My B a b i e s - 10

3.4K 294 18
                                    

Eunseo mengetuk pintu, tak menunggu lama pintu terbuka dan sosok mama muda muncul menyambut Eunseo  ramah.

"Apa kabar, Seo? Sayang, ada tamu spesial nih. Ayo masuk! Mama kangen banget sama kamu."
Kata Suzy memeluk dan menciumi Eunseo. Sangat merindukan sosok menantu idamannya itu.

"Tante tambah seksi dan cantik saja. Ini sedikit oleh-oleh titipan dari Mama buat Tante." Eunseo menyerahkan paper bag bawaannya pada Suzy.
"Nggak usah repot-repot. Bikin senang Mama aja. Salam ya sama Mama Jiyeon." Suzy dengan senang hati menerima pemberian Eunseo.

"Hai baby, kamu lama banget sih."

Seru Chengxiao berlari menghamburkan pelukan sangat manja. Bona seperti kambing congek berjalan di belakang Eunseo. Senyuman Eunseo seketika hilang mendapati sosok yang sangat di kenalnya tengah duduk di ruang tamu.

"Kebetulan Xuanyi ada disini, kamu mau minum apa, Baby?"
Chengxiao mengajak Eunseo duduk bersama Xuanyi.
"Terserah kamu." Jawab Eunseo datar menatap tajam ke arah Xuanyi.

Bagaimana pun gadis itu adalah mantan selingkuhan Chengxiao. Jelas Eunseo merasa tak nyaman dengan kehadirannya. Terlebih ini malam spesial dirinya dan Chengxiao.

"Seo, siapa tuh cantik banget?"
Sapa Xuanyi melirik Bona dan tersenyum genit menggodanya.

"Ngapain lu ke rumah pacar gua? Lu udah lupa kan rasanya tonjokan gua?" Bisik Eunseo menarik kerah baju Xuanyi masih dendam. Xuanyi tertawa dan menepis kasar tangan Eunseo.

"Suka-suka gualah. Chengxiao aja nggak marah gua kesini. Memangnya ini rumah lu. Jadi lu jangan macam-macam." Ancam balik Xuanyi tertawa sinis.

"Kali ini lu selamat, jangan pernah ganggu Chengxiao. Dia itu punya gua." Eunseo mendorong kasar bahu Xuanyi karena Chengxiao datang membawa minuman.

"Sayang, badut kamu ngapain sih ada disini? Bisa kamu buang dulu nggak? Pengin aku bakar aja rasanya."
Sindir Eunseo menarik tubuh Chengxiao duduk di dekatnya.

"Kamu nggak boleh gitu, Baby. Kamu masih cemburu sama dia? Aku udah nggak punya perasaan sama dia. Percaya deh cinta aku itu 100% kamu." Chengxiao sekilas melirik ke arah Bona.

"Tapi aku nggak suka dia dekat-dekat lagi sama kamu." Eunseo melipat tangan masih kesal.

"Aku aja nggak marah setiap hari kamu dekat dengan Bona. Lalu apa bedanya kamu sama aku? "

"Aku dekat sama dia wajar, karena dia asisten aku. Terus kamu dekat lagi sama dia apa maksudnya?"

"Nggak ada maksud apa-apa, Sayang. Sudahlah kita jangan ribut karena hal sepele seperti ini. Xuanyi datang kesini cuma mau anterin paket aku dan nggak lebih." Chengxiao berusaha keras menyakinkan Eunseo.

"Terserahlah. Dia kayaknya lebih penting buat kamu di banding aku. Kamu urus tuh tamu istimewa kamu." Eunseo marah dan menyiramkan segelas air ke wajah Xuanyi. Lalu menarik tangan Bona keluar dari rumah Chengxiao.

"Sayang, jangan salah paham. Aku sama dia nggak ada hubungan apa-apa. Kita baru bertemu, tolong jangan merusak suasana." Chengxiao mengejar Eunseo berusaha mencegahnya pulang.
"Kamu yang merusak suasana, pokoknya aku mau pulang." Tegas Eunseo menghidupkan mesin mobil tak memperdulikan penjelasan Chengxiao.

Hatinya begitu sangat cemburu Chengxiao dekat dengan Xuanyi. Padahal Eunseo pun tak yakin cintanya sebenarnya untuk siapa. Satu sisi Eunseo merasa nyaman berada dekat di sekitar Bona. Namun dia pun tak rela Chengxiao memiliki hubungan spesial dengan orang lain.

____

"Kamu menangisi Chengxiao? Kamu nggak sadar kamu lebih parah. Kamu marah pacar kamu dekat dengan orang lain? Terus kamu sendiri, simpanan kamu dimana-mana." Sindir Bona ikut duduk di samping Eunseo dan menyerahkan tisu.

"Siapa yang menangisi Chengxiao, aku cuma kelilipan. Lagian selama ada kamu, aku pasti baik-baik saja." Eunseo menyikut lengan Bona menggodanya.

"Dasar aneh. Tadi mewek, sekarang tengilnya kumat lagi." Gerutu Bona sebenarnya senang karena Eunseo tak terlalu mengkhawatirkan Chengxiao.

"Buang-buang energi aja mikirin Chengxiao. Kamu pasti lapar, makan yuk?" Ajak Eunseo menarik tangan Bona mencari meja yang kosong untuk mereka makan.
"Tapi aku sedang diet. Jadi aku temenin kamu makan aja ya." Keluh Bona mencari alasan.

"Kamu udah kurus kering begini, ngapain diet. Kamu tetap cantik kok walaupun pipi kamu jadi bakpau."

Rayu Eunseo duduk kemudian memesan makanan. Setelah menunggu beberapa saat makanan pun datang. Dan Eunseo langsung melahapnya. Tak lupa Eunseo selalu memaksa menyuapi Bona, walau gadis itu tak lapar sekalipun.

"Seo, kamu pacaran sama dia." Tanya Nancy kaget menemukan Eunseo sedang makan malam dengan Bona.
"Hai honey! Ayo gabung." Eunseo menarik Nancy ikut duduk bersama di meja mereka.

Bona melirik Nancy tak suka, karena gadis itu sama saja mengganggu acara makan malam Bona dan Eunseo.
"Nggak Seo, aku udah makan. Kamu lanjutkan saja ya berdua. Aku ada urusan penting." Tolak Nancy halus dan sebenarnya khawatir kekasih barunya memergoki dirinya dan Eunseo.

"Sejak kapan kamu menolak tawaran aku? Ayolah sayang sedikit aja cobain ya." Eunseo memeluk Nancy dan menarik gadis itu duduk di pangkuan.
"Sayang, kamu ngapain peluk-pelukkan sama dia?" Tegur Yeonwoo tertegun melihat kekasihnya sedang dalam pelukan Eunseo.

"Dia bukan siapa-siapa kok, sayang? Dasar mesum!" Nancy melepaskan diri dan menampar Eunseo. Gadis itu berlari memeluk Yeonwoo mencari perlindungan. Bona menahan tawa menyaksikan drama cinta Eunseo yang berujung tragis.

"Kok kamu kasar sih? Jangan bilang dia pacar kamu, aku patahin sini lehernya." Sewot Eunseo tak terima Nancy berpaling dari cintanya.

"Iya dia pacar aku. Dan aku mau hubungan kita putus sekarang." Kata Nancy melempar cincin lalu menarik Yeonwoo pergi.

Eunseo mematung tak percaya, biasanya dirinya yang memainkan peran dan memutuskan pacarnya lebih dulu. Tetapi kali ini terbalik, Bona tertawa geli menertawakan Eunseo.

"Kasihan yang patah hati, yang sabar ya. Makanya punya pacar itu jangan kebanyakan."

Eunseo mencebik kesal lalu mengambil cincin, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Makan malam pun berakhir kecewa, mereka pun memutuskan pulang.

______

"Kayaknya aku langsung pulang deh. Salam ya sama Mama dan Papa kamu." Eunseo menghentikan mobil dan membukakan pintu untuk Bona.

"Terus KTP kamu bagaimana? "

"Simpan saja sama kamu, kali aja nanti berguna buat buku nikah kita." Goda Eunseo tersenyum ke arah Bona.
"Dih ngaco. Ya udah hati-hati ya." Bona melambaikan tangan.

"Satu hal lagi, aku hampir lupa."

"Apa?" Bona mengerutkan kening tak paham.

"Jangan rindu, berat. Biar aku saja."
Gombal Eunseo membuat tanda Love dengan jari.
"Dasar gombal! Pulang sana." Usir Bona malu campur senang. Mereka seperti sepasang kekasih yang selesai berkencan.

Eunseo pun pulang, Bona tersenyum sendiri. Hatinya begitu riang gembira, perasaannya semakin kuat. Bona tak memimpikan akan jatuh hati dengan bosnya itu. Lucu memang tapi itu yang terjadi. Dan Bona tak bisa membohongi dirinya sendiri, jika dia mulai menyukai Eunseo.

 Dan Bona tak bisa membohongi dirinya sendiri, jika dia mulai menyukai Eunseo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang