My B a b i e s - 17

2.7K 239 11
                                    

Bona sibuk di dapur membantu sang calon mertua membuat adonan kue. Jiyeon yang terobsesi mengikuti jejak chef Juna, fokus bereksperimen membuat menu baru.
Keadaan di dapur pun bak kapal di amuk tsunami. Tentu sudah menjadi pemandangan biasa untuk Eunseo dengan hobi unik Mamanya.

"Hai, sayang!" Eunseo melingkarkan tangan di perut Bona memeluknya dari belakang mengagetkan Bona.
"Kok nggak bilang pulang cepat, kan bisa aku jemput." Eunseo mengecup tengkuk Bona berkali-kali gemas dengan pacarnya. Sontak membuat Bona merinding kegelian dan mencubit perut Eunseo.

"Aku tambah sayang deh sama kamu, keibuan banget mau repot-repot bantuin kegilaan Mama." Puji Eunseo meniup daun telinga Bona menggodanya.
"Bohong banget kamu, biasa juga menghina aku." Bona mengoleskan adonan tepung di batang hidung Eunseo jahil.

"Hmm serius sayang, ciumnya mana?" Eunseo modus memonyongkan bibir minta jatah.
"Ehem! Ehem!" Terdengar deheman Jiyeon usil mengganggu mereka. Karena kaget Bona spontan menempelkan telapak tangannya di wajah Eunseo. Dan seketika wajah Eunseo putih penuh tepung.

"Syukurin! Modus banget sih kamu Seo, belum sah juga main nyosor aja." Ledek Jiyeon menahan tawa melihat wajah anaknya.
"Maaf sayang nggak sengaja." Bona panik ikut tertawa geli menertawakan Eunseo.

"Mama sama pacar sebelas, dua belas tengilnya." Eunseo cemberut kesal.
"Maaf sayangku, ayo aku bantu bersihin ya." Bona mencuci tangan menuntun Eunseo duduk. Lalu mengambil tissue basah dan mulai membersihkan sisa tepung di wajah Eunseo.

"Idih manja banget, Seo nggak malu sama umur. Siram aja Bon biar cepat, tuh ada ember kosong." Jiyeon menunjuk Ember. Bona tersungging menahan tawa, sungguh ajaib keluarga ini.
"Ih! Mama bilang aja syirik, nggak pernah kayak gini ya dulu sama papa." Balas Eunseo sombong.

"Ngapain syirik sama kamu, Mama udah gumoh sama Papa kamu. Kasian banget sih kamu Bon, mau aja di babuin Eunseo. Suruh bersihin sendiri aja, kan dia ngganggur kurang kerjaan." Bona hanya tersenyum tak ikut berkomentar.

"Ih Mama rese banget ya! Aku bilangin Papa lho." Eunseo jadi malu sama Bona.
"Dasar tukang ngadu! Seo, udah punya pacar masih aja kayak bocah TK." Jiyeon menggeleng dan menyelesaikan adonannya.

"Mama, aku antar Bona pulang dulu ya." Eunseo mengenakan jaket pamit.

"Awas anak orang jangan kamu ajak nginap di hotel, langsung pulang ya."

"Nggaklah Mama sayang, yang ada aku di gorok sama Mama." Eunseo dan Bona mencium punggung tangan Jiyeon.
"Hati-hati ya sayang, jangan kapok main lagi ke rumah. Salam sama Mami Pinky." Jiyeon dan Bona cepaka-capiki.

"Tante aku pulang ya." Bona melambaikan tangan dan mengikuti Eunseo.
"Eh nggak boleh panggil Tante, Mama jangan sampai lupa." Tegur Jiyeon mengantar mereka hingga ke teras.
"Iya aku lupa Tant___ eh, lMama."Ujar Bona malu dan gugup.

Eunseo pun mengantar Bona sengaja naik motor matic biar lebih romantis katanya.
"Sayang, nanti mampir dulu ya ke martabak Madam Sejeong, Mama pesan martabak tadi." Bona mengeratkan pelukan.
"Iya sayang, apa sih yang nggak buat kamu. Kalau perlu aku beli sama gerobaknya." Goda Eunseo tancap gas menerobos kemacetan kota.

______

"Apa salah dan dosaku sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan
Jaran goyang, jaran goyang..

Sayang, jangan kau waton serem
Hubungan kita semula adem
Tapi sekarang kecut bagaikan asem
Semar mesem, semar mesem.."

( Jaran Goyang ).

Sejeong asyik bernyanyi sambil goyang dangdutan heboh sendiri di gerobak martabak miliknya.

"Woy! Berisik banget sih lu! Bisa nggak radio butut lu di kecilkan suaranya. Atau gua ancurin sekarang juga." Teriak Somi pusing dan bisa gila punya tetangga model Sejeong.

"Ih norak banget lu bule ayam geprek! Santai sedikitlah jangan terlalu tegang sayang, hotel mahal." Sahut Sejeong tak peduli.

"Sini muka lu coba, gua ulek sekalian." Balas Somi tambah kesal dengan ulah Sejeong.

"Di cium boleh tapi di ulek jangan, pamali." Sejeong tebar kiss di udara sok cantik, lenjeh dan menel.
"Ogah!" Somi mencebik jijik.

Eunseo dan Bona tiba di depan gerobak Sejeong. Eunseo membantu melepaskan helm Bona.
"Mau pesan berapa cantik? Itu muka licin bener kayak margarin. Bolehlah sekalian kita kenalan, kebetulan jomblo nih." Goda Sejeong tersenyum menel minta di tabok wajan.

"Dua aja Madam, cokelat susu dan keju ya." Pesan Bona hanya menggeleng dengan tingkah menel Sejeong.
"Hati-hati Neng rabies, jangan dekat-dekat." Teriak Somi masih jengkel.
"Nimbrung aja lu bule udah kayak laler ijo lewat." Sejeong sibuk membuat martabak menyiapkan pesanan Bona.

"Duduk aja dulu sayang, pegel kalau berdiri terus nanti kakinya sakit." Lirik Sejeong tak ada takut sama sekali terus menggoda Bona.
"Sayang tunggu disini aja." Panggil Bona melambaikan tangan ke arah Eunseo.

Eunseo datang dan duduk di sebelah Bona.
"Madam, bisa lebih cepat nggak? Perasaan dari tadi nggak kelar-kelar." Eunseo mulai tak sabar di tambah kesal sama Sejeong yang terus menggoda pacarnya.
"Mau cepat? Belinya sana di jalan tol, biar cepat mati." Sahut Sejeong asal.

"Udah sih Yank, masa kamu cemburu sama dia." Bona bergelayut manja dan mengecup pipi Eunseo mendinginkan suasana.
"Aku nggak suka aja ada yang godain kamu, menel banget." Tangan Eunseo gatal ingin menghajar Sejeong.
Tak lama pesanan Bona selesai, setelah membayar martabak, mereka segera bergegas pulang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang