EXTRA PART B

5.4K 177 4
                                    

Pagi ini Fanya menjalani rutinitasnya seperti biasa. Ia bangun saat matahari mulai masuk ke kamar melalui celah jendela.

Ia meraba ke samping. Kosong. Itu artinya Rafa sudah bangun terlebih dahulu. Astaga istri macam apa dia. Seharusnya dia yang bangun duluan dan membangunkan suaminya kemudian memasak. Ini malah sebaliknya.

Kemudian ia segera turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. 20 menit kemudian ia sudah menyelesaikan acar masak memasaknya dan bertepatan juga Rafa baru turun.

"Raf sarapan dulu yuk!" Ajak Fanya.

"Ga usah. Aku sarapan di kantor aja." Jawabnya tanpa melihat sedikitpun ke arah Fanya. Kelihatannya ia masih marah pada Fanya sejak kemarin.

"Kamu masih marah ya?" Tak peduli dengan ucapan Fanya, Rafa langsung bergegas pergi meninggalkan Fanya.

Melihat Rafa pergi Fanya tak tinggal diam, ia langsung menghampiri Rafa. Dan tiba - tiba ...

Bruk.

Tubuh Fanya tiba - tiba ambruk begitu saja kelantai dan dengan perasaan terkejut otomatis Rafa langsung menghampiri Fanya.

"Fanya kamu kenapa?" Ucapnya panik takut terjadi apa - apa pada istrinya.

"Fanya! Jangan bercanda deh! Gak lucu!!" Dirasa tak ada jawaban dari Fanya ia langsung menggendong tubuh Fanya menuju mobilnya.

Skip >>

" Jadi Fanya sakit apa dok?" Tanya Rafa pada dokter yang memeriksa Fanya tadi.

"Istri kamu baik - baik aja. Hal itu wajar terjadi pada wanita yang sedang hamil." Ucapan dokter tersebut sukses membuat Rafa dan Fanya terkejut dan sekaligus senang.

"Ja-jadi saya hamil dok?" Tanya Fanya yang masih tak percaya.

"Iya. Dan sudah berjalan 4 minggu."

"Raf aku hamiiil!!"

"Iya iya. Yuk ke rumah Mama pasti Mama seneng banget denger kabar ini."

"Ayuk!"

"Tolong jangan kecapean dan kerja berat - berat ya .. soalnya usia kehamilan segitu masih rawan." Ujar dokter itu pada Fanya.

"Iya dok. Makasih."

"Ya sudah kami pamit. Sekali lagi makasih dok." Pamit Rafa.

"Iya sama - sama."

***

"Apa?? Kamu hamil?? Berarti bentar lagi Mama punya dua cucu dong... uuhh senengnya.. jadi gak sabar deh." Ujar Mama Fanya kegirangan.

"Ih Mama biasa aja dong jangan teriak - teriak gitu. Ntar Abi bangun."

"Iya iya maaf. Habisnya Mama seneng banget."

"Ya udah aku mau tidur dulu capek."

"Ya udah sana. Abi biar Mama yang jagain."

"Eh eh Fanya kamu mau tidur di kamar atas?"

"Iya emang kenapa?"

"Gak boleh. Kamu denger kan kata dokter kamu gak boleh kecapean. Apalagi kamar kamu itu di atas dan harus naik tangga. Kamu tidur di kamar Mama aja."

"Aiish.. plis deh Mama gak usah lebay. Tangganya juga gak banyak - banyak amat kok."

"Kamu itu kalau dibilangin selalu ngeyel. Yodah terserah kamu aja. Tapi awas kalo ada apa - apa Mama gak mau tanggung jawab."

Fanya pun langsung menaiki tangga tersebut dan tak menghiraukan Mamanya yang sedang mengomel di bawah.

Fanya langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Di barengi dengan Rafa juga.

The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang