Complicated✔

[7.2] Berjalan Seperti Biasa

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya. (Bonus fotonya Mungga di mulmed)

Happy Reading😘❤

🌶🌶🌶🌶🌶🌶

Berita Nk dan Mungga yang menjaga jarak sementara telah sampai ke Raisha. Senyum licik tersungging di bibir Raisha.

"Untuk saat ini lo jangan dulu deketin Mungga. Kita harus bener bener pisahin mereka dulu. Jangan buat Nk yang benci Mungga. Tapi, buat Mungga benci Nk."

Raisha memudarkan senyum lalu menampilkan ekspresi bingungnya.

"Caranya?"

"Katanya udah SMA di luar negeri. Tapi, otak lo masih otak udang."

"Kurang ajar. Gue gak ahli soal begitu."

"Tenang, ada gue. Lo tinggal liat nanti. Tunggu aja kehancuran hubungan mereka. Gue pergi dulu."

Raisha mengangguk sambil tersenyum. Raisha akan menantikan hari dimana Mungga kembali ke pelukannya.

######

Nk Pov.

Aku membaca buku di taman kampus sambil menikmati cemilan. Tiba tiba ada yang mencubit pipiku.

"Sakit ih!" Ucapku sambil mengelus bagian yang habis dicubit.

Ku dengar dia tertawa. Aku mendongak berharap itu Mungga. Tetapi, harapan tinggal harapan. Yang mencubit pipiku ternyata Rafly.

"Lo mending gangguin cewek lain deh. Siapa tau bisa menyembuhkan lo dari penyakit kejombloan."

"Yeeee.... elu (nam). Lebih baik itu ta'aruf karena dalam agama gak ada yang namanya pacaran. Gue bangga jadi jomblo."

"Lo abis kepentok apaan tiba tiba jadi sholeh begitu?"

"Kepentok keramik masjid (nam)."

"Ohhhh, pantesan jadi sok alim gitu."

Aku tertawa bersama Rafly. Lelaki ini memang sangat bisa menjadi moodboster. Semenjak Mungga sok dewasa, cuma Rafly yang bisa bersikap konyol. Hingga tawaku harus berhenti melihat dia.

"(Nam)."

"Kok dia balik sih?"

"Siapa?"

Aku meninggalkan Rafly di taman. Hancur sudah moodku. Kenapa ada lagi saat yang satu saja belum selesai?

"Ehh........" Tiba tiba ada yang menarikku.

Berhentilah kami di parkiran kampus. Sekarang mataku sedang dimanjakan senyuman manis yang telah menjadi canduku. Senyuman yang selalu membuat jantungku berdegup sangat kencang.

"Dih, senyum senyum. Lo waras kan?"

Aku meninju cukup keras dadanya. Dia malah tertawa.

"Jangan ditinju dadanya dong. Entar jantung gue berhenti berdetak gimana?"

"Bodo amat. Gue ikhlas kok lo mati."

"Beneran?"

"Iya, biar Raisha gak deketin kamu lagi. Gue gak bisa milikin lo biar Raisha juga."

"Cie yang cemburu."

Ini Mungga lagi kesambet apaan tiba tiba ngajakin aku bercanda?

"Masih ada kelas hm?"

Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Ke mall yuk, gue pengin traktir lo nih."

"Sok banyak duit lo. Uang masih minta ke ortu juga."