Penerbangan 33

16.6K 1.8K 51
                                    

Biar kalian baca thor taruh curhatan thor di atas aja 😂

Nyatanya bab kelewat lancar itu sakit sama kayak kelewat sayang sama gebetan itu ujungnya sakit :')

Heiho kalian semua, menunggu kuupdate tidak? Kalau tidak juga gak apa hahaha

Jadi gais kalian nunggu apa gak akan nih cerite? Sebab thor kadang suka bingung ini cerita Al-Gina apa Taren-Islean sih 😂😂 kok campur aduk gini ya?

Ya udahlah ya nikmatin aja nanti lama kelamaan thor bisa mengerti kenapa thor bisa nulis demikian.  Hahahaha ingat thor gak pernah nulis pake kerangka cerita kudu begini-begono.

Ibaratnya kek lapak K's Bride niatan asli thor Nara sama Kai karena mereka berdua sedikit mencerimkan thor dgn mantan gebetan eh tapi thor malah menjodohkan doi sama Kenneth yang ternyata ulalala mau thor cari di dunia nyata ini huahahahahaha

Dan kenapa Nara thor jodohkan dengan Kenneth? Bagi yang belum baca silakan cari tahu jawabannya dilapak terfenomenal thor itu ya yang tahu silakan komen tapi jangan spoiler 😂

✈️✈️✈️

Entah ini termasuk hal bodoh atau tidak, kini Al datang untuk menepati janjinya kepada Gina alias Ina yang ingin bertemu dengannya di saat dia masih libur dari tugasnya.

Kali ini Al tidak membawa Rebecca padahal biasanya dia selalu membawa bocahnya itu kemana saja selagi dia ada di Jakarta hitung-hitung melakukan quality time dengan anak semata wayangnya itu. Al sepakat dengan Gina untuk bertemu selama Rebecca masih sekolah untuk menghindari pertanyaan yang terkadang Al bingung mau menjawabnya apa, seperti, 'Kenapa harus ketemu saat Becca lagi sekolah?'; 'Kenapa gak boleh ikut?'; dan 'Memangnya Tante itu siapa?'.

Apa yang Al lakukan sekarang persis ketika tahun-tahun awal Gina meninggalkan mereka, menunggu. Walau konteksnya berbeda tapi intinya tetap sama Al menunggu Gina dan sebenarnya tanpa Al sadari sampai sekarang bahkan detik ini juga dia masih berharap Gina datang menemuinya.

"Sorry, aku telat. Aku kesiangan tadi," kata Gina yang membuyarkan lamunan Al sambil memainkan cangkir kopinya.

"Oh, oke. Kebiasaanmu masih sama rupanya," balas Al dengan suara kian lama kian mengecil. Mungkin benar mereka sudah tak berjumpa selama enam tahun, tapi bukan berarti kenangan indah bersama Gina mati. Mereka tetap hidup di hati Al dan itu yang membuat Al masih berharap.

Gina mendengar apa yang Al katakan tadi. Dia hanya bisa menunduk lalu menarik kursi di hadapan Al sebelum ia duduk dan memanggil pelayan untuk memesan kopi berserta sandwich untuk brunch-nya.

Seperti yang mereka duga, kecanggungan langsung menyertai mereka. Al belum mau berbicara dan begitu juga dengan Gina. Gina bingung bagaimana memulai pembicaraan yang benar ketika dia bersama Al di saat dia tahu dia adalah biang masalah dari semua masalah yang masih terjerat di kaki Al maupun kakinya sendiri.

"Kamu apa kabar?" satu pertanyaan terlontar dari mulut Al dan tentu saja sedikit mengundang rasa kaget dari Gina.

"Aku baik-baik aja. Kamu?" Gina tak bisa menyangkal kalau suaranya sedikit begetar karena ada sejuta rasa yang luar biasa tak enak ketika dia berhadapan dengan Al.

"Aku baik. Senang rasanya tahu kalau kamu baik-baik saja." Al menampilkan senyuman manisnya dan rasa sesak di dada menghampiri Gina.

Jika dia boleh menangis sekarang, ingin saat itu juga dia menangis. Senyuman hangat dan manis Al adalah hal yang dia sukai. Cukup melihat senyuman Al dia merasa semua akan baik-baik saja. Rasa itu masih sama dan jujur saja rasanya begitu menyenangkan bernostalgia dengan kenangan manis masa lalu.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang