Penerbangan 03

33.8K 3K 64
                                    

Indikasi galmovon #GagalMoveOn adalah masih ingat sentimentil mantan.
-Thor-

✈️✈️✈️

Setelah dari pemeriksaan rutin, Sean dan kedua anaknya langsung pulang ke rumah. Sean harus banyak istirahat karena tengah malam nanti ia akan menerbangkan pesawat sedangkan kedua anaknya masih ada beberapa hari lagi sebelum on duty.

Bekerja sebagai pilot itu kayak dokter, bisa dipanggil kalau ada keadaan tertentu. Sean harusnya masih off tapi rekannya yang sepangkat dengannya itu sedang berduka, alhasil Sean rela menggantikan tugasnya. Orang berduka kok disuruh kerja? Mana nuraninya?

"Itu tadi FO Papa dulu?" tanya Gilbert membuat sang ayah yang duduk di bangku penumpang depan menoleh ke arahnya sekilas.

"Iya. Kenapa?" Sean menyahuti.

"Siapa namanya tadi?" kembali Gilbert bertanya.

"Taren. Memangnya kenapa Bert?" Sean tidak pernah memanggil Gilbert dengan tiga huruf pertama nama anaknya, Gil. Dia tidak mau ada yang mengira anaknya gila karena dipanggil Gil.

Gilbert belum menjawab melainkan ia malah melorotkan tubuhnya. "Gak apa. Dia kelihatan playboy."

Sean terkekeh dan memilih mengganti siaran radio begitu saluran radio yang tadi mereka dengar melantunkan lagu yang bukan selera mereka. Sedangkan Islean mencibir pelan dan Gilbert mendesis memperingatkan.

"Ya, terserah dia dong mau playboy atau playdoo gak ada urusan sama Papa. Yang penting dia bisa Papa ajak kerjasama kalau kerja," jawab Sean sekenanya.

Sean tipikal orang yang gak mau tahu bahkan tidak pernah mau tahu urusan orang. Urusannya saja cukup memusingkan mau ngurus orang lain. Dia bukan netizen yang suka mengurusi hidup orang lain.

"Hati-hati lo sama dia. Potek hati lo, nangis kejer nanti," ceramah Gilbert kepada Islean membuat sang adik melengos.

"Ya, semacam gue bakal sering ketemu dia aja. Dia sama kita gak beda jauh pangkatnya kecuali dia kapten dah," jawab Islean sembari membalas chat temannya.

"Oh, dia ada bau-bau jadi kapten. Jam terbang dia lebih banyak dari kamu lho, Bert. Padahal dia setaun lebih muda dari kamu," cerita Sean saat kedua anaknya menyinggu FO yang dulu sering bertugas dengannya.

"Ya wajar aja bisa lebih banyak. Wong aku pernah salah masuk sekolah," Gilbert berkilah.

"Makanya waktu Papa tawarin beasiswa dicoba aja peruntungannya. Kayak gue dong, coba-coba eh untung," goda Islean membuat sang kakak geram. Ia menyubit bibir sang adik dengan begitu sayangnya sampai sang kakak melepaskan karena Islean terus memukulinya.

"Jam terbang dia udah berapa banyak sampe bisa dinaikin pangkat jadi kapten?" tanya Islean kepo. Dia teringat akan keinginan Taren terbang bersamanya ketika ia berhasil menjadi kapten.

"Gak tahu kalau yang itu Papa. Udah lama gak bareng dia. Intinya sudah tinggi sampe bisa calon kapten."

"Gelok. Terbang terus dia!"

"Itu namanya baru kerja yang jelas, ada target. Gak cuman asal terbang dapat pangkat," ceramah Sean.

Islean berdecak kagum berarti Taren itu tipikal pilot yang jarang menolak tugas. Namun ada satu pertanyaan terbesit di benaknya. Bagaimana caranya dia bisa gonta-ganti bahkan ada cadangan cewek kalau dia sibuk?

Yang namanya playboy cap paus pasti ada banyak akal untuk gaet cewek. Batin Islean menjawab.

Islean mendengus kecil harus dia akui kalau playboy macam Taren ini memang pantas menyandang gelar playboy cap paus. Good-looking, karir bagus, dan gaji mantap. Tiga indikasi playboy ala Wattpad terpenuhi.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang