Flashback On
Rintik hujan jatuh membasahi sebagian daerah di kota Makassar. Menciptakan angin sejuk dini hari. Membuat semua orang sangat terlelap dalam mimpinya masing-masing. Kecuali orang-orang yang bertakwa.
'Drrrtt'
Getaran hp yang sangat kuat membuat sang pemiliknya terbangun. Dia membuka matanya dan melihat jam yang tertera diponselnya. "Ah, sudah jam 2"
Dia bangun dari tidurnya mengucapkan doa, lalu beranjak untuk mengambil air wudhu.
Ya, itulah rutinitas yang dia lakukan. Tak lain untuk bercerita pada Rabb-Nya. Bermanja pada Rabb-Nya. Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat.
Disaat sebagian orang masih berjelajah di alam mimpi. Ia memilih bangun untuk menemui Sang Kekasih.
***
Usai sholat tahajjud, tak langsung tidur dia lebih memilih untuk mengambil Qur'an nya sembari menunggu Adzan subuh berkumandang.
Saat adzan subuh berkumandang, ia bergegas mengambil air wudhu.
Dia memakai kembali mukenah miliknya, lalu berjalan keluar rumah menikmati udara subuh yang segar dengan senyuman yang terukir diwajahnya.
Berjalan sendirian ditengah gelap, mungkin itu hal yang terlihat buruk bahkan menakutkan. Untung saja, masjid tak begitu jauh dari rumahnya. Jadi, ia tak begitu khawatir.
Saat memasuki pekarangan masjid, terlihat dari arah yang berlawanan seorang pria yang mengenakan baju kokoh dan sarung tak lupa pula peci berwarna putih bergaris hitam yang sudah menjadi ciri khasnya.
Pria itu sangat tak asing baginya. Ia sering bertemu dengan pria itu saat kemasjid. Ya, Pria itu dapat dikategorikan pria yang shalih, idaman para wanita. Termasuk Dirinya.
Bagaimana tidak? Ia tidak pernah absen untuk sholat berjama'ah dimasjid, usai sholat ia tak langsung beranjak pulang. Ia menyempatkan diri untuk menghafal Qur'an dimasjid itu.
Tak sadar, ia mengangkat kedua ujung bibirnya membentuk senyuman yang sulit untuk diartikan. Apakah ia jatuh cinta? Mungkin saja.
Tapi, setidaknya ia mencintai pria itu karena ketaatannya pada Allah swt.
***
"Misha, mau kemana?" Tanya wanita paruhbaya ketika melihat anak gadisnya yang baru saja datang tiba-tiba ingin pergi lagi.
"Tidak kemana-mana bu, hanya ingin mengambil beberapa potret sunrise." Jawabnya tanpa kebohongan.
"Oh, yasudah." Mendengar kalimat itu, Ia kemudian pergi meninggalkan Ibunya yang sedang duduk diruang tengah sambil bermain gadget.
***
Setelah mengambil beberapa potret sunrise, ia kembali masuk ke dalam rumah kemudian bergegas ke kamar mandi.
Tidak seperti kebanyakan wanita yang menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan diri di kamar mandi, ia hanya membutuhkan sekitar 10-15 menit.
20 menit berlalu, Misha sudah siap untuk berangkat kesekolah dengan seragam putih abu-abunya. Dengan jilbab putih yang lumayan panjang, menutupi tangannya.
***
"Misha!" Sang pemilik nama segera berbalik badan untuk melihat siapa yang menyapanya di pagi hari.
"Assalamu'alaikum..." Misha menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman sehingga menampakkan lesung pipinya ketika sang sahabat, Fara memanggilnya.
"Wa'alaikumusalam... Hehe, maaf aku tadi lagi buru-buru." Fara segera menghampiri Misha dan berjalan beriringan dengannya.
"Ada apa, Ra?" tanya Misha tanpa basa-basi.
"Itu lho, ada lomba nulis cerpen.." Misha menghentikan langkahnya, menoleh kearah orang yang sedang berdiri disampingnya.
"Beneran?! Kapan?" Tanyanya antusias.
"Tuh, liat aja dipapan pengumuman" Fara menunjuk ke arah papan pengumuman yang sudah di kelilingi oleh beberapa siswa.
Tanpa basa-basi, Misha segera berlari menuju arah papan pengumuman.
'BRUKK'
"Astagfirullah.."
"Afwan, tadi ana buru buru.." Ucap Misha menunduk takut melihat ke arah orang yang ia tabrak.
"Tidak apa-apa." suara bass itu terdengar tidak asing ditelinganya.
Misha memberanikan diri untuk melihat siapa pemilik suara itu.
DEG!
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPERTIGA MALAM [END]
DuchoweAdakah cinta yang lebih indah dari Mencintai disepertiga malam? Ini cerita tentangku dan suamiku, yang saling mencintai disepertiga malam. Selamat menjadi saksi cintaku dan suamiku. Kisah kami ini hanya lebih menampilkan sisi romantis didalam rumah...