Penerbangan 35

21.1K 2.1K 97
                                    

Jadi gais lebih sakit digantung ama gebetan apa digantung sama thor? Dicut pas lagi deg2an apa ditinggal pas lagi sayang2nya?

Nah gais, karena thor adalah mahasiswa ekonomi maka thor menerapkan ilmu ekonomi di cerita ini.

Di mana untuk menarik customer, maka perlu strategi market yang menarik perhatian sama halnya dengan pembaca bila mana ingin medapat perhatian pembaca maka perlu strategi berupa menggantungkan pembaca di saat sedang seru2nya adegan.

Contohnya bab sebelumnya😂😅😆

Timpuk thor dengan buku akun!

Just for your information, pride bakal lama lagi updatenya karena thor udah mau uts.

Minggu2 depan mulai sibuk quiz, trus akhir feb UTS, setelah UTS gak lama quiz lgi lalu UAS, lalu libur bentar lalu semester akselerasi.

Intinya sibuk 😂😂 tapi tetap berusaha update ya baek kan saya😆😆

Mari kita deg2an riah. Berdoa aja semoga kali ini thor gak pake strategi marketing 😂

Strategi marketing thor untuk penutup cuap2 ini :
Follow ig thor : stellaaurelliaa

RAMAIKAN KEMBALI BAB INI KARENA THOR KEMBALI BERULAH KAMPRET DIAKHIRAN 😂😂

✈️✈️✈️

Semua membatu di tempat. Taren harap-harap cemas mendengar jawaban Islean, Islean masih berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak kencang, sedangkan Sean masih mengumpulkan nyawa karena tak sengaja menciduk Taren yang menyatakan perasaan ke anaknya dengan lantang, tegas, nan lugas.

Ketiganya sibuk dengan pikiran sendiri sampai Sean di tepuk bahunya dari belakang oleh salah satu pramugari.

"Mau foto gak, Kapten?" tanyanya yang membuat Sean tersadar dari lamunannya. Sean mengangguk lalu ia menutup pintu kokpit dengan pelan supaya dua anak muda yang sebenarnya sudah tak muda lagi itu dapat berbicara dengan leluasa.

"Kok gak dipanggil si Taren'nya?" tanya pramugari itu bingung, sedangkan Sean malah tersenyum tipis.

"Biarin aja mereka dulu. Kayak gak pernah muda aja," jawab Sean lalu ia memanggil istrinya untuk ikut berfoto bersama.

Pramugari itu menatap sang kapten dengan bingung dan didorong rasa penasaran yang luar biasa tinggi, pramugari itu membuka sedikit pintu kokpit dan mengintip dari celanya.

Sekarang dia mengerti maksud Sean tadi, lalu dengan pelan dia menutup pintu kokpit itu sambil tersenyum kegirangan sendiri.

✈️✈️✈️

Kembali ke dua anak manusia yang statusnya masih gebetan on the way taken. Mereka berdua bukannya tidak sadar kalau pintu kokpit tadi dibuka tutup hanya saja saking malunya mereka berdua, mereka tidak mau menoleh ke arah pintu kokpit.

Taren yang biasanya pede jaya layaknya nama perseroan terbatas itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya tanda malu.

"Ke-gap sama siapa dah? Ya Tuhan, kalau tahu bakal ke gap kan bisa bagusan dikit gitu kata-katanya," kata Taren kepada dirinya sendiri sambil mengusap wajahnya.

Islean ingin tertawa melihat cara Taren mengekspresikan rasa malu dicampur frustasinya itu. Tapi untuk sekarang rasa malunya lebih dominan daripada keinginannya untuk tertawa.

Mereka kembali diam dengan wajah merona, tak tahan akan kesunyian yang mendalam, Taren memutuskan untuk keluar dari kokpit mencari angin guna meniup segala beban pikirannya, sekaligus berfoto seperti rencana para crew ketika masih di bandara Soekarno-Hatta.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang