Eunseo mengulurkan tangan, Bona langsung menyambut uluran tangannya. Menarik Bona lembut, membawa gadis itu hingga berada di dekatnya. Sangat dekat.Mereka mulai berdansa ke kiri dan kanan.Eunseo melingkarkan tangannya di pinggang Bona. Menarik Bona lebih merapat dengan ritme gerakan yang indah.
Lalu Eunseo memeluk Bona dari belakang sambil terus bergoyang. Wajahnya menempel pada wajah Bona dan tangannya melingkar erat di pinggang Bona. Senyuman bahagia terukir jelas di wajah mereka. Perlahan Eunseo memiringkan wajah Bona menarik dagunya sedikit lalu mengecup bibir gadis itu lembut. Mereka saling berciuman di bawah cahaya kembang api malam itu.
Sementara Chengxiao jelas tak suka melihat pemandangan itu. Gadis itu menghentakkan kaki kesal dan marah. Datang mengacau kebahagiaan mereka berdua. Dengan sengaja menumpahkan segelas air pada gaun Bona. Eunseo dan Bona menghentikan ciuman. Terkejut mendapati Chengxiao sudah berdiri di hadapan mereka.
"Oh! Dia alasan kamu berubah akhir-akhir ini sama aku. Hei pelakor! Kegatelan banget sih lu rebut pacar orang. Kenapa nggak laku? Apa perlu gua bikin sayembara buat lu? " Tunjuk Chengxiao pada wajah Bona geram dan cemburu.
"Chengxiao stop! Jangan membuat kekacauan di tempat ini." Eunseo meraih tisu dan membantu mengeringkan gaun Bona. "Siapa yang memulainya? Kamu kan yang terbukti selingkuh sama dia." Chengxiao berusaha menjambak rambut Bona. Dengan sigap Eunseo menahan tangannya.
"Aku bilang stop! Ayo sayang kita pulang." Eunseo menarik tangan Bona dan membawanya pergi dari keramaian pesta. "Seo! Kamu nggak bisa seperti sama aku. Aku perlu penjelasan hubungan kita." Chengxiao bergerak cepat mengejar mereka hingga ke parkiran.
"Penjelasan apa? Aku rasa kamu tak membutuhkanku. Bukankah yang kamu inginkan dariku hanya uang."
"Tidak seperti itu sayang. Aku mencintaimu. Mana mungkin aku hanya memanfaatkanmu."
"Benarkah? Lalu jika aku jatuh miskin, apa kamu masih mencintaiku? Jawab Xiao! "
"Kenapa kamu menekanku? Kamu berkencan dengan dia, lalu kamu marah dan menyudutkanku. Bukankah harusnya aku yang marah."
"Kamu ingin tau alasannya apa? Setidaknya Bona lebih tulus dan jujur di banding dirimu. Baiklah aku akan memberikan apa yang kau inginkan. Ini uang untukmu dan aku ingin mengakhiri hubungan kita. Kita putus." Eunseo mengambil segepok uang dari mobilnya dan menyerahkannya pada Chengxiao.
"Seo, tolong jangan seperti ini! Aku tak ingin kita putus, aku mencintaimu sayang." Chengxiao mengedor-gedor kaca mobil berusaha mencegah Eunseo pergi. Eunseo pun menurunkan kaca, lalu mencopot cincin pasangan dari jarinya dan membuangnya ke tanah. Mobilnya pun keluar dari parkiran meninggalkan Chengxiao.
"Sayang maaf ya kalau kencan kita sedikit terganggu." Eunseo meraih jemari Bona meminta maaf. Bona terdiam memalingkan wajahnya ke tempat lain. "Apa kamu yakin dengan hubungan kita? " Bona menghela napas berat.
"Aku tau aku salah. Aku minta maaf sayang."
"Maafmu di tolak. Untuk sementara waktu, kamu jangan menghubungi aku dulu. Aku ingin sendiri menenangkan pikiranku."
"Maksud kamu kita break."
"Mungkin." Jawab Bona datar.
"Baiklah." Eunseo melepaskan safety-beltBona dan turun berputar membukakan pintu untuknya. Raut wajahnya terlihat lesu dengan perubahan sikap Bona. Bona keluar dan berjalan cepat memasuki halaman rumahnya.
"Selamat malam." Teriak Eunseo melambaikan tangan berharap Bona berhenti sekedar menolehnya. Namun gadis itu seakan sengaja mengabaikan dirinya. Eunseo tertunduk kecewa dan menendang pot bunga yang tak bersalah karena kesal.
____
Sudah hampir satu minggu Bona mengabaikan Eunseo. Setiap hari Eunseo uring-uringan di kantor, karena Bona sulit di hubungi. Datang ke rumahnya pun, gadis itu menolak menemuinya. Alhasil Eunseo frustrasi sendiri, takut Bona benar-benar berubah dan memutuskan dirinya.
Karena terdesak, Eunseo menerobos masuk rumah Bona meminta penjelasan prihal hubungan mereka. Tak peduli Bona akan mengusirnya karena tak sopan memasuki kamarnya. Bona terlihat dingin dan cuek saat Eunseo datang menemuinya. Mereka duduk di tepi ranjang saling memunggungi satu sama lain.
"Sayang! " Eunseo membuka pembicaraan. Bona bersedekap seolah tak tertarik berbicara dengan Eunseo. Entah apa yang merasuki pikirannya, Bona tiba-tiba bersikap dingin padanya.
"Kamu marah sama aku? Aku minta maaf."
"Kayaknya nggak ada yang perlu kita bicarakan. Lebih baik kamu pulang, aku ngantuk ingin istirahat."
"Kamu serius ingin putus dari aku? Hubungan aku sama Chengxiao sudah berakhir sayang. Aku benar-benar minta maaf. Tolong kasih aku satu kesempatan."
"Seo, tolong! Aku ngantuk dan ingin istirahat."
"Terus bagaimana kelanjutan hubungan kita? Aku ingin penjelasan kamu."
"Aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini Seo. Aku minta maaf." Ucap Bona mengigit bibir bawahnya lesu.
"Kenapa? Apa alasannya? "
"Aku minta maaf."
"Apa aku terlalu buruk untuk jadi pasanganmu? Tolong pertimbangkan kembali. Aku benar-benar ingin berubah dan serius menjalin hubungan sama kamu."
"Pulanglah. Aku rasa tak ada yang harus kita bahas lagi." Bona membukakan pintu kamar meminta Eunseo keluar. Eunseo menatap Bona nanar, bagaimana bisa mengambil keputusan sepihak seperti itu.
"Bona! Aku minta maaf." Eunseo berlutut menggenggam tangan Bona memohon. "Aku tak bisa Seo. Tolong kamu ngertiin aku." Bona menepis tangan Eunseo kasar. Eunseo mengusap wajah frustasi. Entah dengan cara apa agar Bona memaafkannya.
"Aku sayang kamu." Eunseo berdiri lunglai, kakinya terasa berat melangkah. Perlahan dia memeluk Bona dan mengecup keningnya, mungkin itu pelukan dan ciumannya yang terakhir.
Eunseo berlari menahan sesak di ulu hatinya. Walau tak rela hubungan cintanya berakhir. Eunseo hanya bisa pasrah tak bisa memaksakan kehendaknya. Kenapa hatinya begitu sakit, Bona mampu membuatnya merasakan patah hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.