Penerbangan 10

22.7K 2.4K 57
                                    

Wahiya author mabok kemarin untung ada yang nyadar😂😂
Kali ini dan semoga seterusnya kagak mabok lagi ya hahaha

✈️✈️✈️

Wajah boleh playboy tapi hati tetap calon bapak.
-Taren-

✈️✈️✈️

Islean bangun dari tidurnya yang cukup pulas setelah minum susu. Cara Taren ampuh juga, dirinya bisa terlelap langsung dan nyenyak walau tak senyenyak di kasur. Langit masih gelap dan penerang di pesawat hanya lampu kuning di atas kompratemen.

Islean menyalakan lampu baca supaya dia bisa melihat dengan jelas pukul berapa yang ditunjukan arlojinya. Setengah lima waktu Indonesia bagian barat. Mungkin sebentar lagi giliran dirinya bertukar tugas. Sebelum ke kamar mandi untuk melakukan ritual bersih mulut dan pengosongan perut, Islean minum air mineral yang sudah ia sediakan di botol minumnya.

Setelah mengatur tempat duduknya ke tempat semula, Islean bergegas ke kamar kecil dengan membawa kantung plastik berisikan pasta gigi dan sikatnya pemberian maskapai untuk para penumpang serta crew supaya tidak bau jigong.

Dirinya sudah tidak sabar untuk segera tiba di London, dia ingin meluruskan pinggangnya yang mau patah. Untuk para crew, kasur adalah pasangan hidup yang dinanti-nanti setelah penerbangan yang melelahkan, maka tidak heran kebanyakan dari crew langsung pingsan di tempat saat masuk kamar hotel sehingga lupa menghubungi keluarga di rumah. Tepar coy.

"Lin?" tanya Markus saat melihat Islean keluar dari kamar kecil.

"Kita tugas sekarang?" tembak Islean langsung dan kapten itu mengangguk kecil.

"Okay."

Untung saja dia sudah mengosongkan perut dan menyikat gigi. Bagi Islean bekerja dengan napas bau jigong itu hal yang menjijikan karena rasanya ada sesuatu di mulut dan itu sangat tidak nyaman.

"Oh, saatnya kita bertukar. Taren, ayo kita isi bensin kita dulu," kata Erlangga saat melihat Markus dan Islean di kokpit. Taren tidak langsung menoleh kebelakang, dia dan Erlangga malah bersiap untuk melepas segala sabuk pengamannya. Ketika semua sudah terlepas barulah Erlangga keluar dan Markus langsung mengambil alih. Erlangga langsung meninggalkan kokpit setelah pamit untuk istirahat, sedangkan Taren, dia baru keluar dari kursinya akhiran dan karena sempitnya kokpit di tambah besarnya tubuh Taren menambah kesempitan itu.

Kendati sempit, Taren masih bisa berucap syukur karena dia bisa melihat wajah Islean dari dekat.

"Morning," sapa Islean lalu memberi ruang lebih supaya Taren bisa keluar dengan leluasa.

"Morning," balas Taren dan kali ini dia yang memberi ruang untuk Islean masuk ke kemudi tempat yang ia duduki.

"Panas juga pantatmu," komentar Islean begitu mendaratkan pantatnya di kursi sembari memakai sabuk pengaman. "Anaknya bakal banyak."

Taren menoleh dan kebetulan pula Islean juga menoleh kearahnya. Wanita itu tersenyum manis lalu mengacungkan jempolnya ke arah Taren.

"Good job, playboy. Have a good rest." Islean mengalihkan pandangannya dan bersiap bertugas. Taren masih cengo di kokpit namun tak lama senyumnya terbit. Taren berpamitan ke Markus dan juga Islean lalu keluar dari kokpit dengan perasaan senang tak terduga.

✈️✈️✈️

Al terbangun pukul setengah enam pagi dan dia merasa semua badannya menjadi kaku. Al bangun dari posisi baringnya lalu memutar setengah badannya hingga tulangnya berbunyi dan setelah itu barulah Al merasa nyaman.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang