bahwa Fabian tidak tidur. Kesha menjatuhkan kepalanya di atas lengannya, matanya tak lepas dari Fabian.

"Lo inget pertama kita ketemu?" tanya Kesha pelan. "Waktu itu gue lagi duduk di taman itu dan lo liatin gue dari sini. Saat lo ketahuan lagi merhatiin gue, lo langsung buang muka." Kesha tertawa kecil, mencairkan suasana. "Tapi sebenernya gue udah tau dari sebelumnya lo bisa liat hantu, cuman gue pura-pura gak tau aja. Saat dulu gue tau lo bisa liat hantu, gue pengen banget minta bantuan dari jauh-jauh hari sebelum gue minta bantuan pada akhirnya. Gue dulu mikir, pasti bakalan ngerepotin lo kalau gue minta bantuan, eh ternyata bener, gue ngrepotin lo. Tapi, karena gue udah cape di dunia manusia, gue akhirnya minta bantuan lo buat bantu gue balik ke dunia gue."

Kesha menghela nafasnya, lalu kembali berbicara. "Tapi anehnya, Yan." mata Kesha mulai berkaca-kaca. "Sekarang gue gak mau balik ke dunia gue. Gue seneng di sini."

"Gue pernah nanya sama lo, apa gue gak bisa tinggal di sini lebih lama? Lo jawab 'enggak'. Lo bilang tempat gue bukan di sini. Gue sedih waktu itu, tapi kalau dipikir-pikir lo bener, Yan. Mau gak mau gue memang harus balik, walaupun gue gak mau." Kesha mengusap air matanya yang berjatuhan.

Fabian akhirnya mengangkat kepalanya, lalu balik membalas tatapan Kesha. Kesha mengalihkan pandangannya ke arah lain, malu jika terlihat menangis oleh Fabian. "Tidur lagi, gue malu dilihat nangis kayak gini." ujar Kesha parau.

Cowok itu tidak peduli, dia malah menyentuh kedua pipi Kesha dan membuat gadis itu menatap ke arahnya. Fabian mengusap air mata Kesha lembut, membuat Kesha membeku. "Nangis mulu." ujar Fabian pelan, tangannya masih mengusap air mata Kesha.

Bukannya berhenti menangis, air mata itu malah semakin banyak berjatuhan. Dada Kesha sesak diperlakukan seperti ini oleh Fabian, sedih dicampur bahagia. Kesha susah menjelaskan perasaannya saat ini.

"Lah, lo malah makin nangis?" tanya Fabian sibuk menghapus air mata Kesha yang semakin menjadi.

"Lo jangan baik gini sama gue." ujar Kesha suaranya parau.

Fabian menghentikan kegiatannya, lalu menatap Kesha bingung. "Kenapa?"

"Bego!" ujar Kesha kesal. "Gak peka! Dasar cowok gak peka!"

"Baik salah, jahat salah." ucap Fabian.

"Lo mending jahat sama gue! Lo baik sama gue itu semakin membuat gue susah lupa. Gue mau lupain lo, Yan. Gue mau balik ke dunia gue tanpa ada rasa sakit." tangis Kesha semakin menjadi.

"Lupain gue sebisa lo, kalau gak bisa jangan dipaksain."ujar Fabian terlihat serius. Dada Kesha semakin sesak.

Kesha bangkit dari duduknya. Gadis itu menaruh sebuah kertas kecil di atas meja. "Gue tunggu lo malam ini." ujar Kesha, lalu melangkah pergi.

"Kita akhiri cerita ini, Sha." langkah gadis itu terhenti, kemudian berbalik.

"Oke. Kalau itu mau lo. Gue tunggu malam ini." ucap Kesha kembali melanjutkan langkahnya dan kembali menangis.

•••

Mohon maaf nih, update nya lama. Author lagi UAS nih, ini juga aku maksain update hehe.
Jangan lupa vote, share, comment, yaaa!




You Are My Ghost [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang