Author Pov.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Nk tak langsung pulang melainkan pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yang dia butuhkan. Setelah menemukan buku tersebut, Nk memasukkan ke dalam tas ketika sudah diberi izin.
Suara hujan yang jatuh menemani derap langkah Nk. Hawa dingin menerpa permukaan kulit Nk yang tak tertutup kain.
Nk berdiri di sekolah bagian depan menunggu supir menjemputnya. Bersama dengan sunyinya suasana, Nk memandangi langit. Pikirannya melayang jauh. Berkelana kesana kemari.
Tiba tiba, seseorang menepuk bahu Nk.
"Astaghfirullah." Nk terkejut bukan main. Jantungnya berdetak tak karuan. Takut menguasai Nk hingga dia menutup matanya.
"Buka mata lo, ini gue Mungga."
"Kirain gue sebangsanya tante Valak."
"Gak ada hantu setampan dan semania gue kali (nam)."
"Mulai lagi deh PD-nya."
Mungga tersenyum kemudian berdiri di samping Nk. Matanya tak berhenti memandangi Nk yang tengah memandang langit. Hingga tatapan mereka bertemu ketika Nk mengalihkan pandangannya. Tak ada keributan. Hanya hening yang menghiasi mereka.
"Ngapain natap gue begitu?" Suara Nk memecahkan kehingan dalam hawa dingin.
"Lo juga natap balik gue lama."
Nk mendengus kesal dan mengalihkan pandangan. Mungga hanya tertawa pelan melihat ekspresi wajah Nk yang tengah kesal.
"Lo tuh lucu kalau lagi kesel gitu."
"Hih, ngegombal lagi! Lo tuh pantesnya ngegembel daripada ngegombal!"
"Baru mau romantisan malah mulut pedes lo kambuh lagi."
"Apa apa? Romantisan? Gak usah ngarep deh! Yang ada gue gila romantisan sama lu!"
Mereka kembali hening. Nk fokus melihat langit dan Mungga kembali memperhatikan Nk.
"Lo suka hujan?" Mungga berniat membuat suasana tak hening. Sikap Mungga juga berubah menjadi manis. Bahkan, dia tak membalas ucapan Nk dengan kegilaan.
"Banget. Setiap ada hujan, gue selalu hujan hujanan sama kak twins gue. Sejak mereka pergi, gue jarang hujan hujanan lagi."
"Kakak Kembar lo kemana emang?"
"Udah dipanggil sama Sang Pencipta."
Tanpa izin, air mata Nk turun dari pelupuk matanya. Mungga yang melihatnya menjadi ikut merasakan sedih. Dan lagi, Mungga baru tahu bahwa Nk adalah sosok yang menyimpan sebuah kesedihan dengan menjadi orang konyol.
"Oh iya, kok lo belum pulang sih?"
"Supir gue belum jemput."
"(Nam), mau ikut gue gak?"
"Kemana?"
"Hatimu."
Nk menjitak keras kepala Mungga hingga si empunya kepala meringis kesakitan.
"Baru mellow udah galak lagi. Kita hujan hujanan di taman. Mau gak?"
"Boleh."
Mungga segera menarik Nk menuju motor. Nk dan Mungga langsung menaiki motor. Segera Mungga melajukan motornya menuju sebuah taman. Mereka turun dari motor.
Nk langsung berlari menjauhi Mungga sambil tertawa.
"Kejar gue Mung!" Nk berteriak sangat keras. Senyum mengembang di bibir Mungga. Segera dia berlari mengejar Nk.
Di bawah hujan, mereka berdua tertawa karena bermain kejar kejaran. Selain itu, mereka saling menggelitik satu sama lain. Hujan menjadi saksi kebersamaan Mungga dan Nk tanpa sebuah bentakan. Hanya ada tawa bahagia. Hujan yang semakin deras mengiringi tawa mereka yang semakin pecah juga.
Mereka mengakhiri aktivitas dengan duduk di bangku taman dan hujan yang masih deras. Nk menyenderkan kepalanya di bahu Mungga dengan nyaman. Senyuman terukir indah di bibir Mungga.
"Kita pulang (nam), kalau kelamaan hujan hujanan takutnya lo sakit."
Nk mengangguk dan berdiri. Mereka segera manaiki motor lagi. Bukannya langsung pulang, Minggu menghentiman motornya di depan sebuah warung.
"Bu, teh manis anget dua gelas."
"Siap Mas."
Nk menggigil kedinginan. Mungga yang melihatnya menjadi khawatir.
"Dingin ya (nam)?"
Nk hanya mengangguk karena dia memang benar benar sangat kedinginan. Mungga langsung mengeluarkan jaketnya yang ada di tas. Untung tas Mungga anti air sehingga yang ada di dalam tas Mungga tidak basah terkena hujan.
"Lo lepas baju lo yang basah, terus pakai jaket gue."
"Apa?! Buka baju disini?! Lo gila hah?!
Mungga menghela nafas. Dia menatap Nk yang sedang kesal karena ucapannya.
" Ya nggak disini bukanya Nk. Kan bisa numpang ganti di dalem."
Nk mengambil jaket dan meminta izin untuk numpang berganti. Nk keluar saat teh sudah tersaji.
"Minum gih, buat anget anget."
"Iya Mung."
Nk meminum teh tersebut sedikit demi sedikit lama lama habis. Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang karena hujan sudah sedikit reda.
Nk memeluk Mungga selama perjalanan. Nk melihat sisi lain Mungga hari ini. Mungga yang menyebalkan menjadi Mungga yang menyenangkan.
"Thanks for today, Mung." Nk mengucapkannya tepat di telinga Mungga.
"Your welcome. I happy look you happy."
Mereka akhirnya sampai di depan rumah Nk. Senyuman mengiringi turunnya Nk dari motor.
"Gue pulang yak, jangan lupa langsung mandi. See you tomorrow." Mungga tersenyum kemudian melajukan motornya menjauhi rumah Nk.
Senyuman tak memudar di bibir Nk. Mungga sudah berhasil membuat hatinya bahagia. Sosok menyebalkan Mungga ternyata bisa menjadi obat sedih seorang Nk.
Nk masuk ke dalam rumah. Pembantu Nk yang melihat senyuman Nk pun bergeleng.
"Habis dari mana sih Non? Tadi supir jemput Non gak ada."
"Main Bi, aku ke atas dulu ya."
Semenjak kepergian Ibu dan kakaknya, baru kali ini Pembantu Nk melihat kepulangan majikannya dengan senyuman. Biasanya, sebuah wajah datar menyimpan sedih lah yang biasa dilihat.
Tbc....
Jan lupa vote-nya😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated✔
FanfictionGak ada sinopsis. Kepo baca aja. Ingat! Tinggalkan cerita jika merasa mual atau bosan. ❤Terdiri 2 Season. Season 1 (Completed) dan Season 2 (Completed)❤ (Season1) "Start 28 April 2018-Finish 5 Juni 2018" (Season2) "Start 17 Juni - Finish 14 Juli" *C...