Al tersenyum senang dengan rute penerbangannya kali ini. Setelah sekian lama tak berjumpa secara langsung dengan Islean, kini rindu secara diam-diam terpuaskan. Walau Islean hanya nebeng pulang, Al sangat senang karena satu pesawat dengan Tante Wafel-nya Rebbeca ini.
Kadang Al merasa dia harus berterima kasih kepada Rebbeca karena kalau bukan karena kelincahan Rebbeca akibat kurang micin, mana mungkin dia bisa dekat dengan Islean. Mungkin bisa tapi tak selancar yang ia alami sekarang. Islean orangnya santai, dicari ya ada, tidak dicari juga tidak masalah dan itu menambah nilai plus di mata Al.
Islean mau meladeni Rebbeca yang kadang-kadang bisa menelponnya tanpa sebab dan hebatnya dia tidak mengeluh menjadi pendengar celotehan abstrak Rebbeca. Seandainya Al memang duda seperti orang lain kira, mungkin dia memiliki nyali untuk lebih berani mengambil langkah. Tapi dirinya bukan seorang duda, dia seorang ayah di mana anaknya lahir karena ketidaksengajaan dan itu lebih sulit diterima dari pada dia seorang duda.
Al menghela napas. Entah karma apa yang ia bawa dari kehidupan sebelumnya sehingga hal ini bisa terjadi. Hubungannya dengan orang tua menjadi renggang, kehilangan kontak dengan Gina, khawatir dengan perasaan Rebbeca karena orang yang paling ia sakiti adalah anaknya sendiri. Mungkin saat ini Rebbeca belum mengerti tapi pasti ada saatnya Rebbeca merasakan di mana dia tidak diterima oleh masyarakat karena dia adalah anak hasil hubungan di luar pernikahan. Dan memikirkan itu semua membuat Al menjadi pusing.
Al menyampingkan segala pemicu stressnya dan harus bersiap untuk menyambut para penumpang yang mau berpergian ke ibu kota Jakarta. Dengan senyuman dan keramahan Al berserta pramugari lain menyambut tamu mereka. Ada yang membalas sambutan dengan ramah ada juga yang cuek bebek.
"Selamat si-" sapaan Al terhenti ketika ia melihat sosok tamu mereka yang masuk kali ini.
"-ang..." lanjutnya agak pelan dan tamu itu hanya tersenyum ramah membalasnya.
Tamu itu berlalu dan mencari tempat duduknya kemudian duduk begitu menemukannya. Al tanpa sadar mengekori sang tamu dan ia sama sekali tidak terkejut ketika tahu di mana tamu tadi duduk. Kelas bisnis di kursi dekat jendela persis kesukaan Rebbeca dekat jendela.
Senyuman tipis mulai menghiasi wajah Al, skenario semesta begitu penuh kejutan dan sedikit menyebalkan. Dia tahu masalahnya belum selesai, maka ia akan selalu mempertemukan dua orang yang masalahnya belum selesai. Kembali ia menghela napas sebelum memasang kembali topeng ramah tamahnya.
Al harus profesional walau di dalam hatinya ada gejolak yang tak bisa ia kendalikan ketika ia bisa melihat lagi sosok Regina Soewardi untuk pertama kalinya setelah enam tahun lebih mereka tak berjumpa.
✈️✈️✈️
Sama seperti Al, Gina juga terkejut ketika ia kembali bertemu dengan sosok Al setelah enam tahun berlalu. Di matanya Al tidak banyak berubah secara fisik, tapi yang berubah adalah auranya. Al terlihat begitu kebapakan sekarang dan jauh lebih tenang dari pada enam tahun yang lalu.
Jujur saja, ada rasa pilu di hati ketika ia melihat lagi sosok pria yang pernah mengisi hati bahkan menitipkan benihnya di rahim. Pilu yang Gina rasakan entah karena bertemu kembali sosok Al atau karena teringat masa lalu dan menyesal karena pernah menolak Al, tak ada satu orang pun tahu tentang penyebab pilu di hati Gina.
Enam tahun yang lalu Al menghamilinya, menerimanya ketika ia diusir oleh orang tuanya, menjaga dan merawat dirinya berserta janinnya, bahkan melamarnya. Tapi enam tahun yang lalu juga dirinya menolak untuk hamil, menangisi nasibnya, membenci kandungannya, dan meninggalkan Al berserta anak perempuannya.
Harusnya dia menggugurkan kandungannya saat itu. Harusnya ia tidak memberi tahu Al. Harusnya ia tidak memeriksa kehamilannya dengan tespeck saat di rumah. Banyak kata harusnya yang ada di benak Gina. Tapi sayangnya 'harusnya' itu berbeda dengan fakta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIDE
ChickLit[When You Fall In Love, Never Forget Your Pride] Apa salahnya kalau perempuan jadi pilot? Belum ada Undang-Undang negara yang melarang perempuan menjadi pilot. Perempuan aja boleh jadi presiden, mentri, gubenur, walikota, bupati, dan lainnya, masa g...