"Raf!! RAFA TUNGGU!!!!" teriak Fanya sambil berlari menghampiri Rafa.
"Raf sorry banget ya,kemaren gue balik sama duluan sama Raksa.Gue mau ngabarin elo,tapi handphone gue mati.Lo juga kelamaan sih" jelas Fanya.Setelah mendengar ucapan Fanya,Rafa pun kembali melanjutkan jalannya tanpa menjawab ucapan gadis itu.Fanya yang melihat Rafa seperti itupun hanya bisa menghela napas.Mungkin saja Rafa marah padanya,pikirnya.
'Apa dia marah karna gue balik sama Raksa?'
"Ya ampun gue lupa bawa baju olahraga!! Mampus!! Alamat kena hukum nih gue!"ucapnya sambil menepuk jidat,lalu langsung berlari meninggalkan tempat itu.
Bel pulang berbunyi...
Fanya tengah duduk di pos satpam sambil menunggu taksi yang lewat.Sangat membosankan baginya.Ia memilih naik taksi karena Rafa sedang marah padanya,jadi tidak mungkin jika hari ini Rafa mau mengantarnya pulang.
Tiba - tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di depan pos satpam.Sepertinya Fanya mengenali mobil itu,tapi dimana ya?.Fanya pun memperhatikan mobil itu dengan seksama.Sampai suara klakson mobil terdengar.
Tit tit...
"Siapa sih tuh di dalem? Jangan - jangan penculik lagi!!!" Ucapnya dalam hati.Saat ia sudah mengambil ancang - ancang untuk berlari.Ada seseorang yang memegang pundaknya.
"Aaaaaaaaaa!!!!" Teriak Fanya.
"Woe,lo kenapa? Ini gue"
"Abang??? Ini beneran lo? Kok lo disini? Kenapa gak ngabarin kalo mau kesini?" tanya nya heboh melihat orang yang memegang pundaknya tadi ialah Ryan,kakaknya.
"Satu - satu kek nanyanya.Ya udah cepet masuk.Nanti gue jelasin"
Di rumah...
"Ryan kok gak bilang kalau mau pulang,tau gitukan bunda masakin makanan kesukaan kamu" ucap mama Ryan n Fanya
"Ryan cuma sebentar doang kok mah.Ada urusan kecil aja,paling besok udah balik lagi kesana"
"Ya udah Fanya ke atas dulu ya" Fanya pun berlari menuju lantai atas.
"NANTI IKUT GUE YA KE RUMAH TEMEN GUE!!" teriak Ryan kepada Fanya.
"GUE GAK MAU KALO KE RUMAHNYA SI CUNGKRING YA.BOSEN GUE!"
"GAK BAKALAN ELAH.JAM 3 SORE HARUS UDAH SIAP.GUE TUNGGU"
"ADA SYARATNYA DONG BANG!!"
"APAAN LAGI SIH?"
"MONEY MONEY..."
"DASAR MATA DUITAN.IYA IYA GUE BELIIN APA YANG LO MAU SETELAH INI"
"NAH GITU DONG BANG...asalkan ada money-nya ya gue siap selalu..."
Pukul 14.30
"Kita mau kemana sih bang?" tanya Fanya
"Ikut aja banyak tanya lu"
Mobil Ryan berhenti di sebuah toko bunga.Ryan dan Fanya pun turun dan segera masuk ke dalam toko bernuansa putih tersebut.
Ryan pun sedang sibuk memilih bunga yang akan dibelinya.Sampai ia mendapatkan bunga mawar merah dan putih lalu di rangkai menjadi bucket.
Merekapun segera melanjutkan perjalanannya.
"Buat siapa sih tu bunga bang? Oh gue tau pasti buat si Raina kan?"
"Mmm tapi Raina itu gak suka bunga mawar dia itu suk----"
"Buat temen gue" potong Ryan cepat sebelum gadis itu mencerocos panjang lebar yang bisa membuat telinga Ryan ngilu.
"Temen lo cewek ya?" Tanyanya lagi
"Cowok"
"Kok lo ngasih bunga sih? Aneh lo bang!"
"Dia lagi ultah sekarang,jadi gue mau kerumahnya buat ketemu sama dia.Hm udah lama soalnya gue gak ketemu dia karena jadwal kuliah yang padat" jelasnya.
Setelah 15 menit,sampailah mereka di suatu tempat.
"Lo gak salah bang?" Tanya Fanya bingung
"Udah yuk ikut aja" Fanya pun berjalan mengekor di belakang Ryan.Berhentilah Ryan di sebuah makam.Ya! Tempat yang mereka kunjungi adalah tempat pemakaman.Ryan berhenti di sebuah makam yang bertuliskan nama seseorang yang Fanya tak kenal.
'Kenova Alfarrel Danendra'
Ternyata bukan hanya mereka berdua di makam itu.Namun,ada seorang lelaki yang tengah duduk disamping makam itu sambil menaburkan bunga.
Sepertinya Fanya mengenalinya.
"Rafa?" ucapnya ragu.Lelaki itupun berbalik.Dan benar saja orang itu adalah Rafa.Tapi sedang apa dia disitu?
"Fanya? Bang Ryan? Kok kalian disini?" Tanyanya dengan raut wajah menunjukkan keterkejutan.
"Lo siapanya Ken?" tanya Ryan
"Lo kenal sama abang gue?" Tanyanya balik
"Abang?"
"Iya.Ken itu abang gue.Gue adeknya"
"Lo serius??" Tanyanya sekali lagi.
"Iya Ken itu abang gue"
"Ya ampun.Ternyata dunia ini sempit ya? Pantes aja pas pertama gue ngeliat lo di rumah gue,gue udah kayak ngerasa deket sama lo.Ternyata lo adeknya sahabat gue"
"Hehe ya.. gitu deh" jawab Rafa kaku
"Trus pas gue SD sampe SMP gue sering main ke rumah Ken tapi gak pernah ngeliat elo" tanya Ryan
"Sejak kecil gue tinggal sama kakek nenek gue" Ryan pun hanya beroh ria.
"Trus lo bilang mau ngerayain ultah temen lo itu siapa?" Giliran Fanya yang bersuara.Ryan terlihat menghembuskan nafas berat.Setelah itu mengambil posisi duduk di samping makam orang yang bernama Ken tersebut.
"Gue mau ngerayain ulang tahun sahabat gue,yaitu Ken.Selamat ulang tahun ya,sekarang umur lo udah bertambah sama kayak gue.Tapi kita udah beda alam ya? Gue masih gak nyangka lo pergi secepet ini"
"Kadang gue ngerasa gue pingin ngulang masa - masa bahagia itu sama elo.Bolos bareng,dihukum bareng,sampe kena marah bonyok karna ngabisin uang SPP buat jajan" ucapnya di akhiri tawa ringan.
"Lo inget gak pas SMP kita beda kelas.Lo marah - marah saat itu ke wali kelas karna mereka pisahin kelas kita.Gue sih berpikir gak papa sebenernya walaupun kita beda kelas,yang penting masih dalam sekolahan yang sama.Tapi enggak dengan lo,lo tetep kekeuh mau sekelas sama gue.Sampe gak mau sekolah berhari - hari karna itu.Akhirnya kepsek pun mindahin kelas lo"
"Lo bahagia kan disana? Disini gue bahagia kok.Gue pamit,nanti kapan - kapan gue kesini lagi.
"Gue harap lo bahagia disana.Lo inget kan tanggal lahir gue? Sayangnya tahun ini lo gak bisa kasi kado buat gue,sekedar ngucapin aja gak bisa.Ya udah bahagia terus,gue pamit"
"Bang,gue pamit.Kapan - kapan gue kesini lagi kok.Gue slalu doain elo dari sini.Bahagia terus bang"
Hai pa kabar?
Jangan bosen - bosen ya baca cerita ini..Jangan lupa vote n coment nya..
Lavyuu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )
TienerfictieCover by @BlackWhiteAN "Dan lo adalah orang kedua yang bikin gue nyaman setelah bunda gue" ~Rafael Albar Givano "Gue gak tau perasaan apa ini.Gue nyaman setiap deket elo,dan begitupun sebaliknya. Gue merasa seluruh dunia ngehindarin gue kalo lo gak...