5.) Nk Sakit

1.6K 136 11
                                    

Sejak turun dari kamar, Nk terus bersin bersin. Hidungnya juga berwarna merah. Bahkan, badannya juga hangat.

"Hachu...hachu..." Mbok Inah, pembantu Nk khawatir melihat Nk yang terus bersin sepanjang sarapan.

"Sayang, kamu kenapa hm?" Papa Nk memegang pucuk kepala Nk. Dia juga mengelusnya.

"Cuma flu biasa kok Pa."

"Istirahat aja gih."

"Nggak mau Pa, di rumah kesepian. Di sekolah kan rame. Aku kuat kok Pa."

"Ya udah. Papa berangkat dulu ya, kamu beneran harus kuat loh."

"Siap Papa."

Papa Nk mencium kening putrinya penuh kasih sayang. Setelah itu meninggalkan rumah saat sudah mengucap salam. Senyum Nk terbit. Setelah sekian lama dia dengan papanya dingin, kini ada sebuah perhatian kecil.

Nk kini berada di dalam mobil dengan keadaan lesu. Dia merasa sangat lemas. Pusing juga mulai mendera dirinya.

Saat Nk sampai, gerbang sudah tertutup. Jika biasanya dia akan naik ke gerbang, kali ini dia hanya pasrah.

"Pak Sat-," Belum sempat Nk meneruskan teriakannya, sebuah tangan membungkam mulut Nk.

"Mphhhhh...." Nk berusaha berteriak tetapi percuma, tidak bisa.

"Penculik! Penculik! Penculik! Tolong!" Nk berteriak histeris saat mulutnya sudah tidak terbungkam.

"Mana penculik?" Satpam dan Bu Vika bercelinguk sana sini mencari penculik yang dimaksud.

"Mungga, lo lihat penculiknya?" Nk menampakkan wajah ketakutan.

Mungga bergeleng kepala melihat Nk yang tampak sangat bodoh.

"Nggak ada penculik Nk. Kalau ada, gue juga diculik."

"Terus, yang bungkam gue itu siapa?"

"Udah udah, sekarang kalian ke lapangan! Sudah telat, heboh teriak penculik. Cepat!"

Mungga berjalan ke lapangan bersama Nk pula.

"Ogeb ogeb, gue bekap mulut lo itu biar lo gak panggil Pak Satpam! Dengan gitu kan kita bisa masuk tanpa dihukum."

"Apa?! Jadi itu trik lo?!"

"Bodo amat, gue kesel. Ogeb banget sih!"

Mungga dan Nk lagi lagi kena hukuman bersama. Bukan cuma berdiri, tetapi lari keliling lapangan sebanyak 5 kali.

Baru dua putaran, Nk sudah nampak lemas dan kelelahan.

"Nk, payah lo ah! Biasanya paling semangat lo! Baru dua keliling aja udah begitu!"

Nk berhenti dan manatap tajam arah Mungga. Pusing luar biasa mendera Nk. Sepersekian detik, tubuh Nk tergeletak begitu saja.

"Nk!" Mungga berlari ke arah Nk dengan rasa khawatir luar biasa.

"(Nam), bangun hey." Mungga menepuk pipi Nk dengan perasaan khawatir.

Tak buang buang waktu, Mungga mengangkat tubuh Nk. Dia membawanya ke UKS.

Mungga membaringkan Nk di atas ranjang yang berada di UKS. Mungga tak langsung pergi. Mungga menyentuh dahi Nk.

"Panas, dia demam. Ya Tuhan, pasti gara gara kemarin."

Yat, bilangin guru piket kalau Nk di UKS karena demam dan gue nemenin. Bilang guru pengajar dan yang tanyain keberadaan Nk.

Send..

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang