13-Tiga belas

1.5K 127 27
                                    

Berbagai cara telah dilakukan oleh Mungga selama seminggu ini untuk meyakinkan Nk akan cintanya. Namun, Nk masih acuh dan tak percaya akan perasaan Mungga. Frustasi melanda Mungga karena cintanya tak kunjung menemui sebuah titik terang. Hingga dia nekat untuk mengatakan semuanya di tengah lapangan upacara di bawah teriknya matahari.

"Gue cinta lo Nk!!! Please percaya dan terima gue!!!" Mungga berteriak sekencang mungkin.

Semua siswa langsung menuju lapangan. Nk bergeleng pelan melihat kelakuan Mungga.

"Gila!!!" Nk berteriak dengan keras lalu berjalan mendekati Mungga.

"Gue gila karena lo (nam). Lo yang buat gue segila ini."

"Lo pikir, dengan cara lo begini gue bakal luluh lagi? Jawabannya tidak."

"Lo mau gue lakuin apa sebagai bukti kalau gue cinta banget sama lo (nam)? Bilang ke gue. Apapun bakal gue lakuin."

"Gue gak butuh pembuktian. Lupain cinta itu dan gak usah lakuin hal gila kayak gini! Alay banget tau gak!"

"Perlu gue bilang berapa kali kalau gue gak kau lupain cinta ini? Apapun bakal gue lakuin buat dapat cinta lo lagi. Tolong (nam), kasih gue kesempatan. Gue bener bener cinta banget sama lo."

Mungga berlutut di hadapan Nk. Dia menggenggam tangan Nk begitu erat.

"Gue bilang lupain cinta ini Mung! Gue udah lupain cinta ini, tinggal lo! Gue gak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya!"

"Nggak tetep nggak Nk! Gue mau sama lo!"

Nk melepas dengan kasar tangan Mungga dari tangannya. Dia meninggalkan Mungga di tengah lapangan.

"Pergi, pergi sejauh mungkin Nk. Gue tau perasaan lo yang sebenarnya. Lo masih cinta sama gue. Semakin lo jauhin gue semakin lo inget gue."

Nk masih dapat mendengar ucapan Mungga di belakangnya. Dia tak peduli dan terus berjalan meninggalkan lapangan. Tekadnya melupakan Mungga dengan cintanya sudah bulat.

"Gue bakal dapetin lo (nam)."

*"*"*

Bel pulang berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Nk berjalan di koridor dengan memikirkan semua yang sudah Mungga lakukan. Tiba tiba terbesit pikiran bahwa Mungga benar benar mencintainya. Bimbang melanda Nk. Di satu sisi Nk ingin melupakan segala cintanya untuk Mungga. Di sisi lain, dia ingin mulai percaya dan menerima cinta Mungga karena segela pembuktiannya lebih dari cukup.

Nk berhenti di depan gerbang sekolah. Dia menundukan kepalanya memikirkan semua hal.

"Bingung Tuhan." Nk menjerit dalam hatinya. Semua terlalu rumit dan membuatnya bingung. Hingga mobil yang menjemputnya sudah terparkir di seberang jalan sana. Nk dengan lemas menyebrang jalan untuk menuju mobil.

Sebuah mobil datang dari arah kanan Nk dan

Bruk....

Nk terjatuh karena di dorong seseorang. Nk bangun dan menoleh untuk mengetahui siapa yang mendorongnya.

"Mungga!" Nk terpekik kaget karena Mungga terkapar di pinggiran jalan dengan kepala berdarah.

"Lo gak papa kan (nam)?" Mungga bertanya dengan sisa sisa tenaganya.

"Gue baik, tapi lo yang gak baik gini. Ngapain sih lo korbanin diri begini. Harusnya biar aja gue kesrempet mobil."

"Cinta kadang butuh pengorbanan."

"Masih aja ngegombal disaat kayak gini. Pak Aji! Bantuan Nk bawa temen ke rumah sakit!" Supir Nk dengan segera mengangkat Mungga dan membaringkannya di mobil bagian penumpang disusul dengan Nk.

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang