[1.2] Nk?

1.1K 124 27
                                        

Vote kalau ikhlas komen kalau mau (Aku gak mau maksa).

Happy reading guys😘

🍁🍁🍁🍁🍁


Author Pov.

Mungga berdiri di balkon kamarnya sambil memegang ponsel miliknya. Berkali kali Mungga mengirim pesan melalui WA namun tak dibaca. Berkali kali juga Mungga menelfon Nk namun tak diangkat.

Mungga menghembuskan nafas kasar. Semenjak masuk kuliah dengan ambil jurusan yang berbeda, Nk dan Mungga jarang menghabiskan waktu bersama. Itu karena Nk selalu saja sibuk dengan kegiatan kampus.

"Lo kemana sih (nam)? Gue pengin jalan. Masa iya lo jam empat masih sibuk."

Mungga mengacak rambutnya lalu masuk ke dalam kamar. Dia memakai jaketnya lalu mengambil kunci motor.

"Mau kemana kamu Mung?" Tanya Mama Mungga ketika melihat anaknya melewati ruang tamu.

"Cari angin."

"Dih, gak usah di cari cari kali. Angin mah di taman samping rumah juga ada kali Mung."

"Maksudnya halan halan gitu loh Ma."

"Alay, sadar kamu itu udah jadi mahasiswa. Gak usah alay lagi. Sendirian aja?"

Mungga langsung mengganti raut wajahnya. Dia sedikit murung. Tidak seperti waktu berinteraksi dengan Mamanya.

"Lah, kok muka kamu gitu. Udah kayak anak kos yang bingung mau makan apaan. Kenapa?"

"Gegana Ma."

"Hallow. Masih jaman tuh gegana?"

"Dih, kok Mama jadi alay. Ya masih jaman lah."

"Ada masalah sama Nk yak?"

"Gitu lah, Nk susah dihubungin. Udah lah Ma, Mungga mau keluar rumah dulu."

Mungga mencium punggung tangan Mamanya lalu mencium kedua pipi Mamanya.

"Hati hati di jalan ya Mung. Jangan sampai kejadian dulu ke ulang lagi."

"Sip okay Ma."

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Mungga Pov.

Selesai kelas, aku langsung pergi ke kantin bersama dengan Diat. Aku sengaja memilih bangku yang dekat dengan jalan masuk kantin agar bisa melihat kedatangan Nk.

Bicara soal Nk, sejak kemarin sore dia masih belum menghubungiku. Berkali kali aku mencoba berpikiran positif, namun tidak bisa. Otakku selalu menjurus pada hal yang tidak tidak mengingat ini pertama kalinya Nk sangat lama tidak memberi kabar.

"La la bocah ngapa ya bocah ngapa ya. Bocah, ngapa ya. Makan bakso kayaknya enak dah."

"Tuh gue ada kacang. Cemilin tuh kacang punya gue."

"Wih, akhirnya mulut gue ada kegiatan selain ngomong."

Aku membiarkan Diat menikmati kacang itu sendirian. Aku tak selera makan mengingat Nk. Bisa bisa aku gila karena terlalu mencintai Nk.

"Lo kenapa sih Mung? Dari pagi muka lo lecek banget udah kayak tisu bekas lap ingus aja."

"Ada gak sih padanan yang lebih berkualitas dikit? Masa kayak tisu bekas ingus."

Diat hanya tertawa. Sungguh lawakan recehnya itu sangat garing. Segaring kue pukis.

"Lo kenapa?"

"Gue gegana."

"Hidih, udah kayak abg labil yang lagi cinta monyet aja. Sadar diri Mung, lo udah jadi mahasiswa. Dewasa dikit ngapa."

"Sok bijak, lo aja kalau Diva lagi ngambek suka liatin fotonya sambil ngoceh gak jelas. Mending gue lah cuma diem."

"Ah Abang, dedek jadi malu nih."

"Menjijikan."

Aku bangkit dan membeli minuman kalengan dingin. Lalu kembali duduk dengan Diat yang masih asik dengan kacang yang tadi aku berikan.

"Asik bener, gue minta sini." Aku mengambil beberapa butir kacang lalu mulai memakannya. Tentunya setelah kulitnya di kupas. Masa iya aku mau makan kacang sama kulit kulitnya.

"Eh, lo liat Nk gak?"

"Dia masih ada kelas sama Rafly. Mungkin satu jam lagi selesai. Lo masih ada kelas setelah ini?"

"Nggak. Jadi gue bisa nunggu Nk. Lo sendiri?"

"Samaan. Gue bisa jalan nih sama Yayang Embeb."

"Alay."

Akhirnya, aku harus sabar menunggu Nk selesai kelas.

~Satu Jam kemudian~

"Hay hay, cogan dateng." Aku mendongak dan melihat Rafly sudah berada di depanku.

"Udah selesai kelas?"

"Ya kalau gue belum selesai gue gak disini kali. Eh gila, nih kacang kok tinggal kulitnya doang."

"Lo sih kelamaan. Ya gue abisin bareng Mungga lah."

"Jahad, dedek sedih."

"Anjay, punya sahabat alay semua. Ya Allah, bebaskan hamba dari para kaum alay."

"Lo juga Alay Njay!"

Aku tertawa ketika melihat mereka berdua mengucapkan itu bersama dengan wajah ya, kalian tau lah. Sangat lucu.

"Udah lah, gue mau cari Nk. Oh ya Fly. Lo liat Nk kemana nggak?"

"Gue tadi liat Nk disamperin senior."

"Cewek cowok?"

"Cowok, namanya Dio kalau gak salah."

Aku langsung menegang. Nk pergi dengan lelaki lain yang seorang senior? Tidak bisa dibiarkan. Aku harus segera mencarinya.

Aku menelusuri seluruh tempat di kampus. Hingga aku sampai ke depan gedung fakultas kedoteran. Tidak mungkin Nk disini. Tidak ada yang dia kenal di fakultas kedoteran setahuku.

Aku memutar balik arah langkahku. Hingga aku teringat dengan suatu tempat. Nk sangat suka taman karena suasananya yang ditumbuhi rerumputan hijau membuatnya tenang. Langsung saja aku pergi ke taman. Siapa tau saja Nk benar disana bersama dengan lelaki yang bernama Dio itu.

Aku langsung tertegun saat sudah sampai di taman. Tebakanku benar, Nk berada di taman.

"Nk!" Tak sadar aku membentaknya hingga ia menoleh. Sungguh, aku terbawa emosi.

Tbc....

Hayo, selanjutnya gimana nih. Mungga marah kenapa ya??? So, jangan lupa nantikan kelanjutannya guys.

Maap ya, part pertama langsung disuguhkan awal konflik. See you next part guys.

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang