My B a b i e s - 13

2.7K 283 24
                                    

"Bonaaaaa!!! Bangun! Kamu nggak kerja?"

Teriak Pinky dari dapur membangunkan anak perawannya. Tak ada jawaban suara Bona, gadis itu memilih mengabaikan alarm hidupnya itu.

"Bonaaaaa!!! Bangun atau mamih siram ya." Ancam Pinky kesal merasa tak di anggap.

"Apa sih, Mi berisik banget? Aku ngantuk." Bona menghampiri ibunya setengah mengantuk, karena semalaman begadang menangisi Eunseo.
"Jam berapa ini? Bukannya kamu harus kerja?" Pinky menunjuk jam yang tergantung di dinding.

"Aku di pecat. Jadi hari ini aku tidur saja." Jawab Bona malas.
"Naon? Di pecat?" Teriak Pinky tercengang dan hampir merebus tangannya sendiri.

"Iya. Hari ini aku resmi jadi pengangguran."

"Kok bisa. Bukannya kamu dekat sama Bos kamu itu. Emang dia kemana?"

"Dia udah mati. Makanya perusahaannya bangkrut dan aku di pecat." Jawab Bona penuh dendam dan memilih kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur.

"Kamu tuh ya kalau di tanya benar-benar, asal aja jawabnya." Gerutu Pinky menopang dagu memikirkan ucapan Bona.

Gugur sudah harapannya menjodohkan Bona dengan Eunseo. Padahal perlahan Pinky mulai membuka hatinya untuk Eunseo masuk dalam keluarga besar mereka.

______

"Sayang, calon menantu mama kok jarang main ke rumah. Jangan bilang kamu lagi berantem sama dia." Tebak Jiyeon mencegat Eunseo.
"Bukannya calon menantu mama Chengxiao? Hubungan kita baik-baik aja kok." Eunseo pura-pura acuh.

"Ih bukan si Melon Cina, itu lho yang imut kayak kelinci. Siapa namanya Boncabe ya kalau nggak salah." Jiyeon terlihat berpikir mengingat nama Bona. Maklum karena terlalu banyak Eunseo punya pacar, Jiyeon sebagai ibu suka bingung dan sulit membedakannya.

"Oh Bona. Dia udah resign, katanya bosen kerja sama Seo. Dia mau jadi TKW di Arab gosipnya." Eunseo sengaja mengarang bebas agar ibunya tak cerewet tentang Bona.

"Hah, TKW?! Terus kamu nggak melarang dia berangkat ke Arab. Daripada kerja di Arab, mending nikah sama kamu dan jadi menantu mama. Kamu bagaimana sih Seo, harusnya kamu cerita ke mama. Kenapa baru sekarang kamu ngomongnya."

"Mama aja yang nikah sama dia, aku sih "NO".

"Alah! Gayamu Seo bilang " No " setiap hari juga fotonya kamu pelototin terus sampai mewek bombay."

"Ih siapa yang naksir sama dia. Pacar aku cuma satu Chengxiao. Sisanya itu sih cuma teman gabut aja." Hibur Eunseo padahal sebenarnya Eunseo sangat merindukan sosok Bona.

"Sejak kapan kamu bisa bohong sama Mama? Saran Mama sih kalau kangen, datang ke rumahnya. Apa perlu Mama turun tangan sekalian lamaran?"

"Apaan sih Mama ngawur deh? Aku nggak pacaran sama Bona, jangan salah paham. Kita cuma sebatas rekan kerja dan teman."

"Teman hidup maksudnya. Kamu tobat apa Seo buang-buangin itu cabe-cabean kamu. Mama pusing liatnya, tiap hari kamu bawa anak orang ke rumah."

"Kan aku juga lagi seleksi Mama sayang, siapa tau ada yang klik!"

"Seleksi mulu kapan nikahnya."
Eunseo kehabisan kata-kata berdebat dengan Mamanya yang super ajaib dan kepo dengan urusan pribadinya.
"Terserah Mama deh, iya aja biar Mama senang." Jawab Eunseo kalah telak.

"Sekarang kamu ganti baju cepat, Mama perlu bantuan kamu." Jiyeon menyeret Eunseo masuk kamar dan memilihkan baju untuknya.
"Mama mau kemana memangnya, tumben banget sih mau jalan sama Seo." Protes Eunseo pusing dengan mamanya yang rempong.

30 menit kemudian..

Mereka selesai berdandan rapi, Eunseo berjalan lebih dulu ke garasi memanaskan mesin mobil. Sambil menunggu sang mama selesai berkemas.

"Hari ini spesial mama yang nyetir, kamu jadi penunjuk jalan saja." Jiyeon menyuruh Eunseo berpindah posisi.

"Mau kemana sih, Mam? Aku perhatikan ribet banget dari tadi. Kenapa nggak pake sopir aja?" Keluh Eunseo heran.

"Sekarang kamu antar Mama ke alamat rumah Bona."

"Hah Bona! Mau ngapain Mama kesana? Seo nggak mau." Tolak Eunseo dan langsung di jewer Jiyeon.

"Silaturahmilah, udah nggak usah membantah. Atau Mama kirim kamu ke Suriah."Jiyeon tancap gas meminta pertunjuk jalan dari Eunseo.
Pada akhirnya Eunseo tak bisa mencegah keinginan mamanya untuk berkunjung ke rumah Bona.

_____

Mobil mereka sudah terparkir di depan rumah Bona. Jiyeon turun lebih dulu begitu bersemangat mengunjungi calon menantunya. Sementara Eunseo enggan turun dari mobil dan tak mau bertemu Bona.

"Seo, ayo turun, ngapain sih lama banget."

"Mama aja ya, Seo nggak bisa ikut ke dalam. Seo ada tugas kuliah dadakan soalnya." Eunseo bohong mencari alasan.

"Tugas kuliah apa? Orang mama tadi telepon dosen kamu, udah minta ijin hari ini kamu nggak masuk kuliah. Udah jangan kebanyakan alasan, cepat turun atau Mama tiduran nih di aspal." Ancam Jiyeon menarik-narik Eunseo agar keluar.

"Seo nggak mau, Mama aja ya. Aduh perut Seo sakit Mam, Seo mau langsung pulang aja ya." Eunseo pura-pura sakit.
"Ngapain pulang, kalau kamu mau ke toilet tinggal ikut numpang di rumah Bona. Cepat, jangan bikin Mama marah deh Seo." Jiyeon berkacak pinggang memarahi Eunseo.

"Iya. Sebentar apa, nggak sabaran banget." Eunseo terpaksa turun mengikuti sang Mama.

"Permisi." Jiyeon mengetuk pintu.
"Bona bukain pintu, ada tamu tuh. Mami lagi repot." Teriak Pinky dari dapur.
"Aduh Mami! Aku kapan tidurnya, kalau Mami ganggu terus." Sahut Bona malas.

"Cepat bukain! Jadi pengguran bukan berarti harus malas-malasan kan, Bon."

"Iya. Cerewet banget punya Emak, nggak bisa lihat anaknya senang sedikit." Gerutu Bona membanting pintu keras, keluar dari kamar.

"Eh Mami dengar ya Bon, jangan sampai uang jajan kamu hangus." ancam Pinky menakut-nakuti anaknya.

Brak!

Pintu terbuka, Bona kaget setengah mati mendapati Eunseo dan Mamanya berkunjung ke rumah.

"Selamat pagi Sayang, apa kabar?" Sambut Jiyeon sumringah cepaka-capiki dengan Bona.
"Tante, kok nggak bilang mau ke rumah." Bona melirik Eunseo sejenak.

"Dadakan, Sayang. Tante kangen banget, kamu jarang main ke rumah. Seo, ayo masuk! Kamu ngapain kurang kerjaan peluk pilar." Jiyeon menarik Eunseo ikut masuk dan duduk di ruang tamu.

"Maaf ya Tan, rumahnya berantakan. Sebentar aku ke belakang dulu."

"Nggak masalah, Sayang." Jiyeon mengedar pandangan ke seluruh ruangan. Rumah Bona memang tak seluas rumahnya, sederhana dan minimalis. Bona bergegas ke dapur memberitahu Pinky.

"Ini Mama kamu Seo, ya ampun cantik banget ya kayak model. Maaf ya jeng rumahnya sempit dan kumuh."
Seru Pinky cepaka-capiki dengan Jiyeon.
"Ah bisa aja, rumah kita juga sama kumuhnya kok." Jawab Jiyeon merendah.

"Tante, aku tinggal sebentar ya. Belum mandi soalnya, Tante ngobrol aja dulu sama Mami."

"Iya Sayang, nggak mandi juga tetap cantik kok kayak Mami kamu." Goda Jiyeon melirik Pinky, mereka pun tertawa begitu akrab. Eunseo cemberut di pojokan merasa seperti sedang di planet mars.

°°°°

©10/05/2018

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang