🐝 Part 30

4.6K 158 3
                                    

BRUAK!!! BRUAK!!

Sebuah balok kayu jatuh dan mengenai kaki Fanya. Fanya pun hanya bisa merintih dan menahan sakit yang menjalar di kakinya itu.

"Aah.. Fanya gak kuat.. hhmm to-tolong!" Serunya dengan sisa tenaga yang ia miliki.

BRUAK!!

Saat ia sedang berusaha berjalan kearah jendela dengan tertatih, plafon diatasnya tiba - tiba ambruk dan mengenai sekujur tubuhnya. Ia merasakan sakit yang teramat sangat. Dan setelah itu seketika ia tak sadarkan diri.

FANYA!!!

Rafa terlihat sudah berada diambang pintu. Ia menerobos kedalam gudang tersebut tanpa takut bila api itu mengenai tubuhnya.

💢

Mama Fanya tak henti - hentinya menangis melihat keadaan anaknya. Semua orang sudah mencoba menenangkannya, namun begitulah naluri seorang ibu jika melihat anaknya sedang kesakitan.

Papa Fanyapun sedari tadi hanya diam sambil mendekap mencoba menenangkan istrinya. Ia tak habis pikir jika putrinya akan mengalami hal separah itu.

Semua orang sedang berada diruang tunggu tempat Fanya ditangani. Merekapun berdoa sambil berharap - harap cemas semoga tak terjadi hal serius pada Fanya.

Sedangkan Rafa? Sedang apa lelaki itu? Ia sedari tadi hanya diam sambil mengenang semua kebersamaannya bersama Fanya. Sampai tak terasa sebulir air mata jatuh dari pelipis matanya. Ia pun segera menghapusnya karena tak ingin orang lain melihatnya.

Ryan pun sedari tadi hanya menatap pintu ruangan Fanya. Setelah mendapat kabar bahwa Fanya mengalami kecelakaan ia langsung meninggalkan kampus dan segera menuju rumah sakit. Entah kenapa rasa sakit menjalar ditubuhnya melihat sang adik tergeletak tak berdaya di ranjang rumah sakit.

"Yang sabar.. gue juga sakit ngeliat adek gue ngalamin hal separah ini." Ucap Ryan memberi semangat pada Rafa. Rafa pun hanya membalasnya dengan senyuman.

Ditengah keheningan, terdengar suara langkah kaki terburu - buru dari arah lain. Otomatis semua orang yang ada disitu pun langsung melihat ke sumber suara.

"Ryan! Gu-gue minta maaf hiks..hiks.. gu- gue udah keterlaluan. Tolong maafin gue hiks hiks... gue emang jahat hiks gue jahat hiks.. hiks... gue nyesel udah ngelakuin semuanya hiks.. gue bener - bener minta maaf hiks-"

"Maksud lo apa?" Tanya Ryan datar

"Gu-gue dan Amel yang ngerencanain untuk nyelakain Fanya-"

Plak!

Satu tamparan keras melayang tepat dipipi kiri Raina. Bukan Ryan yang menamparnya. Tepat sekali Rafa lah yang menampar Raina. Ia sudah tak tahan dengan pernyataan Raina ke Ryan.

"APA LO BILANG? HAH? LO BILANG APA ?!! JADI LO YANG UDAH NGERENCANAIN SEMUANYA?? LO YANG NGEJEBAK FANYA DI GUDANG? DAN LO JUGA YANG BAKAR GUDANG ITU? IYA?? LO JAWAB GOBLOK!!! BUDEG YA LO?!!" Bentak Rafa.

"Gue gak nyangka Rein lo bisa ngelakuin ini ke sahabat lo sendiri." Ucapnya memelan.

"Gue cuma mau bales dendam ke Ryan karna dia udah ngegantungin gue selama ini. Tapi, gue sadar sekarang kalo yang gue lakuin itu salah-"

"IYA EMANG SALAH!! SALAH BANGET MALAH. TRUS DENGAN LO NGELAKUIN KAYAK GINI LO PIKIR BANG RYAN MASIH MAU SAMA LO? HAH?"

"LO JAWAB ANJING!!!!"

"Udah Raf... udah.. dia perempuan. Sekarang gue minta lo pergi dari sini!" Ucap Ryan menengahi.

"Gue minta maaf hiks.. gue cuma mau lihat keadaan Fanya... gue khawatir sama dia hiks...hiks..."

"Gak ada yang perlu lo khawatirin dan gak ada yang perlu lo sesali. Semua udah terjadi, dan sekarang gue minta lo pergi!!"

"Gue pengen lihat Fanya... hiks..hiks gue pengen lihat kedaan--"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI!!!" Sentak Ryan dengan tingkat kesabaran yang sudah memuncak.

Raina pun langsung berjalan pergi meninggalkan tempat itu dengan air mata yang masih mengalir deras.






Hai?
Tinggal beberapa part lagi udah end... tunggu aja ya..
Jangan lupa voment nya ok?

The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang