M y B a b i e s - 29

1.6K 161 16
                                    

1 jam berlalu,

Bona masih sabar menatap layar ponsel menunggu kabar dari Eunseo.

2 jam berlalu,

Bona mencoba lebih sabar dan positif thinking, mungkin Eunseo sedang sibuk dengan pekerjaannya.

3 jam berlalu,

Bona masih tetap setia menunggu dan mulai gelisah. Apa benar Eunseo benar-benar marah karena sikapnya? Haruskah Bona minta maaf dan melupakan kejadian tadi siang?

24 jam berlalu,

Eunseo sungguh keterlaluan menguji kesabarannya. Bona semakin marah dan kesal. Bagaimana mungkin Eunseo bisa mengabaikan dirinya? Apa dia tidak mengkhawatirkan dirinya? Sekedar menanyakan kabar dirinya.

Kamu dimana? Dengan siapa? Dan sedang berbuat apa? Kamu sudah makan atau belum? Kamu sudah mandi? Kamu jangan cantik-cantik, nanti banyak yang naksir.

"SON EUNSEO!!"

Teriak Bona frustrasi dan di landa galau akut karena Eunseo tak juga datang ke hotel menemuinya.
Akhirnya Bona menyerah keluar dari pertapaannya. Menyambar tas di nakas memutuskan mendatangi Eunseo di hotelnya.

Setibanya di kamar hotel Eunseo menginap, Bona langsung menerobos masuk tak sabar ingin mencaci maki kekasihnya.
Sepi, gelap dan berantakan. Apa Eunseo punya hobi baru mengoleksi maling?
Bona menyalakan lampu, barang kali Eunseo masih nyenyak tidur.

Dugaannya salah, ranjangnya masih tertata rapi. Bona memeriksa kamar mandi, barang kali Eunseo lupa dan ketiduran disana.
Hasilnya masih sama nihil dan Bona harus gigit jari tak menemukannya.
Harapan terakhir ruang tamu, Bona membuka pintu pelan. Terlihat layar televisi menyala menunjukkan Eunseo mungkin sedang disana. Hasilnya tetap sama nihil, hanya tisu-tisu berserakan di lantai berantakan.

Bona menghempaskan bokong di sofa dan memijat pelipis. Berpikir keras dimana sebenarnya Eunseo bersembunyi. Apa dalam kulkas menenangkan diri akibat pertengkaran dengan dirinya.
Mata Bona terpejam, Eunseo sedikit membuatnya setengah gila memikirkannya.

Bona memutuskan menelepon ponselnya namun tidak aktif. Bona meremas rambutnya kasar, apa perlu Bona melapor polisi atas kehilangan Eunseo. Bona hampir gila, setengah gila dan mulai gila karena Eunseo.
Samar-samar terdengar suara isak tangis di kamar Eunseo. Bona terperanjat berlari memasuki kamar berharap Eunseo disana.
Bona mematung mengutuk dirinya sendiri, ternyata itu hanya perasaannya saja.

Bona lelah, marah, kesal dan frustrasi. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang. Menatap langit-langit melamun dan bingung. Apa mungkin Eunseo sudah pulang dan meninggalkan dirinya di New Zealand.
Bona terisak menangis sedih, ada sedikit penyesalan tak mendengarkan penjelasan Eunseo.

Bona terdiam dan menyeka airmata yang berlinang. Andai dia tak egois, mungkin semua ini tak akan terjadi. Isak tangisan pun kembali terdengar dan lebih jelas.
Bona memeriksa kolong tempat tidur, barang kali Eunseo bersembunyi disana.

Kosong!

Bona mengerutkan kening dan berjalan memutari ruangan. Menempelkan daun telinganya di dinding, berharap bisa mendengar suara hati Eunseo.
Mata Bona fokus tertuju pada lemari dan perlahan mendatanginya.
Suara-suara gaib tadi semakin jelas di telinganya, memberanikan diri membuka pintu lemari.

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang