Penerbangan 34

18.7K 2.2K 80
                                    

Nyatanya nunggu Taren itu nongol sama aja kayak nunggu Rangga datang.

Hai people yang merindu akan Taren dan menantikan aksinya, thor akhirnya come back setelah perhatian thor teralihkan oleh matkul2 yang semakin cetar membahana membabi buta bagai tinju saitama.

Sekarang thor mengerti mengapa banyak author yang kuliah berhiatus riah karena memang alasan fokus kuliah itu bukan cuman formalitas belaka tapi karena faktanya memang otak dan hati udah berpaling ke matkul bersama anaknya yaitu tugas2 dari dosen.

Percaya gak sama thor, walau baru semester 2 bener-bener baru anak ingusan anak kuliah, tapi rasanya begitu sampe kos setelah kuliah rasanya mau tidur aja gak mau makan dan lain-lain. Cuman mau bobo dengan tenang.

Makan jarang tapi berat naik kan kampret ya 😂 ini yang thor alami hahaha....

Jadi alasan kenapa thor hilang dari peredaran cuman ada tiga alasan :
1. Gak ada ide
2. Gak ada ide jilid ii
3. Tepar setelah selesai kuliah.

Tapi berkat komentar kalian yang suka menanyakan abang Taren, thor seminggu sekali nyicil untuk buat satu bab doang. Karena brainstromnya gak sekenceng pas sma, zaman masih muda2 dan segarnya ide. Kan thor tahun depan udah mau kepala dua ya, udah mulai tua.

Yang jiwanya udah tua makin tua dibalap umur. Kapan bisa mudanya? Tapi kalau mau ikutin trend seusia thor rasanya gak cocok karena masih kecil tapi gayanya kek tante-tante.

Tahu ah gelap. Idup mah gak ada abis-abisnya kalau dibahas. Ya udahlah silakan nikmati bab ini, bab ini cuman ada Islean, Taren, Sean, dan Ariana doang serta satu dua kata tentang mantan.

Silakan menikmati dan TOLONG BANJIRI KOMEN DI BAB INI KARENA THOR BERBUAT KEJAHATAN DI AKHIR BAB INI HUAHAHAHAHAHAHA

✈️✈️✈️

Nembak plus denger jawaban doi itu lebih bikin jantung jedag jeduer daripada liat dokter mau nyunat.
-Taren Takut Ditolak-

✈️✈️✈️

Waktu itu selalu jalan maju, gak pernah mundur apalagi stop di masa lalu karena dia selalu move on gak mau terjebak di kenangan manis mantan. Itu yang Taren pikirkan jika ditanya kenapa waktu selalu maju bukannya mundur. Saking majunya si  waktu, Taren sampai lupa kalau hari ini hari terakhir simulasi dan besok adalah hari pertama mereka terbang ke Samarinda.

Gugup? Sudah pasti, karena untuk pertama kalinya Taren akan mendarat di Samarinda dengan pesawat besar bukan kecil, tapi rasanya gugupnya Taren akan hari H bukan yang itu tapi yang 'itu'. Setelah selesai simulasi, Sean yang ditunjuk menjadi kapten untuk penerbangan ke Samarinda nanti melihat kegugupan Taren.

Laki-laki yang sudah memiliki dua generasi penerus itu menatap Taren bingung. Baginya laki-laki sekelas Taren itu aneh dan tidak cocok gugup sebab Taren yang ia kenal itu penuh percaya diri, agak konyol, suka jaim ala-ala dan terbuka. Bukannya agak diam dan gugup seperti sekarang.

"Gak usah gugup, Tar. Muka-muka kayak kamu gak cocok gugup beginian," kata Sean begitu mereka keluar dari ruang simulator.

"Terus saya cocoknya apa?" tanya Taren dengan jujur. Penting sekali baginya untuk mengetahui pandangan calon mertua tentang dirinya.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang