🐝 Part 41

5.1K 168 8
                                    

Happy reading.....
Semoga puas ya❤

___________________________________


Satu tahun berlalu...

Setelah kepindahan Raina, semua berjalan sesuai rutinitas sehari - hari. Namun, semua yang dikatakan Raina bohong, sejak saat itu Raina tak pernah menghubungi Fanya dan sahabat yang lainnya. Awalnya Fanya kesal mengapa Raina membohonginya. Padahal Raina sudah berjanji bahwa mereka tidak akan lost contact tapi  apa yang Raina lakukan? Raina sama sekali tak pernah menghubunginya.

Tapi lama kelamaan Fanya sudah mulai terbiasa. Ia sudah tak terlalu sedih mengingat Raina. Karena saat ini selalu ada Rafa yang menemaninya dan kedua sahabatnya yang slalu setia disampingnya.

Tak terasa kini mereka sudah kelas XII bukan waktunya lagi untuk bermain dan pacaran. Mereka harus fokus menghadapi ujian sekolah. Setelah melewati beberapa ujian sekolah bulan lalu. Kini murid SMA harus berperang kembali melawan Ujian Nasional tepatnya satu mingguan lagi.

Fanya pun sudah tidak pernah bertemu atau sekedar mengirim pesan pada Rafa karna harus disibukkan dengan mata pelajaran begitupun sebaliknya.

Dan bang Ryan? Bagaimana nasib abangnya itu? Ryan tetap menunggu Raina kembali. Ia tetap yakin bahwa Raina akan kembali kepelukannya. Kini, ia sudah semester akhir dan tinggal setahun lagi ia akan wisuda.

Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia sudah wisuda ia langsung menemui orang tua Raina untuk melamarnya. Ia masih bersabar menunggu Raina kembali sampai saat ini. Terkadang ia sempat berpikir apa dirinya sedang di permainkan oleh takdir? Tapi mengapa? Apa alasannya? Disaat ia sudah sangat sayang pada seorang gadis, mengapa Tuhan selalu membuat jalannya berliku? Mengapa perjalanan cintanya tidak pernah mulus? Harus ada tanjakan, turunan, berliku, batuan, ah semuanya lah.

Ia pernah berpikir juga akan mundur dan menghapus kenangan Raina dihatinya untuk selamanya. Tapi ia urungkan niatnya karna ia yakin bahwa Raina akan kembali dengan senyuman manisnya untuknya.

***

Fanya sedang fokus belajar dikamarnya. Bahkan ia sampai mematikan ponselnya agar tidak mengganggu konsentrasinya.

"Aduh ini nih pelajaran yang paling gue benci. Kenapa sih harus ada rumus fisika didunia ini? Kenapa juga matematika harus ada rumus aljabar, kuadrat, transformasi geometri, akar, pangkat, daun, batang, buah, ayam, babi, kucing, kerbau! Ishh ngeselin!"

"Pantesan para profesor palanya botak. Orang tiap hari yang dimakan rumus fisika. Gimana kagak rontok tuh rambut kalo tiap hari makanannya RUMUS RUMUS RUMUS!" Dumel Fanya yang sudah pusing mempelajari rumus - rumus dibukunya itu.

"Kalo gue jadi presiden nih ya, bakalan gue hapus tuh segala rumus di Indonesia. Biarin deh semuanya jadi goblok asalkan matinya kagak cepet - cepet."

"Ah badmood kan jadinya." Fanya langsung berdiri dari kursinya dan langsung melompat ke kasur.

"Haaaaah.. mendingan bobo aja. Biar  mimpi bisa ketemu Rafa." Ia pun memejamkan matanya lalu tertidur pulas.

Sedangkan dilain tempat Rafa tengah serius menjawab soal - soal latihan Fisika. Ia tak terlalu pusing untuk menjawabnya karna memang Fisika adalah hal biasa bagi seorang Rafa yang sangat berbanding terbalik dengan kekasihnya.

Setelah selesai menjawab 20 soal fisika. Ia mengistirahatkan otaknya sejenak. Lalu mengambil ponselnya berniat menghubungi Fanya.

Namun ia segera mengurungkan niatnya itu karena takut mengganggu waktu belajarnya. Ia juga sangat lelah seharian belajar disekolah apalagi setelah pulang kerumahpun masih belajar.

The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang