[4.2] KACAU!!

994 113 23
                                    

Warning!!!
Abaikan judul yang sama dengan part cerita sebelah.

Happy Reading Guys😘❤

🍃🍃🍃🍃🍃

Mungga Pov.

Aku berjalan di koridor kampus dengan membayangkan kejadian kemarin. Dimana perempuan itu yang sudah menyakitiku berkali kali kini kembali. Jujur, soal rasaku padanya masih ada sedikit. Aku takut, jika dia terus muncul di kehidupanku sekarang, aku kembali memiliki rasa yang besar padanya.

"Woy!!! Sendirian aje lu Mung. Nk mana?"

Rafly membuyarkan lamunanku. Langsung saja aku menatapnya dengan wajah biasa.

"Nk ada kelas siang. Makanya dia gak masuk pagi ini."

"Oh, gue juga sih."

Apa tadi Rafly bilang? Dia juga ada kelas siang?

"Lah, terus ngapain lo ada disini? Ini kan pagi."

"Nyokap gue lagi marahin gue terus. Daripada kuping gue panas ya mending gue cabut. Nyokap gue kan kalau udah marah ceramahnya panjang kali lebar kali tinggi. Gak selesai selesai sampai lebaran monyet."

"Dasar lo! Emang nyokap lo marah karena apa?"

"Tadi pagi gue mau panasin air buat bikin kopi. Gue tinggal mandi dulu. Eh, hampir aja dapur gue kebakaran."

Aku hanya bergeleng kepala dengan tingkah sahabatku ini. Ada saja hal konyol yang dia lakukan.

"Hai Mung." Aku menoleh saat ada yang memanggilku. Betapa terkejutnya aku melihat orang yang memanggilku. Kenapa dia ada disini?

"Lo ngapain disini?"

"Gue disini ngapain? Ya kuliah lah Mung."

"Eh, yakali aja berkebun. Ya gak Mung?" Ucap Rafly yang menyenggol lenganku.

Sekarang aku tak sedang mood untuk bercanda. Wanita yang berada di hadapanku sekarang ini sungguh membuatku emosi.

"Bukannya lo bilang mau kuliah di luar negeri yang berkualitas?"

"Semenjak lo udah sama yang lain gue jadi gak kepengin kesana lagi. Gue cuma mau deket sama lo."

Dia mendekat lalu mengelus pipiku. Segera saja aku tepis tangannya. Apa apaan dia menyentuhku?

"Jaga ya tangan lo! Gue gak sudi dipegang sama cewek kayak lo!"

Kulihat dia memasang smirk. Dia sengaja memancing emosiku. Sungguh.

"Inget ya, jangan harap lo bisa deket sama gue. Lo disini ataupun dimana gak bakal berpengaruh."

Aku berlalu melewatinya. Jangan sampai kontak mata antara kami membangkitkan rasa yang pernah ada. Tidak boleh!

Mood untuk mengikuti kelas pagi ini hancur sudah karena wanita itu. Sekarang, lebih baik aku menitip absen dan pergi dari kampus.

"Fly, lo kelas siang kan ya? Temenin gue bolos kuy."

"Lah, kenapa lo mau bolos?"

"Gue gak mood ikut kelas. Kuy lah, gak usah banyak bacot."

Segera aku meninggalkan kampus bersama Rafly. Sungguh, kehadirannya membuatku kembali kacau.

Aku menyesap minuman coklat hangatku. Aku terus mengingat dirinya.

"Arghhh..... Kenapa dia balik sih?" Aku mengacak rambutku frustasi. Sungguh, aku takut rasa yang dulu tumbuh subur lagi.

"Emang dia siapa sih?"

"Dia mantan pertama gue."

"What the--!!! Mantan lo?"

Aku hanya mengangguk. Moodku benar benar kacau karena dirinya.

"Lo masih ada rasa yak sama dia?"

"Sedikit, maklumlah Fly. Dia itu cinta pertama gue."

"Gila, kalau gini lo bisa ada rasa lagi."

"Itu yang gue takutin Fly. Kehadiran dia bikin gue takut."

Nk Pov.

Aku memasuki area kampus. Ku ambil ponsel dan mencari nama Mungga. Berkali kali aku mencoba menelfon tetap saja tidak di jawab. Mungkin, dia sedang di kantin. Lebih baik aku mencarinya disana karena kelasku masih dimulai setengah jam lagi.

Ku edarkan pandanganku ke area kantin. Biasanya Mungga akan duduk di dekat area masuk kantin agar aku mudah menemukannya. Kok ini Mungga tidak terlihat.

"Lo dimana sih?" Aku bergumam sambil berjalan ke tukang cemilan langganannya Mungga.

"Mbak Lili, Mungga udah pesen cemilan disini?"

"Wah, dari pagi saya gak liat Mungga disini."

Aku hanya menganggukkan kepala. Saat aku berbalik, aku mematung sebentar. Dari kejauhan aku melihat wanita yang kemarin aku temui di restoran. Dalam otakku langsung bertanya. Kenapa dia ada disini?

Dia berjalan ke arahku dengan wajah angkuhnya. Langsung saja aku balas dia dengan wajah yang tak kalah angkuh.

"Hay Nk. Cari Mungga kan?"

Aku memutar bola mataku malas. Bisa gak sih nanyanya gak usah secentil itu. Jijik aku lihatnya.

"Sok tau. Lagian lo ngapain sih disini?"

"Ya kuliah lah. Yakali gue jadi tukang kebun."

Apa dia bilang? Kuliah? Disini? Gak salah denger kan ini? Apa apaan dia pake pindah segala.

"Lo ngapain sih kuliah disini? Bukannya lo bilang di luar negeri pendidikannya berkualitas?"

"Itu dulu, gak lagi sekarang. Gue harus deket Mungga."

"Cih, masih punya muka lo deketin Mungga. Padahal lo udah ninggalin dia. Sadar diri lo!"

"Harusnya lo yang sadar kalau lo gak pantes buat Mungga!"

"Terserah lo dah mau ngomong apa aja. Nih ya gue tekankan ke lo, sampai kapanpun gue gak bakal biarin lo deketin Mungga!"

"Nih, gue juga mau menekankan ke lo. Gue cinta pertamanya Mungga. Lo tau? Lupain cinta pertama itu sulit. Dan gue tau kalau Mungga masih ada rasa buat gue meskipun sedikit."

Aku serasa tertampar mendengar ucapan Raisha. Aku baru sadar kalau melupakan cinta pertama itu sulit karena aku juga merasakannya. Pikiranku langsung kalut. Segala ketakutan menyerangku sekarang. Aku takut Mungga akan berpaling.

"Kicep kan lo." Raisha berlalu meninggalkan aku yang masih mematung.

Bagaimana ini? Kehadiran Raisha sangat sangat berpotensi mengganggu keharmonisan hubunganku. Aku takut rasa yang masih ada sedikit itu lama lama tumbuh membesar.

"Sial!" Aku meninggalkan kantin. Kenyataan yang baru saja aku dapat membuatku kacau dan moodku hancur berantakan.

Raisha tidak boleh mendekati Mungga. Aku harus selalu siaga mengawasi Mungga. Aku takut untuk kehilangannya.

Tbc....

Mulai panas nih guys. Rajin update kan? Iya, soalnya ada rencana hiatus. So, saksikan kelanjutannya ya guys. See you next part😘😁

Complicated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang