[9.2] Judulnya Terserah Kalian

949 106 28
                                    

Jangan lupa tinggalkanVote dan komen guys. (Harap selalu baca author note)

Happy Reading❤

🥀🥀🥀🥀🥀

Dengan keyakinan yang mantap, Nk menemui Mungga. Baru saja Nk memunculkan diri Mungga sudah mau pergi. Demi sebuah kejelasan Nk menahan Mungga agar tidak pergi.

"Apalagi sih?! Masih punya muka buat nemuin gue?!"

"Gue gak nyangka lo begini. Lo bahkan gak percaya sama gue. Oke, gue kesini bukan buat ngemis ngemis minta lo buat percaya. Gue cuma mau melanjutkan yang kemarin. Lo belum bilang tentang hubungan kita."

Nk menghembuskan nafas berat lalu menatap Mungga dengan mata yang berkaca kaca. Rasanya berat akan menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaikan.

"Kita putus."

"Gak masalah, lagian gue udah gak mau sama pengkhianat kayak lo! Hubungan kita emang harus berakhir! Biar lo bisa sama Rafly!"

"Dan lo bisa sama Raisha!"

Nk pergi meninggalkan Mungga. Hubungannya harus kembali berakhir karena orang ketiga. Nk sendiri bingung kenapa Rafly yang selama ini menemaninya justru menghancurkan hubungannya.

"Gue bakal bantuin lo balik ke Mungga."

Nk menoleh ke belakang. Disana Ara berdiri dengan senyuman ramah. Bukannya menyambut Ara dengan senyuman ramah juga, Nk malah menatap Ara penuh benci.

"Lo bantuin gue? Gak salah? Bukannya lo seneng hubungan gue sama Mungga berakhir?"

"Dulu, nggak sekarang. Gue tau kok sakitnya gak dipercaya."

"Gak usah sok peduli ke gue deh."

"Dulu gue jahat ke lo (nam). Makanya sekarang gue mau bantuin lo. Anggap aja itu permintaan maaf gue."

Melihat Ara yang menampilkan wajah memelas, Nk menjadi luluh. Dia mendekati Ara lalu tersenyum.

"Gue maafin lo kok Ra. Tanpa lo harus bantu gue balikan."

"Tapi, lo itu dijebak (nam). Hubungan lo berakhir karena rencana licik dua iblis. Gue kemarin denger."

"Mau hubungan ini berakhir karena rencana licik atau bukan gue udah gak peduli lagi. Mungga cinta wanita lain makanya dia gak percaya gue lagi. Percuma juga gue yakinin dia."

"Gue bantu (nam)."

Nk menggeleng sambil tersenyum manis. Ara yang melihatnya malah ikut sedih.

"Nggak perlu Ra. Gue sama Mungga udah gak ada kecocokkan. Cinta itu gak bisa dipaksakan Ra. Mungga berhak bahagia sama cintanya yang dulu sampai sekarang. Ini yang terbaik."

Nk tersenyum lalu meninggalkan Ara. Hati Ara teriris melihat Nk terluka. Bahkan, Ara tak mau Nk menyerah.

"Gue akan bantu ungkap semua tanpa sepengetahuan lo (nam). Lo berhak bahagia sama Mungga."

*****

"Mung."

Mungga menoleh dan seketika emosinya naik.

"Bangsat lo Fly!"

Diat langsung menahan Mungga yang hendak memukul Rafly.

"Ini area kampus Mung. Jaga emosi lo."

"Rafly udah cinta Nk Yat! Dia tadi malem mau nembak Nk!"

"Tapi gak usah main pukul juga Mung! Entar lo bisa kena skors pihak kampus."

"Lo dengerin gue dulu Mung. Semuanya gak seperti yang lo lihat."

"Jadi menurut lo gue rabun? Buta? Katarak gitu? Bangsat lo bangsat! Muak gue liat muka pengkhianat macam lo!"

Mungga pergi bersama Diat. Mungga harus kembali mengalami rasa sakit.

"Berhasil." Raisha tersenyum penuh kemenangan.

"Tugas gue selesai Sha. Tinggal lo berjuang deketin Mungga lagi."

"Iya, Mungga pasti jadi milik gue."

*****

Nk menatap hujan dari jendela kamarnya. Boneka yang terakhir Mungga berikan tak lupa ia peluk. Rasanya sakit mengingat semuanya. Perjuangan keras mereka selama ini harus berakhir menyakitkan.

Nk Pov.

Sekarang nggak perlu lagi aku memperjuangkan cinta ini. Hubungan akan sulit dilakukan jika tak ada kepercayaan. Kenapa Raisha harus kembali saat hubunganku dan Mungga sudah sejauh ini.

Mungga juga kenapa harus memiliki cinta sedikit pada Raisha. Semuanya sungguh runyam. Cinta dan kepercayaan, Mungga sudah tak memiliki itu. Mungkin mengikhlaskan Mungga adalah yang terbaik.

"Gue udah gak sanggup Mung. Apalagi kalau sampai lo jadian sama Raisha."

"Lagi galau di kamar ternyata. Pantesan di bawah gak kelihatan."

"Bang Dika. Tumbenan lo kesini?"

"Gak tau nih. Tiba tiba gue pengin kesini. Mungkin kegalauan lo manggil gue."

Bang Andika itu sepupuku. Dia yang mengajariku untuk tidak lemah. Tetapi, sejak dia kuliah di kota yang jauh denganku tak ada lagi yang mengajariku kuat. Hingga seperti inilah aku sekarang.

"Lo masih suka galau nih? Dih, kayak bocah baru jadi remaja aja."

"Apaan sih Bang. Gak usah ganggu deh."

"Jalan sama gue yuk, kita pergi kemana gitu. Gue kasihan liat lo begitu."

Aku mengangguk setuju dengan ajakan Bang Dika. Daripada aku sendirian terus mending pergi bersama Bang Dika. Dan ternyata pilihanku salah. Harusnya aku tak ikut karena Bang Dika mengajakku ke taman favoritku dan Mungga. Yang lebih parah lagi banyak yang menatapku dengan berbagai ekspresi.

"Banyak yang liatin kita Bang."

"Iyalah, secara gue ganteng."

"Apaan? Mereka liatin kita itu karena gue yang masih jadi remaja jalannya sama om om."

"Gue gak setua itu anjay."

Aku tertawa melihat ekspresi kesal Bang Dika. Setidaknya, aku merasa lebih lega. Hingga saat aku mengedarkan pandanganku, aku harus melihat pemandangan yang langsung membuatku tegang.

Tbc....

Maaf semua kekurangan part ini guys. Lagi gak mood mood banget buat update. Jangan lupa baca The Badboy ya guys. Itu konfliknya ringan.

Tadinya mau bilang hiatus, tapi karena gak tega ya gak jadi hiatus😂😂😂

So, tetap enjoy guys. Next part akan berusaha lebih baik. See you next part😘

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang