My B a b i e s - 11

3.2K 287 23
                                    

"Kamu masih marah soal kemarin malam? Aku minta maaf, Baby."

Rayu Chengxiao duduk di pangkuan Eunseo dan membelai lembut wajah gadis itu. Jika sudah begini luluh sudah Eunseo di buatnya. Dirinya tak bisa marah lama-lama pada gadis itu, Eunseo sangat tergila-gila pada Chengxiao. Karena Chengxiao adalah cinta pertamanya di masa lalu.

"Janji nggak akan berhubungan dengan dia lagi?" Chengxiao mengangguk dan tersenyum.
"I love you." Chengxiao mengeratkan pelukan dan mereka saling berciuman.

Brak!

Pintu terbuka, tiba-tiba Bona muncul dan melihat jelas adegan itu. Dia pun mengurungkan niatnya untuk masuk menemui Eunseo. Gadis itu memilih kembali ke meja kerjanya dengan perasaan yang berkecamuk. Dan berusaha melupakan semua yang di lihatnya tadi.

Bona menatap layar laptop, terbayang jelas mereka berciuman sangat mesra. Ada perasaan marah yang tak bisa di jelaskan. Wajar mereka melakukannya karena mereka sepasang kekasih. Lalu bagaimana dengan perasaannya, apa yang salah. Bona tak bisa mengerti dan menerima kenyataan kalau dia sedang cemburu.

Cemburu Eunseo kembali harmonis dan mesra, haruskah Bona marah. Bona memejamkan mata, menghela napas berat. Bona pun meninggalkan ruangan untuk menyendiri di atap menghirup udara bebas. Tetap saja hati dan perasaannya tak bisa bebas dari sosok Eunseo yang menyebalkan.

Apa menariknya seorang player seperti Eunseo, Apa Bona sudah tidak waras bisa memiliki perasaan padanya. Berat rasanya melihat kenyataan yang ada. Mustahil Bona bisa membuat Eunseo berubah dalam sekejap mata.

"Hai! Boleh aku bergabung denganmu?"

Seorang gadis berwajah babyface datang menghampiri Bona yang sedang melamun. Bona mendongak jutek, mood nya hari ini berantakan sudah gara-gara Eunseo dan Chengxiao.

"Aku Luda. Senang bertemu denganmu." Luda mengajak Bona berjabat tangan.
"Bona." Jawab Bona malas. Dia tidak begitu tertarik berbicara banyak dengan orang lain.

"Apa kau sedang memikirkan seseorang? Aku perhatikan kau cukup lama melamun seorang diri disini."

"Bukan urusanmu."

"Mungkin next time kita bisa minum kopi bersama jika kau tertarik. Aku baru di perusahaan ini, jadi aku belum punya teman. Mungkin kita bisa berteman?"

"Kau itu berisik sekali. Carilah teman yang lain, aku tidak tertarik berteman denganmu."

"Ini kartu namaku, mungkin nanti kau berubah pikiran." Luda meletakkan kartu nama di tangan Bona. Gadis itu berlalu meninggalkan Bona yang terheran-heran di buatnya.

_____

Karena masih kesal dengan Eunseo, Bona memilih menghindar dari bosnya itu. Ia pun menunda pulang ke rumah. Karena dirinya sangat yakin, Eunseo akan mudah menemukannya dengan cepat. Bona mampir ke sebuah kafe dan menghibur diri disana. Ia duduk menerawang jauh ke jalan raya. Sebotol minuman setia menemani dirinya yang sedang kacau.

Bona cukup frustrasi dan lelah dengan perasaannya sendiri. Ini bukan kebiasaannya, melarikan diri dengan minuman tak berfaedah itu. Ia menegak kembali birnya, berharap ingatan tentang Eunseo itu hilang.

"Sebanyak apapun kau minum, itu tak ada gunanya. Tak akan bisa menyelesaikan masalahmu, cukup hentikan." Luda merebut botol di tangan Bona.

"Kembalikan! Kau jangan mengganggu kesenanganku." Bona sudah mabuk parah, dia berusaha meraih botolnya kembali.
"Tidak. Ayo pulang." Luda membopong dan menyeret paksa Bona keluar dari kafe.

"Jangan sentuh aku! Aku benci kau." Racau Bona berjalan layaknya zombie kelaparan. Luda hanya menggeleng, merasa lucu gadis sepolos Bona bisa liar juga.

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang