Bab 38. FINALE

20.2K 1.1K 38
                                    

HAI ! AKHIRNYA AKU UPDATE JUGA SELAMA SETAHUN LEBIH HIATUS T_T

ENJOY IT!


Sudah dua hari Iqbal berada di Singapore. Selama dua hari itu pula ia tidak mengabari ku.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan..." Ribuan kali aku menghubunginya, namun tidak satupun yang terhubung.

Aku mengetik sebuah pesan, berharap ia membacanya dan segera memberiku kabar.

"Sayang, Apa kabarmu? aku khawatir. Sudah 2 hari kamu nggak kasih aku kabar. Kamu baik-baik saja kan? Aku merindukanmu, pulanglah segera."

"Gimana sayang? Iqbal udah ada kabar?" Tanya Bunda.

Aku menggeleng lemah, "belum, Bunda."

"Mungkin dia lagi sibuk, sayang." Ucap Bunda mencoba untuk menenangkan aku.

Aku mencoba untuk tetap berpikiran positif, meski sesekali pikiranku dijebak oleh pikiran yang negatif.

***

Hari ini tepat sepekan Iqbal pergi ke Singapore dan aku belum mendapat kabar satupun darinya.

Drrtt...

Aku segera meraih handphone ku, berharap aku mendapatkan kabar darinya. Tapi, malah sebuah pesan singkat yang menyedihkan yang ku dapat dari nomor yang tak ku kenal.

"Assalamu'alaikum mbak, saya Aina, sekretaris pak Iqbal.

Mohon maaf sebelumnya, mungkin pesan ini kabar buruk untuk mbak. Saya tidak bermaksud untuk memberikan kabar buruk ini dan membuat mbak jadi khawatir. Tapi, selama sepekan ini pak Iqbal dirawat disalah satu rumah sakit yang ada di Singapore karena kecelakaan pesawat yang terjadi saat perjalanan menuju Singapore.

Maaf mbak, saya baru mengabari. Karena, saya baru hari ini diizinkan pulang oleh dokter. Sedangkan pak Iqbal masih koma. Kalau mbak ingin datang, hubungi saja saya mbak.

Terimakasih,

Aina."

Genggaman ku melemah hingga ponsel yang ku genggam terjatuh. Ibu segera menghampiri ku.

"Misha? Ada apa sayang?" tanya Ibu.

Aku memeluk Ibu erat dan menumpahkan segala kesedihanku di pundak Ibu "Bu, Misha mau ke Singapore besok. Tolong siapin pakaian Misha."

Ibu berusaha menenangkan ku, "Iya, nanti Ibu siapin."

Mas,

Kamu harus kuat.

Kamu harus bangun.

Kamu harus bertahan.

Mas,

Sebentar lagi anak kita akan lahir. Kamu tak ingin melihatnya? Tak ingin mendengar suara tangisnya untuk yang pertama kalinya?

Kamu tak ingin mengumandangkan adzan ditelinga nya?

Kamu tak ingin memberinya nama?

Mas,

Aku tahu kamu itu pria yang kuat.

Aku yakin kamu bisa bertahan.

Love u, Mas.

***

Aku meninggalkan Indonesia dengan perasaan yang gelisah, berharap saat sampai aku mendapatkan kabar baik bukan kabar buruk untuk yang kedua kalinya. Doa dan dzikir menghiasi ruang hati dan pikiran ku. Aku harus yakin bahwa suami ku baik-baik saja dan ia akan segera sadar.

CINTA SEPERTIGA MALAM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang