M y B a b i e s - 42

3.4K 159 27
                                    

"Terima kasih, kamu sudah bersedia menerima aku sebagai pendampingmu. Aku berjanji akan selalu mencintaimu." Ucap Luda begitu terharu, menyematkan cincin di jari manis Bona.

Luda meraih pinggang gadis itu dan mencium bibirnya. Bona tak kuasa menahan tangis, pupus sudah harapannya untuk bisa bersatu dengan Eunseo. Kini hanya tinggal sebuah penyesalan yang mendalam. Apa mungkin Bona bisa mencintai Luda setelah mereka menikah. Sementara dalam lubuk hatinya. Bona masih berharap Eunseo mampu mengingat dirinya. Eunseo tertunduk lesu di ujung meja, menyaksikan pernikahan Bona dan Luda di altar. Tubuhnya menjadi lemah seperti tak bertulang. Bahkan rasanya tak sanggup hanya sekedar menopang tubuhnya sendiri.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Chengxiao khawatir.

"Tolong bantu aku! Aku ingin memberi selamat pada mereka."

"Tentu, Sayang."

Chengxiao menggamit tangan gadis itu, berjalan dengan bangga di sampingnya. Ingin menunjukkan pada semua orang, bahwa Eunseo miliknya. Bona menatap sedih ke arah mereka, seakan tak rela Chengxiao merebut Eunseo.

"Selamat atas pernikahan kalian. Doakan kita semoga cepat nyusul." Kata Chengxiao menjabat tangan Bona dan Luda, tersenyum sinis melirik Bona.

Jelas perasaan Chengxiao senang, karena Bona bukan lagi menjadi penghalang untuk hubungannya dengan Eunseo.

"Lebih cepat lebih baik." Sahut Luda menyindir Eunseo.

Berharap gadis itu bisa melupakan Bona untuk selamanya. Eunseo pun menjabat tangan Bona, mereka saling pandang cukup lama. Tangan mereka saling berjabat erat. Bona menangis sendu, tak kuasa menahan segala perasaannya yang hancur tanpa sisa.

"Jangan menangis. Jika kamu bahagia bersamanya. Aku akan melepaskanmu." Eunseo menyeka butiran bening di wajah Bona. Hatinya perih melihat Bona menangis.

"Seo, aku minta maaf."

"Aku pasti memaafkanmu. Aku rela melakukan apapun untuk kebahagiaanmu. Termasuk membiarkanmu menikah dengan orang pilihanmu."

"Seo, kenapa kamu selalu seperti ini. Aku merasa begitu buruk untukmu."

"Boleh aku berdansa denganmu?"

Eunseo mengulurkan tangan, mengajak Bona berdansa dan bertukar pasangan.

"Tentu. Aku ingin mengakhiri semuanya dengan indah." Bona mengangguk meraih tangan Eunseo dan mengikuti gerakannya. Mereka berdansa seakan sengaja ingin mengabaikan Luda.

"Apa yang kalian lakukan? Jangan membuat kekacauan atau aku panggil polisi untuk mengusirmu." Luda marah, menghalangi mereka untuk berdansa.

"Biarkan aku berdansa dengan Eunseo untuk yang terakhir kalinya."

Bona menarik tangan Eunseo untuk berpindah meninggalkan Luda.

"Sialan! Di saat penting seperti ini pun, kau terus saja mengganggu."

Luda mengepalkan tangan, menahan amarah. Terbakar cemburu karena Bona memilih berdansa dengan Eunseo.

"Sudahlah! Biarkan mereka menikmati hari perpisahannya. Setelah pernikahan kalian selesai, kau bisa memiliki Bona seutuhnya. Dan Eunseo tak bisa mengganggu hubungan kalian. Karena Eunseo milikku." Kata Chengxiao menepuk bahu Luda, berlalu meninggalkan gadis itu.

"Seo, boleh aku memelukmu?"

"Tentu."

Eunseo mengangguk, membiarkan Bona menangis dalam pelukannya.

"Hari ini kamu sangat cantik sempurna."

Eunseo membelai wajah gadis itu, lekat menatapnya seakan menelanjangi hati Bona.

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang