Satu minggu berlalu.
Fanya sudah sembuh total dari sakitnya.Ia juga sudah pulang ke rumahnya karena mama papa nya sudah pulang dari luar kota.
Sebenarnya bunda Rafa masih ingin Fanya tinggal lebih lama di rumahnya,tapi ia pun tidak bisa menolah keinginan Fanya yang ingin pulang ke rumah mama papanya.
Fanya pun sudah menceritakan tentang kondisinya selama ortunya keluar kota.Saat ia terjatuh dari tangga dan bunda Rafa menyuruhnya tinggal sementara dirumahnya sampai mama papa Fanya balik.
Papa mama Fanya pun sempat kaget saat Fanya mengatakan ia jatuh dari tangga dan di bawa ke rumah sakit.Tapi karena keadaan Fanya sekarang baik - baik saja merekapun kembali lega.
"Untung ada Rafa dan bundanya.Kalo sampai kamu jatuh dari tangga trus gak ada yang tau kan makin parah keadaan" ucap Vina setengah khawatir
"Iya mah.Waktu Fanya tinggal di rumah Rafa juga bunda baik banget mah,aku di rawat layaknya anak sendiri"
"Kamu harus terima kasih sama keluarga Rafa.Untung ada mereka,jadi kamu aman waktu papa sama mama gak ada" ucap Irwan
"Ya udah kamu istirahat sana.Besok katanya mau sekolah kan?" Titah mama Fanya sambil mengelus lembut rambut Fanya.
"Iya.Mah pah.Aku ke atas dulu"
"Hati - hati naiknya"
"Iya iya mamaku sayaaang" ucap Fanya berakhir dengan ciuman dipipi kanan mamanya.
S•
•K
I•
•PFanya tengah menyusuri koridor sekolahnya.Ia sangat semangat pagi ini karena akan bertemu dengan sahabat - sahabatnya.Karena sudah satu minggu ia tidak sekolah.
Saat akan menaiki tangga Fanya sengaja berlari agar cepat sampai di atas.
"Gak usah lari - lari bisa gak sih? Apalagi ini di tangga!"sentak seseorang di belakang Fanya.Orang itu pun langsung mensejajarkan posisinya bersampingan dengan Fanya.
Fanya langsung kaget mendengar sentakan seseorang di belakangnya.
"Ntar kalo lo jatoh gimana?" ucapnya lagi,tapi kini sudah berada di samping Fanya.
"Rafa.."
"Sorry.. gue lagi semangat aja soalnya"ucap Fanya sambil cengengesan."Gak usah lari lagi!!" Setelah mengucapkan hal itu.Rafa pun meninggalkan Fanya dan berjalan ke arah kelasnya.
Fanya melanjutkan jalannya menuju kelasnya juga.Setibanya ia di depan kelas.Sudah ada ketiga sahabatnya yang menunggunya.
"Fanya!!!!!!!"siapa lagi yang bisa teriak seheboh itu kalau bukan si Dania.
"Fanya lo udah sembuh total kan" Fanya pun mengangguk.Mereka pun saling berpelukan.
"Udah .. udah.. gue sesek napas nih" ucap Fanya lalu melepaskan pelukan.
"Lo gak kangen apa ama kita - kita" tanya Dania memelas
"Gue kangenlah sama Raina,sama Zahra juga" ucapnya lalu merangkul bahu keduanya.
"Terus gue?"
"Enggak!! Haha" ucap Fanya yang langsung mendapat gelak tawa oleh kedua sahabatnya.
"Jahat lo!!"
"Uuuhhh ngambek dianya,iya iya..gue juga kangen kok sama lo.Sini peyuuk"ucapnya seperti merayu anak kecil yang sedang merajuk.
Kelas XI IPA-2, para siswa sangat tenang dan tampak serius mengerjakan tugas.Terlihat Fanya yang sedari tadi mencolek lengan kanan Raina,namun Raina sama sekali tak menggubris Fanya malah asik dengan buku di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Ice Boy✔ ( Complete )
Roman pour AdolescentsCover by @BlackWhiteAN "Dan lo adalah orang kedua yang bikin gue nyaman setelah bunda gue" ~Rafael Albar Givano "Gue gak tau perasaan apa ini.Gue nyaman setiap deket elo,dan begitupun sebaliknya. Gue merasa seluruh dunia ngehindarin gue kalo lo gak...