15.) Pasar Malam

1.3K 118 10
                                    

Mungga berjalan menuju kelas sambil bersiul ria. Raut kebahagiaan sangat tampak padanya. Itu terlihat dari dirinya yang sesekali tersenyum sambil membenahi rambutnya dengan tangannya. Hingga senyumannya pudar saat melihat kekasihnya di dorong oleh Ara hingga terjatuh.

"Nk!" Mungga berlari mendekati Nk. Dia membantu kekasihnya berdiri.

"Beraninya lo sakitin Nk!" Mungga membentak Ara.

"Kenapa gue gak berani? Kita sama sama anak manusia dan sama sama makan nasi. Terus apa yang perlu gue takutin?"

"Lo bikin gue emosi aja sih!"

"Denger Mung! Pelakor kayak dia pantes dapetin ini! Dia udah ambil gue dari lo!"

"Inget ya Ara, Nk jadian sama gue setelah kita putus. Jadi, apa pantes lo sebut Nk pelakor?!"

"Lo pikir gue bego? Lo pasti udah deket sama Nk pas masih jadian sama gue kan? Ngaku lo! Jadi gue pantes panggil dia pelakor!

"Nih gue kasih tau ke lo Ra. Sebelum gue jadian sama lo, gue udah punya rasa cinta buat Nk. Tapi, entah setan apa dan setan mana yang bikin gue malah berpaling ke lo!"

"Terus, menurut lo gue percaya? Gak Mung, enggak. Ini alesan lo doang. Biar dia gak ketahuan rebut pacar orang."

Plak....

Nk menampar Ara cukup keras. Nk menatap Ara dengan kilat kemarahan. Dia mendorong Mungga mundur agar tak mencampuri urusannya dengan Ara.

"Tamparan itu pantes didapat sama orang yang suka nuduh dan ngatain orang sembarangan! Lo mirror deh! Lo pernah secara terang terangan godain pacar orang!"

"Nk!" Saat Ara hendak melayangkan tamparan, dengan sigap Nk menahannya. Nk menghempaskan tangan Ara dengan kasar.

"Gue peringatin sama lo Ra! Sekali lagi lo ngatain gue pelakor dan semacamnya, lo bakal tau akibatnya! Inget Ra, gue bukan cewek lemah yang bisa lo tindas seenaknya."

Ara tersenyum miring kepada Nk dan Mungga. Dia menyingkirkan anak rambutnya lalu berbalik badan. Dia mulai berjalan, namun berhenti saat baru tiga langkah. Dia berbalik lagi melihat Mungga dan Nk kemudian menunjukkan senyum miringnya.

"Nikmatilah masa masa kalian masih bahagia. Gue yakin hubungan kalian gak bakal semulus papan triplek. Kalian akan menghadapi masalah dimana masalah itu menghilangkan semua rasa bahagia kalian!"

Nk menahan Mungga yang hendak mengejar Ara. Nk menatap Mungga kemudian memegang dadanya.

"Orang kayak dia gak usah banyak diladenin, bikin darah tinggi doang."

"Iya." Mungga tersenyum. Emosinya sudah mereda karena mendengar ucapan penuh kelembutan Nk. Mereka pun langsung menuju ke kelas mereka.

"Woy pasangan baru, pj ngapa pj." Diat langsung menyambut kedatangan Nk dan Mungga.

"Pj terus boros."

"Gila ya, orang yang kalau bareng selalu ribut kini bisa bareng mesra mesraan. Dedek laper Tuhan." Namira berkata penuh dramatis.

"Laper tidur lah." Nk menyentil kening Namira.

"Elo (nam). Eh, besok malming nih. Pasar malem baru deket sekolah yuk. Timbang malming di rumah diem diem bae."

"Emang mau jadi obat nyamuk?" Tanya Nk seperti mengejek.

"Aduh, lagi terbang terbangnya ke angkasa malah dijatuhkan oleh kenyataan ke dasar bumi." Diva tertawa cukup pecah.

"Gue baru sadar kalau gue jomblo. Ya Tuhan, kirimkan dedek cantik ini seorang pangeran."

"Kok gue jadi jijik sih." Ucap Diva.

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang