🐝Part 23

4.7K 155 0
                                    

Kelas XI IPA-2

"Raina,ada titipan dari bang Ry--"

"Tunggu ya Fan.Gue ke sana bentar" potong Raina.Fanya pun secara otomatis menarik kembali tangannya yang sudah terjulur ke arah Raina.

"Raina aneh deh.Biasanya kalo udah bahas soal bang Ryan paling semangat tu anak!" ujar Dania.

"Tul betul" timpal Zahra.

"Apaan sih tu Fan? Surat ya? Gak elit banget deh abang lo.Jaman gini masih pake surat - suratan" celetuk Dania

"Semua orang punya cara tersendiri untuk membahagiakan orang yang dicintainya" jawab Fanya

"Tapi Raina gak slalu bahagia tuh sama abang lo.Malah akhir - akhir ini sering galau tu anak!" ujar Dania

"Lo gak tau apa - apa,jadi mendingan lo diem aja ya.." ucap Fanya lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya entah kemana.

Fanya berjalan menyusuri koridor sekolahnya.Tujuannya saat ini adalah taman belakang sekolah.Sudah beberapa hari ini ia tak mengunjungi tempat itu.Biasanya jika ada waktu Rafa mengajaknya ke taman,meskipun hanya untuk membahas soal OSN.

Saat ini entah kenapa,ia merasa kesepian.Sudah beberapa hari ini Rafa mendiamkannya hanya karna kejadian saat itu.

'Apa alasan Rafa marah ke gue? Padahal Raksa cuma nganter gue pulang dan gak lebih dari itu.Apa dia.. ah enggak - enggak gak mungkin lah dia suka sama gue.. aduh ngomong apa sih lo Fanya!!!'

'Tapi ... gue nyaman deket sama dia'

Saat Fanya sedang merenung sendiri di taman itu.Ia mendengar ada suara seseorang yang berbicara.Ia pun mengikuti arah suara itu.

"Raina? Dia ngapain disitu? Dan siapa laki - laki itu?" tanya nya dalam hati setelah melihat siapa pemilik suara tersebut.Tapi ia tak bisa melihat jelas siapa lelaki yang berbicara dengannya karena ia memakai topi.

"Tapi gue gak bisa di giniin.Gue sakit! Gue sakit.Gue pendam semua ini sendirian.Asal lo tau itu.Lo gak pernah kan ada di posisi gue? Seakan dia ngasih lo harapan tapi dia juga yang jatuhkan harapan itu!"isak Raina lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.Lelaki itu pun terlihat menenangkannya dengan mengusap lembut bahunya.

"Kemarin gue liat dia jalan sama cewek lain.Trus disini gue berperan sebagai apa? Peran pengganti? Hah?" Lanjutnya.

"Lo masih beruntung dia masih peduli sama lo.Sedangkan gue? Orang yang gue cinta malah mencintai orang lain dan dengan setia menunggu harapan orang yang di cintainya tanpa melirik sedikitpun ke arah gue" ucap lelaki itu.Raina pun langsung menatap lelaki itu.

"Siapa?" Tanyanya

"Elo" ucapnya yang seketika membuat Fanya terpaku.

"Gue sayang sama lo.Gue yang slalu merhatiin elo tanpa lo tau itu.Apa gue bisa gantiin posisi dia di hati lo?" tanyanya.

Fanya langsung terpaku mendengar ucapan lelaki itu.Sebenarnya ada hubungan apa mereka? Dan apa mungkin Raina benar - benar sudah melupakan Ryan? Oh sungguh sial abangnya itu.Ia sudah berusaha dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk hubungan mereka kedepannya,tapi Raina malah salah menanggapi maksud Ryan.

Fanya pun langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa amarah di lubuk hatinya.Raina tidak tau apa yang sudah abangnya rencanakan kedepannya untuk hubungan mereka.Raina hanya menganggap Ryan hanya mempermainkannya dan memberinya harapan palsu.

Fanya pun berpikir ia tak akan memberikan surat itu kepada Raina setelah ia melihat kejadian tadi.Percuma saja jika ia memberikannya,Raina pasti hanya beranggapan buruk tentang abangnya.

◇ ◇ ◇

Raina langsung meninggalkan kelas setelah mengetahui alur pembicaraan Fanya.Fanya seperti ingin memberikan sesuatu padanya yang membuat Raina penasaran, tapi rasa kesalnya melebihi rasa penasarannya itu.Ia pun mencari alasan untuk menghindar,dan ia memutuskan untuk meninggalkan kelas.

Kakinya melangkah menuju taman belakang sekolah.Tempat itulah yang sering di datanginya belakangan ini.

Seperti biasa ia duduk di bawah pohon dengan lutut yang di tekuk di depan dada,padahal ada kursi panjang di taman itu.

"Galau lagi?" tanya seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Raina.Lelaki itu pun mengambil posisi duduk di samping Raina.

"Kayaknya udah gak ada harapan lagi" lirih Raina.

"Lo kok pesimis banget sih.Gue kan udah pernah bilang sebelumnya jangan dulu negthink, lo kok egois banget sih jadi orang!"

"Tapi gue gak bisa di giniin.Gue sakit! Gue sakit.Gue pendam semua ini sendirian.Asal lo tau itu.Lo gak pernah kan ada di posisi gue? Seakan dia ngasih lo harapan tapi dia juga yang jatuhkan harapan itu" kali ini Raina tak mampu menampung air matanya lagi.Ia menangis.Raina pun refleks menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Raksa,ya lelaki itu adalah Raksa orang yang senantiasa mendengar semua keluh kesah Raina akhir - akhir ini.

"Kemarin gue liat dia jalan sama cewek lain.Terus disini gue berperan sebagai apa? Peran pengganti? Hah?" ucapnya di sela - sela tangisnya.

"Lo masih beruntung dia masih peduli sama lo.Sedangkan gue? Orang yang gue cinta malah mencintai orang lain dan dengan setia menunggu harapan dari orang yang di cintainya itu tanpa melirik sedikitpun ke arah gue"ucap Raksa sambil menatap kosong ke depan.

"Siapa?" tanya nya

"Elo" Raina pun langsung menatap Raksa

"Gue sayang sama lo. Gue yang slalu merhatiin elo tanpa lo tau itu.Apa gue bisa gantiin posisi dia di hati lo?" tanyanya tapi kali ini ia menatap lekat mata gadis di sampingnya itu.

"Ah iya.. pasti gak bisa ya? Dia kan berarti banget buat lo? Lo juga udah lama kan nyimpen rasa buat dia? Sedangkan gue? Gue cuma orang baru yang masuk di kehidupan lo" lanjutnya lalu di akhiri dengan tawa ringan.

"Sorry banget,gue gak tau sama sekali soal itu.Maaf udah bikin lo kecewa,tapi gue bener - bener gak bisa berpaling dari dia sekalipun dia udah bikin gue kecewa berkali - kali" jelas Raina sambil menunduk takut.

"Udah gak perlu merasa bersalah gitu dong,gak papa kok santai aja.Ya udah kalo gitu senyum dulu dong" Raina pun langsung menyunggingkan senyum termanisnya ke arah Raksa.


Hai hai...
Masih ada yang nunggu gak?
Aku harap sih masih ada ya..hehe..
Jangan lupa vote n coment ya gaes..

The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang