My B a b i e s - 35

1.3K 119 26
                                    

"Bukankah jawabanku sudah jelas. Berhentilah menguntitku!"

Bona menghentikan langkahnya, Luda keluar dari persembunyian dan menghampiri gadis itu. Sesaat Luda menatap Bona yang acuh dan tak ramah.

"Ada apa kau mencariku? Langsung saja, aku tak punya waktu untuk melayanimu."

"Aku menyukaimu. Menikahlah denganku?"

Luda berlutut di hadapan Bona dan menyerahkan bunga kesukaan Bona.

"Menikah?! Apa kau sudah gila?"

Bona menghela napas panjang, memcoba untuk tetap tenang, mendengar permintaan konyol Luda.

"Aku tidak gila. Aku serius ingin menikah denganmu."

"Ini sama sekali nggak lucu. Bagaimana mungkin kita menikah? Aku punya kekasih. Kenapa kau tiba-tiba datang ingin menikahiku?"

"Kau bisa meninggalkan pacarmu. Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku! Aku tak ingin seumur hidupku merasa bersalah padamu."

"Lalu dengan kita menikah, apa masalahnya selesai? Tidak kan? Apa kau pikir semudah itu kau bisa mengubah kehidupan orang lain? Tanpa kau berpikir bagaimana perasaanku?"

"Kau sangat berharga bagiku. Dan aku tak ingin kehilanganmu."

Luda memeluk erat Bona dan menangis. Luda bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Maaf, aku tidak bisa. Aku tidak mencintaimu. Hatiku hanya milik Eunseo."

Bona mendorong bahu Luda menjauh. Bagaimana pun Bona tak bisa membagi cintanya dengan Luda.

"Aku tahu. Tapi tak bisakah kau sedikit saja memberiku kesempatan? Kau bisa menjadikan aku yang kedua. Aku mohon!"

"Tidak. Lupakan semua yang telah terjadi diantara kita. Lupakan aku! Aku sudah melupakan semuanya."Bona menepis kasar tangan Luda.

"Kau tak bisa mengabaikan aku seperti ini. Aku sudah banyak kehilangan kehidupanku. Jangan pergi. Aku mencintaimu."

Luda menarik tubuh Bona dalam pelukan. Luda tak ingin kehilangan Bona.

"Cukup! Tolong hentikan! Apa semudah itu kau mengatakan mencintaiku? Setelah kau menghancurkan hidupku. Dan kau datang ingin menikahiku? Apa aku ini hanya mainanmu? Lepaskan aku!" Bentak Bona kesal, tak bisa mengendalikan emosi.

"Aku minta maaf. Aku sadar, aku sudah berdosa banyak padamu. Tidak bisakah kau memaafkan aku? Menikahlah denganku!"

Luda menangkup wajah Bona, mendekatkan bibir mencoba mencium Bona.

"Apa yang kau lakukan? Kau mau apa? Lepaskan aku, bodoh!"

Bona dengan sekuat tenaga mendorong bahu Luda. Namun gadis itu terus mempersempit ruang gerak Bona, menyudutkan Bona di dinding.

"Jangan pernah sentuh pacarku. Jika kau tak ingin mendapat masalah." Kata Eunseo datang, menarik kasar bahu Luda. Mendorong gadis itu menjauh dari Bona.

"Seo!"

Bona menangis dan memeluk erat Eunseo, ketakutan.

"Kamu baik-baik saja kan, Sayang?" Eunseo mengusap pucuk kepala Bona, khawatir.

"Awas!" Teriak Bona menyadari bahaya mengintai Eunseo.

Namun terlambat, sebuah balok kayu pun mendarat tepat di kepala Eunseo. Tubuh tegap gadis itu pun tumbang merosot lemah di tanah. Luda tertawa senang penuh kemenangan, membuang balok. Luda menghampiri Bona yang menangis histeris, memeluk Eunseo.

"Seo, bangun! Aku mohon! "

"Sekarang kau tahu seberapa gigih aku ingin mendapatkanmu. Aku bisa melakukan apapun, bahkan aku tak segan melenyapkan pacarmu. Ikut aku! Kau harus menikah denganku."

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang