My B a b i e s - 08

3.8K 351 42
                                    

"Apa? Aku nggak dengar. Kamu ngomong apa?"

Teriak Bona tak bisa mendengar jelas ucapan terakhir Eunseo.

"Aku pulang ya."

Ulang Eunseo terpaksa  berbohong karena malu.

"Oh, kirain apa."

Bona melambaikan tangan, kecewa tak mendapat jawaban yang di inginkan.

"Hampir saja kebongkar, ini mulut lemes banget."

Eunseo kembali ke mobil, melamun memikirkan ucapannya tadi.
Eunseo takut perasaannya salah jika terlalu cepat menyatakan cinta.
Dia pun tertidur di mobil, lupa menelepon sopirnya.

"Bona bangun! Ngebo banget anak perawan."

Teriak Pinky mengetuk pintu, masih mengenakan handuk selesai mandi.

"Sebentar lagi, Mam."Sahut Bona malas.

Gadis itu masih berkutat dalam selimut memeluk guling, membayangkan sedang memeluk Eunseo.

"Bonaaaaaaaaa!!!"

Terdengar lengkingan suara Pinky lagi menggelegar lebih keras. Bona dan Mingyu tutup telinga bersembunyi di balik bantal.

"Suami sama anak sama susahnya kalau di suruh bangun pagi."

Gerutu Pinky kesal sendiri dan mengambil panci ke dapur. Pinky pun mulai bernyanyi dengan peralatan panci seadanya.

"Yo wes ben nduwe bojo sing galak
(Ya sudahlah punya suami yang galak)

Yo wes ben sing omongane sengak
(Ya sudahlah yang omongannya kasar)

Seneng nggawe aku susah
(Senang membuat aku susah)

Nanging aku wegah pisah
(Tapi aku tak mau pisah)."

Bojo galak - Nella Kharisma.

"Ya ampun Mami stop nyanyi, suara Mami lebih bagus kalau diam." Teriak Bona pusing mendengar suara cempreng Pinky nyanyi.

Bona pun terpaksa bangun daripada harus terus mendengar suara kodok ibunya lagi.

"Kepala Papa mendadak pusing ya, Bon. Tolong ambilin obat sakit kepala di kotak obat."

Sahut Mingyu keluar dari kamar memijat kepala, keliyengan setelah mendengar Pinky bernyanyi.

"Bapak sama anak sama kurang ajarnya. Bukannya di puji malah di hina. Pokoknya Mami ngambek, bikin sarapan sendiri aja." Kata Pinky marah dan cemberut di pojokan.

Bona dan Mingyu saling lirik lalu tertawa geli, lucu dengan tingkah Pinky. Isterinya itu benar-benar manusia unik dan Mingyu tetap cinta walau Pinky suka aneh. Untung cantik walau kadang sableng.

"Jangan marah dong sayang. Beneran deh masakan kamu paling enak sedunia." Rayu Mingyu merangkul isterinya manja.
"Alasan. Bilang aja malas masak." Pinky menepis kasar tangan suaminya.

"Itu tau, kamu tambah cantik deh. Nanti malam tambah ronde deh, jangan ngambek lagi ya." Mingyu menciumi leher Pinky menggodanya.

"Astagfirullah. Mami, Papi pagi-pagi udah sarapan mesum aja. Tercemar mata Bona."

Teriak Bona kaget mendapati orangtuanya sedang bermesraan di dapur. Bona mengambil piring menutupi wajah sambil tangannya sibuk membuat susu hangat.

"Jangan nengok, Mami colok mata kamu pake sendok." Sahut Pinky membenarkan tali bra, hampir copot gara-gara Mingyu.

"Lagian kayak pengantin baru aja coba nggak tau tempat, lupa apa udah punya anak." Gerutu Bona berlalu meninggalkan dapur untuk bersiap-siap berangkat kerja.

Minggu dan Pinky tertawa, lalu melanjutkan aksi mereka yang sempat tertunda gara-gara Bona.

"Selamat pagi." Sapa Eunseo baru bangun tidur, turun dari mobil dan menyambut kedatangan Bona.

"Kamu belum pulang?" Bona kaget mendapati Eunseo masih di depan rumahnya.

"Ponsel aku lowbet jadi aku nggak bisa telepon sopirku. Aku nunggu kamu aja sekalian kita bareng berangkatnya." Kata Eunseo tersenyum malu.

"Kamu lucu banget sih kalau polos begini. Ya sudah, aku yang nyetir ya. Tangan kamu pasti masih sakit gara-gara semalam." Bona tertawa dan menarik pipi Eunseo gemes.

"Oke. Nanti langsung ke rumah aja ya."

Eunseo seperti biasa selalu memasangkan safety-belt untuk Bona.
Dan mobil mereka pun tancap gas meninggalkan pekarangan rumah Bona. Bergegas menuju rumah Eunseo untuk mandi dan berganti pakaian.

______

"Pagi, menantu Mama yang cantik. Seo nggak kurang ajar kan sama kamu semalam?"

Sapa Jiyeon menyambut kedatangan Bona dan Eunseo. Jiyeon terlihat sangat seksi walau hanya mengenakan kimono. Mama muda itu  sedang menyiram tanaman.

"Pagi Tan eh Mama."

Bona dan Jiyeon cipika-cipiki saling berpelukan.

"Kamu tambah cantik saja sayang, ayo sarapan dulu sekalian." Ajak Jiyeon ramah menggandeng tangan Bona, membimbingnya duduk.

"Seo mandi dulu sana, jangan lama-lama nanti kita sarapan bareng." Kata Jiyeon bergegas masuk kamar untuk  membangunkan sang suami tercinta.

"Bon, boleh minta tolong nggak?"

Teriak Eunseo dari dalam kamar mandi. Bona segera berlari menuju kamar Eunseo menghampirinya.

"Kenapa?" Tanya Bona mengetuk pintu.

"Tolong ambilin handuk aku."

Bona menyambar handuk di atas ranjang dan menyerahkannya pada Eunseo.

Beberapa saat kemudian, Eunseo keluar selesai mandi. Dia tersenyum ke arah Bona dan mengeringkan rambut.

"Makasih ya handuknya. Kamu akrab banget sama Mama aku udah kayak ibu-ibu tukang gosip." Ledek Eunseo menggoda Bona.
"Sini aku bantu." Bona mengambil alih handuk dan mengeringkan rambut Eunseo.

"Aku suka deh lihat kamu kalau lagi serius kayak gini, lucu kayak kelinci."

Eunseo lekat menatap Bona di hadapannya, jarak wajah mereka begitu sangat dekat. Hingga Eunseo dengan leluasa memandang dan menikmati wajah cantik Bona dari dekat.

"Jangan di lihatin terus, nanti kamu jatuh cinta dan lupa sama pacar kamu."

"Jauh ini, boleh lah lupa sebentar."

Eunseo menarik pinggang Bona dan merangkul nya erat. Matanya tak berkedip terus menatap Bona. Entah kenapa begitu nyaman memeluk Bona seperti itu. Membuat Eunseo lupa akan semua pacar-pacarnya.

Mereka terdiam saling menatap satu sama lain dan perasaan mereka bergemuruh. Perlahan Bona mendekatkan wajah, menepis jarak diantara mereka. Tangan Bona membelai mesra wajah Eunseo, ada perasaan bahagia di sorot matanya.

Eunseo memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembut tangan Bona. Tubuhnya gemetar dan perasaannya berkecamuk hebat.

Cup!

Bibir mereka saling bertemu menempel. Keduanya sama-sama diam, hingga akhirnya Eunseo menggerakkan bibirnya memanggut dan mengecup bibir Bona lembut memperdalam ciuman.

Bona tak marah karena sejujurnya Bona juga menyukai Eunseo saat pertama kali mereka berciuman di club.
Bona duduk di pangkuan Eunseo, membiarkan tangan gadis itu berkeliaran bebas mengerayangi tubuhnya.

***

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang