My Babies - 01

9.9K 527 40
                                    

"Orang seperti apa rekan bisnisku, hingga Bos menyuruhku bertemu dengannya di tempat seperti ini. Apakah dia seorang berandalan tak berguna?" Gerutu seorang gadis cantik nan modis memasuki klub malam.

Kebingungan dan norak karena tak terbiasa dengan kehidupan hiruk-pikuk gemerlap dunia malam. Dentuman suara musik nyaring keras menguncang lantai dansa memenuhi seluruh ruangan. Tampak seorang DJ cantik nan seksi sedang berjoget asyik, memainkan turntable-nya menghidupkan suasana malam.

Bona terpaku di tengah keramaian pengunjung, bingung harus bertanya kepada siapa. Jelas tak mudah menemukan rekan bisnisnya di tempat clubbing seperti itu. Apa lagi ia sama sekali tak mengenali rupa wajahnya. Ini pertemuan pertama mereka.

Bona menepuk kening mendapat ide pencerahan, ia memutuskan menelepon rekan bisnisnya. Namun sia-sia apa guna ponsel di tempat seperti itu, sama sekali tak berfungsi. Kepala Bona semakin  pusing, seiring kencangnya ritme musik yang mengguncang. Semakin malam klub pun semakin ramai, tubuh Bona ikut terdorong ke kiri dan ke kanan. Karena mau tak mau harus berdesak-desakan dengan pengunjung yang lain.

Tiba-tiba sepasang tangan nakal melingkar memeluk Bona dari belakang. Seseorang mengendus bahu Bona dan mengecup hangat leher jenjang Bona tanpa permisi. Sontak Bona kaget, menoleh orang asing yang lancang melecehkan dirinya. Tampak seorang wanita cantik berpakaian minim ketat dan seksi, tersenyum nakal menatap Bona.

Walaupun terlihat samar-samar, Bona harus mengakui jika senyuman dan kesempurnaan pahatan wajah wanita itu, mampu menghipnotis dirinya. Membuat angan Bona melayang tinggi terbang ke angkasa. Dan di sisi lain Bona merasa tak asing dengan sorot mata indahnya.

"Aku merindukanmu." Ucap wanita itu pelan menyatukan kening, mengangkat dagu Bona dengan ujung telunjuk.

Gadis asing itu dengan sopan langsung mencuri ciuman, menempelkan bibir. Perlahan bibirnya mulai bergerak memanggut dan menyapu lembut bibir merah Bona.

Tak ada penolakan dari Bona, gadis itu semakin berani memperdalam ciuman. Hingga Bona lupa dengan tujuannya. Sesaat ikut terbawa suasana menikmati hangatnya ciuman itu. Gadis itu menarik tubuh Bona dalam pelukan tanpa melepaskan ciuman mereka. Ciuman mereka  semakin panas, gadis itu semakin tak terkendali. Perlahan ciuman turun mengeksplor leher dan daun telinga Bona.

Bona semakin melayang, detak jantungnya berpacu cepat seperti sedang maraton. Tangan gadis itu menyapu halus punggung, bokong dan paha Bona. Desahan kecil pun lolos dari mulut Bona, terbuai dalam kenikmatan. Hampir saja ia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Tolong hentikan!" Protes Bona mendekap erat tubuh gadis itu, menormalkan kembali napasnya.

Entah mengapa Bona merasa nyaman dan tenang memeluk wanita asing itu. Perasaannya seperti kembali ke masa lalu, mengenang saat masa SMA. Wangi parfum gadis itu seperti candu, mengingatkan Bona akan kenangan indah bersama sang mantan tercinta.

Air mata Bona tiba-tiba jatuh berderai, jujur ia sangat merindukan sosok mantannya itu. Walaupun mereka sudah hampir 5 tahun berpisah. Hingga detik ini pun Bona masih mencintainya. Dan perasaannya masih sama, Bona belum bisa berpaling ke lain hati.

"Sepertinya aku menyukaimu. Bisakah kita mengobrol santai dan mencari tempat yang lebih nyaman." Bisik gadis itu mengakhirinya dengan gigitan lembut di daun telinga Bona.

"Yah, kau kurang ajar sekali! Kenapa kamu mencium dan memelukku? Aku bukan wanita penghibur."

Bona tersadar dari lamunan, mendorong dada gadis itu menjauh.

"Bukankah kamu juga sangat menikmatinya tadi? Jangan munafik, kita sama-sama menyukainya. Aku akan membayarmu mahal. Berapapun yang kamu minta, asal kamu mau berkencan denganku malam ini." Kata Gadis itu meremas bokong Bona, semakin tak sopan.

 MY BABIES™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang