My B a b i e s - 38

1.2K 122 24
                                    

Terdengar suara petir menggelegar, memecah keheningan diantara mereka. Bona mengeratkan pegangan ketakutan. Eunseo mencoba menenangkan gadis itu.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Eunseo khawatir. Tangannya menggenggam erat tangan Bona.

"Ya ampun. Maaf, aku terbawa suasana." Kata Bona menyeka air mata merasa malu.

"Minumlah, ini bisa membantumu sedikit tenang." Eunseo menyerahkan botol air mineral.

"Makasih." Bona meminumnya sedikit.

Tiin! Tiin!

Sebuah mobil berhenti di depan halte. Eunseo melirik Bona, tersenyum senang.

"Taksiku sudah datang. Kalau kamu mau, kita bisa bareng." Ajak Eunseo ragu, meraih tas ranselnya. Bona terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran Eunseo.

"Apa tidak akan merepotkanmu?"

"Tak masalah."

"Baiklah."

Bona mengangguk setuju, Eunseo tersenyum tipis. Mempersilakan Bona naik lebih dulu ke dalam mobil, di ikuti Eunseo. Mobil pun melaju cepat menerobos derasnya hujan. Sepanjang perjalanan, mereka tak banyak bicara, sama-sama bingung harus membahas hal apa.

"Boleh aku pinjam ponselmu?" Kata Bona mencairkan suasana canggung itu.

Eunseo membuka tas, menyerahkan ponselnya pada Bona.

"Ini nomorku. Tolong di simpan!" Bona mengembalikan ponsel.

"Oke."

Bona tersenyum tersipu malu. Jelas Bona sangat bahagia, setidaknya hubungannya dengan Eunseo ada sedikit kemajuan.

"Pak, berhenti di depan ya!" Seru Bona pada sopir.

"Baik, Non." Jawab sopir menepikan mobil di pinggir jalan, menurunkan Bona.

"Makasih untuk jaket dan tumpangannya. Next time aku akan mentraktirmu makan. Aku harap kau tak menolak." Kata Bona turun dan menyerahkan jaket Eunseo.

"Tidak perlu mengembalikannya sekarang. Kau bisa memakainya, aku tak mau nanti kau sakit karenaku." Tolak Eunseo, memakainya jaket pada Bona.

"Apa aku sangat menyedihkan?"

Bona tersenyum lembut, menyesal turun lebih cepat.

"Tidak sama sekali. Jika begitu, aku permisi. Sebaiknya kau cepat masuk dan istirahat."

Bona menahan lengan Eunseo. Gadis itu mengerutkan kening, heran.

"Ada apa?"

"Selamat malam."

Bona mencondongkan wajah dan mendaratkan kecupan ringandi pipi Eunseo.

"Senang bertemu denganmu."

Bona melambaikan tangan, memasuki halaman rumah. Eunseo terpaku tak percaya, meraba bekas ciuman Bona. Wajahnya menjadi merah merona, tersipu malu. Entahlah mood Eunseo meningkat dua kali lipat, jauh lebih baik dari sebelumnya. Apa mungkin itu efek di cium Bona. Atau ada hal lain yang spesial dari gadis itu.

Eunseo menyandarkan kepala di kursi jok, menutup mata. Masih terbayang adegan saat Bona menciumnya. Tak pernah Eunseo merasa sebahagia itu. Eunseo merasa kehadiran gadis itu seperti tak asing dalam hidupnya. Bona sangat  misterius, membuat Eunseo penasaran.

_____

"Temui aku di hotel sekarang atau aku menculikmu secara paksa."

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang