M y B a b i e s - 30

1.8K 161 29
                                    

Chaeyeon dan Pinky merebahkan tubuh mereka di tepi pantai hanya beralaskan pasir. Keduanya menatap langit senja mengenang kisah cinta mereka. Saling berpegangan tangan erat seakan tak ingin berpisah lagi.
Chaeyeon menyampingkan posisinya menghadap Pinky. Memperhatikan wajah cantiknya penuh kekaguman, begitu  sempurna di matanya.

"Sayang!" Panggil Chaeyeon. Pinky pun menoleh dan tersenyum manja mengusap lembut puncak kepala kekasihnya.
"Aku sangat merindukan saat-saat seperti ini. Aku bersyukur bertemu kamu. Aku mencintaimu, menikahlah denganku." Chaeyeon mengecup kedua punggung tangan Pinky bergantian.
Pinky langsung tersedak mendengarnya.

"Menikah! Bagaimana mungkin kamu berpikir sejauh itu? Aku punya anak dan suami, tak mungkin aku meninggalkan mereka begitu saja." Raut wajah Chaeyeon tampak sedikit kecewa.

"Apa kamu sudah tak mencintaiku? Dan sudah jatuh cinta dengan pria itu? Kamu bisa menceraikannya sayang dan masalah Bona, aku yakin perlahan dia akan mengerti."

"Ini bukan soal cinta, faktanya aku ini masih isteri sahnya Mingyu. Tak semudah itu aku meminta cerai tanpa alasan, sementara hubungan aku dengan dia dalam baik-baik saja."

"Sekarang kamu lebih membelanya. Lalu apa artinya kata sayang dan cintamu itu? Apa kamu sedang mempermainkan hatiku? Dan hanya membuatku senang seolah-olah benar kamu mencintaiku. Apa aku begitu menyedihkan dan kamu hanya kasihan padaku?"

"Itu tidak benar sayang. Aku memang mencintaimu, tapi tolong jangan mendesakku untuk menceraikan Mingyu.
Bukankah kita masih bisa saling mencintai seperti saat ini." Chaeyeon menggeleng memejamkan mata. Dadanya begitu sesak, bukan hubungan seperti ini yang dia harapkan.

"Sayang, kamu marah?" Pinky menangkup wajah Chaeyeon khawatir.
"Bagaimana mungkin aku bisa marah padamu? Kita tidak mungkin selamanya menjalani cinta segitiga seperti ini. Aku tidak ingin terus bersembunyi seperti pecundang. Mengertilah."

"Aku tahu. Tapi untuk saat ini aku belum bisa sayang. Bersabarlah."

"Aku harus sampai kapan bersabar menunggumu? Sampai ajalku datang dan kau baru bersedia menikah denganku? Aku hampir gila mencintaimu. Jika aku bisa aku ingin melupakan perasaan ini. Kenyataannya bertahun-tahun berlalu, perasaan ini tetap ada. Aku harus bagaimana? Apa aku harus bahagia melihatmu dalam pelukan pria itu? " Chaeyeon terisak pilu mengurai airmata.

"Aku minta maaf. Jika mencintaiku begitu sulit bagimu. Aku juga ingin melihatmu bahagia, jangan siksa dirimu hanya karena mencintaiku. Kamu berhak menemukan kebahagiaanmu, walau bukan dengan aku.
Chaeyeon, dunia ini luas dan masih banyak cinta di luar sana yang lebih baik dari aku."

"Tapi aku hanya mencintaimu." Potong Chaeyeon lirih.

"Bicara cinta, tak akan ada habisnya. Kenyataannya semua tak seindah harapan kita. Cinta memang rumit dan tak bisa di mengerti. Kamu bisa merasakan jika aku tak berbohong masih mencintaimu. Kita memiliki perasaan yang sama, cinta dan rindu yang sama. Namun kita harus sadar kenyataan kita sekarang. Mencintai bukan berarti harus saling memiliki kan?" Mata Pinky memerah menahan sesak yang membucah seperti ingin meledak.

"Tolong jangan berubah, aku sangat mencintaimu." Chaeyeon menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil yang kehilangan mainan. Pinky pun memeluknya, betapa kejamnya kenyataan hidup mampu mencabik-cabik perasaan cinta mereka. Mereka saling mengeratkan pelukan, tenggelam dalam kesedihan yang panjang.

______

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang