Kegiatan KBM hari ini telah berakhir dan murid - murid SMA Bima Sakti berhamburan keluar menuju gerbang.
"Fan,kita duluan.. byeee" ucap ketiga sahabat Fanya ."Iya, hati-hati tar di culik trus di jual deh lo ke luar negeri" candaan Fanya yang membuat mereka semua tertawa.
"Hahaa.. bisa aja lu Fan" ucap Raina lalu pergi bersama Dania dan Zahra.
Fanya tengah menunggu jemputan di tempat biasanya."Duh lama amat sih bang Ryan,panas banget lagi" omel Fanya
Drrrtttt....
Tiba - tiba handphone Fanya berdering menandakan pesan baru masuk.
Bang Ryan
Sorry dek gue gak bisa jemput lo,gue ada urusan mendadak.Lo pulang naik taksi aja ya!Fanya yang sudah membaca pesan dari kakaknya langsung mengomel sendiri tak jelas dengan wajah khasnya kalau sedang marah.
"Ishh.. bang Ryan nyebelin banget ah,masa gue di suruh pulang naik taksi sih,mana udah sore lagi.. taksi mana ada yang lewat sini..ahgg" omel Fanya sambil menghentakkan kakinya di tanah.
"Jalan aja deh,toh rumah gue deket juga, nungguin taksi kagak nongol -nongol" ucap Fanya lalu segera berjalan keluar gerbang sekolah.
Fanya pun pulang dengan berjalan kaki.Sesekali ia melantunkan lagu sambil berlari kecil membuat orang yang melihatnya terheran - heran.
"Wuuiih.. cewe cakep nih.. sendirian aja.." ucap salah satu laki - laki yang kini sudah berada tepat di hadapannya sambil mencoba memegang tangan Fanya.
"Wahh mangsa baru" ucap laki - laki lainnya di iringi seringai jahatnya.
Fanya mencoba untuk tidak takut.Kini sudah ada 3 cowok yang di yakininya murid SMA Cendikia,karena terlihat dari lambang yg menempel dibaju mereka tepatnya sebelah kanan atas.Mereka bertiga mencoba mendekati Fanya dan mencoba memegang tubuh Fanya.
"Jangan takut dong...kita gak bakal jahatin elo kok.. tegang amat tuh muka.. hahaa" ucap laki - laki itu lalu tertawa keras di barengi oleh kedua temannya.
Fanya mencoba bersikap santai.Ia ingin sekali teriak sekencang - kencangnya,namun ia pikir akan percuma saja,karena tidak akan ada yang mendengarnya.Jalan kecil ini hanya di lewati ketika sedang macet saja.
"Bodoh bodoh bodoh!! Ngapain gue lewat sini siihhh.. ya Tuhan.. tolong Fanya... mama.. papa.. abang... tolongin Fanya!!!" teriak Fanya dalam hati berharap orang yang di sebutkan namanya mendengar bahwa Fanya sedang dalam bahaya.
"Ayuk ikut kita.. kita jamin lo bakal seneng deh kalo sama kita..di JAMIN!" ucap laki - laki itu sambil mencoba meraih tangan Fanya.
"JANGAN MACEM - MACEM LO YA!!" teriak Fanya yang sudah tak tahan.
"Woohh galak bener.. cantik - cantik galak yaah..." ucap orang itu sambil tertawa keras.
"Ayuuk ikut kita aja sayang... kita bakal seneng - seneng.." ucap orang itu sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Fanya.
Plak!
"ANJING!! JANGAN COBA - COBA NYENTUH GUE BAJINGAN!!!" teriak Fanya setelah menampar pipi kiri laki - laki itu.
Merasa tak terima dengan perlakuan Fanya akhirnya tangan Fanya di tarik secara paksa oleh laki - laki yang di tamparnya tadi.
"Ikut gue!! Sebelum gue akan MARAH besar sama lo!! " ucap laki - laki itu dengan penuh penekanan.
"LEPASIN ANJING!! JANGAN NYOBA NYENTUH GUE!! ATAU LO-" ucap Fanya terpotong.
"Atau apa??" tanya laki - laki itu
"ATAU APA HAH?? GAK BISA JAWAB KAN LO? MAKANYA LO NURUT AJA" lanjut laki - laki itu dengan emosi.
"DASAR BAJINGAN KALIAN SEMUA!! ANJING!!! CUUIIHHH!!!" Teriak Fanya lalu meludah tepat di hadapan ketiga laki - laki itu.
Plak!!
Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Fanya.
Panas
Nyeri
Sakit
Itulah yang kini Fanya rasakan."Cepet bawa dia" perintah laki - laki itu yang di yakini adalah ketua genk mereka.
Fanya pun pasrah.Ia di tarik - tarik secara paksa oleh kedua laki - laki bejad itu.Sampai deruman motor terdengar begitu keras di telinga Fanya.
"LEPASIN DIA!!"ucap orang itu datar.
"Rafa..." ucap Fanya lirih.Ya orang itu adalah Rafa.
"Siapa lo hah?? Ada urusan apa lo sama kita??" Ucap laki - laki yang kini melepaskan cengkramannya pada Fanya.Dan melangkah ke arah Rafa.
"BACOT!!"teriak Rafa lalu melayangkan pukulan kepada laki - laki itu.
Bugh!..
Bugh
Bugh..!
Bugh
Bugh!.!Pada saat Rafa akan melayangkan pukulan terhadap big boss mereka.Kedua tangan Rafa di pegang oleh kedua laki - laki yang di pukulinya tadi.Saat ini Rafa pun tidak bisa apa - apa.Pukulan demi pukulan terus di layangkan oleh big boss mereka di perut Rafa berkali - kali.
Terlihat salah satu dari mereka tumbang.Dan yang ketiganya pun tumbang dengan seketika.Akhirnya Rafa pun terlepas dari cekalan tangan kedua lelaki itu.
"Raf lo gak papa kan??" Tanya Doni heboh sendiri melihat keadaan sahabatnya yang seperti itu.
Pletak!
"Bego! Dia luka - luka gitu lo bilang gapapa??" ucap Rendy setelah menjitak kepala Doni.
"Ya iya maap.Gue kan khawatir" jawab Doni memelas
"Bacot Lu pada.Sekarang cepet bawa Rafa sama Fanya ke rumah sakit" ucap Azka mengakhiri perdebatan tak masuk akal itu.
"Gak usah cuma luka ringan kok" ucap Rafa
"Dikit lagi juga sembuh.Gue mau anter Fanya dulu ke rumahnya" lanjut Rafa."Lo yakin masih kuat bawa motor?" Tanya Zikra
"Kalo gak kuat lo sama gue aja,biar Fanya nanti gue telpon Bara aja" ucap Rendy.
"Eh kutil! Kalo lo sama Rafa gue di kemanain?? Gue terbang gitu?? Tega bener bang" ucap Doni memelas
"Oh iya! Hehe gue lupa kalo gue tadi kesininya bareng elo.Abis gue pikir gak guna juga gue boncengin lu,gak ada menariknya sama sekali.Kalo sama Rafa kan bed-"
"Ayo Fan gue anter pulang entar kemaleman nunggu dua curut ini kelar debatnya"ucap Rafa yang kini sudah duduk di atas motornya dan memakai helm full face nya.
"I-iya" ucap Fanya lalu menaiki motor milik Rafa.Rafa pun melajukan ninjanya menuju rumah Fanya.
"Waahh Rafa gak solid nih.. yuk kita nunggu di rumahnya aja" ucap Azka lalu mereka berempatpun segera pergi meninggalkan tempat itu.
🍒🍒
Ada yang nungguin gak?
Hehe pasti gak ada ya? Ya udahlah...Jangan bosen - bosen ya..
Jangan lupa tinggalin jejaknya !..
--------- --------
Ya udah sampai jumpa di part selanjutnya..
See you papayyy👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )
Teen FictionCover by @BlackWhiteAN "Dan lo adalah orang kedua yang bikin gue nyaman setelah bunda gue" ~Rafael Albar Givano "Gue gak tau perasaan apa ini.Gue nyaman setiap deket elo,dan begitupun sebaliknya. Gue merasa seluruh dunia ngehindarin gue kalo lo gak...