My B a b i e s - 18

2.5K 254 23
                                    

Eunseo dan Bona berakhir malam mingguan di rumah, mereka duduk lesehan di teras. Sambil menikmati martabak Madam Sejeong, enak juga ternyata walau tak sekecut pedagangnya.
Pinky ikut nimbrung jadi security dadakan, antisipasi takut mereka kebablasan pacarannya.

Jelas Eunseo dan Bona tak bisa berkutik seperti sedang di asuh Mimi peri. Gerak sedikit, Pinky langsung menengok ke arah mereka. Alhasil mereka hanya bisa saling pandang, sambil menunggu Pinky lengah.

"Mi, acara dangdut kan udah mulai, biasanya Mami nggak pernah absen nonton?" Kata Bona mencoba mencari celah, jujur dia juga ingin punya waktu berdua dengan Eunseo.

"Oh iya Mami hampir lupa. Seo, boleh Mami minta tolong nggak?" Pinky melirik Eunseo.
"Iya Mi, Seo harus ngapain?" Jawab Eunseo sigap. Cari muka sedikit sama calon mertua.
"Bantu Mami pindahin televisi ke teras." Eunseo dan Bona saling lirik, tak habis pikir Pinky begitu protektif sama Bona.

"Ih Mami apaan sih, memangnya lagi acara nonton bareng sepak bola apa?" Protes Bona paham maksud ibunya.
"Suka-suka Mami lah, lagian yang angkat televisi kan Seo bukan kamu. Kenapa kamu yang kesal?" Balas Pinky tak mau ambil pusing. Tujuannya satu memantau Bona sekalian nonton dangdut.

Bona cemberut melipat tangan di dada, begini caranya kapan mereka pacarannya terus di ganggu Pinky.

"Udah sih Yank nggak apa-apa." Eunseo meletakkan televisi di meja, tangannya mengusap puncak kepala Bona.
"Ets,tangannya tolong di kondisikan!"
Seru Pinky memisahkan mereka dan duduk di tengah keduanya.

"Sebenarnya yang pacar Eunseo siapa sih Mi? Kok Mami menel banget ya, kan udah punya Papi." Protes Bona kesal ingin menangis.
"Eunseo aja slow, ya kan Mami juga perlu pendekatan sama calon menantu Mami." Ujar Pinky santai.

"Sekarepmu, Mi. Untung cuma satu yang modelan kayak Mami, kalau ada dua tenggelamkan Bona aja di rawa-rawa." Gerutu Bona mengalah.
"Aduh Mami kebelet! Awas ya kalian berdua macam-macam!" Pinky setengah berlari masuk toilet.

Bona berkali-kali melempar bulatan tisu pada Eunseo memberi kode. Namun Eunseo tak paham maksud Bona, dia tak mengindahkannya. Eunseo fokus menonton televisi ketularan Pinky.

"Sayang!"

"Hmm.." Gumam Eunseo tak menoleh sedikitpun.
"Sayang!" Bona geram dan kali ini melempar jaket kode keras.
"Apa, Yank?" Eunseo bergeser di sebelah Bona.

"Mumpung Mami lagi di toilet, cepetan! " Bona menunjuk bibirnya minta cium.
"Yakin sekarang, Yank?" Tanya Eunseo ragu, takut tiba-tiba Pinky datang dan Bona mengangguk memejamkan mata bersiap.

Eunseo meraih tengkuk Bona perlahan mendekatkan wajah menepis jarak diantara mereka. Bibir Bona sudah di ambang mata, Eunseo ikut memejamkan mata bersiap mencium Bona. Belum sempet bibir mereka saling bertaut tiba-tiba..

Praang! Praang! Praaang!

Pinky memukul tutup panci dengan sendok sayur tepat di dekat telinga mereka. Sontak Bona dan Eunseo menutup telinga dan menarik mundur wajahnya.

"Ih Mami ini apa lagi sih? Emang lagi kompanye, usil banget deh." Teriak Bona marah, Eunseo hanya bisa mengelus dada.

"Orang Mami lagi ngetes kekuatan tutup panci Mami." Jawab Pinky tanpa dosa.
"Terserah ah." Balas Bona ketus.

"Yank, aku numpang ke toilet sebentar, Mama aku udah telepon terus supaya cepat pulang." Eunseo bangkit dari duduknya.
"Nah gitu dong tau waktu kalau bertamu itu." Pinky duduk bersila kembali fokus nonton televisi.

"Kamu lurus aja nanti belok kanan, disitu toiletnya." Terang Bona memberikan arahan. Dan Eunseo segera bergegas ke toilet mengikuti petunjuk Bona.

10 menit kemudian..

Eunseo keluar dari toilet, terkejut mendapati Bona sudah menunggunya.
"Kamu mau ke toilet juga, Yank?" Tanya Eunseo tak curiga.
Bona tak menjawab, gadis itu menyeret Eunseo ke dapur.

"Ada apa sih, yank?"

"Ssstt!! Jangan berisik!" Bona membekap mulut Eunseo untuk diam.
Bona pun mendorong tubuh Eunseo ke dinding dan mengunci pergerakannya.
"Kita mau ngapain?" Bisik Eunseo khawatir Pinky melihat mereka sedang berduaan.

Bona mengalungkan tangan menarik tengkuk Eunseo lebih dekat dan memajukan wajah.
"Yank nanti kalau Mami kamu datang bagai___"

Cup!

Bona mengecup lembut bibir Eunseo dan perlahan mengulumnya. Mereka berciuman di dapur, memanfaatkan kelengahan Pinky.

"Bonaaaa!! Mana minumnya?"

Mendengar suara ibunya, Eunseo dan Bona menyudahi aktifitas ciuman singkat mereka. Eunseo melonggarkan pelukan, Bona segera membuka kulkas dan mengambil sebotol air untuk Pinky.

"Sayang!" Panggil Eunseo kembali menarik Bona dalam pelukan lalu mengecup bibirnya singkat.
"I love you ." Eunseo tersenyum menarik pipi Bona gemas.

"Hmm gombal!" Bona memukul bahu Eunseo pelan dan berjalan lebih dulu ke teras, Eunseo mengekor di belakang.
"Lama banget ambil air doang, nggak tau apa Mami kepedesan." Omel Pinky menyambar botol air di tangan Bona.

"Mami lagi PMS ya atau nggak dapat jatah dari Papi? Ngomel terus dari tadi, udah Mi capek dengernya. Bona kasihan sama jantung Mami."Bona mengambil kunci motor di atas meja dan memberikannya pada Eunseo.

"Dih! sok tau kamu."

"Mi, Seo pamit pulang ya." Eunseo memakai jaket dan mencium punggung tangan Pinky pamit.
"Hati-hati Seo, jangan kapok ya." Ujar Pinky mengantar Eunseo hingga keluar pagar.
"Sayang, aku pulang. Sampai ketemu besok." Eunseo hendak menghampiri Bona tapi di cegah Pinky.

"Udah cukup, udah malam Seo cepat pulang nanti Mama kamu kelamaan nunggu kamu pulang." Eunseo menghela napas berat dan mengurungkan niatnya.
"I love you sayang, kabari aku kalau udah di rumah." Bona melambaikan tangan.
"Alah gombal! " Pinky mencebik dan menarik Bona masuk rumah.

©12/05/2018

©12/05/2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang