Sudah tiga tahun aku dan Iqbal menjalani bahtera rumah tangga. Hingga kini nama Iqbal dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia sebagai pengusaha muda yang sukses di usia 20 tahun. Bahkan, ia terkadang diundang sebagai Pengisi acara seminar yang diselenggarakan oleh kampus-kampus ternama yang ada di Indonesia.
Tidak sedikit kaum Hawa yang mengidolakannya, selain terkenal dengan gelar 'Pengusaha Muda' nya, ia juga dikenal sebagai orang yang taat beribadah dan sangat rendah hati. Membuat para wanita-wanita jomblo diluaran sana sangat terpikat olehnya.
Walaupun aku berstatus sebagai istrinya, terkadang mereka -pengagum Iqbal- tidak percaya bahwa aku adalah istri sah nya Iqbal. Mereka menganggapku sebagai Adik nya Iqbal. Untung saja, suamiku itu senantiasa menguatkanku dan terus memberikanku kepercayaan bahwa hanya aku yang ia cintai.
"Mas besok ada acara seminar ya di Jogja?" tanyaku padanya yang sedang asyik menatap layar handphone nya.
"Iya sayang, jam 9 nanti mas harus berangkat ke sana. Kamu mau ikut?" ia menyingkirkan handphone nya lalu menatapku.
Aku mengangguk antusias, "Iya mas. Aku pengen liat suasana jogja.."
"Nanti mas ajak jalan-jalan ya disana." Iqbal tersenyum, menangkup kedua pipiku lalu mengecup pelan keningku.
Aku tersenyum bahagia. "Yaudah, aku buatin sarapan dulu ya.."
Ia mengangguk, kemudian meraih handphone nya kembali. Aku segera berjalan keluar, melakukan kebiasaan ku setiap harinya sebagai seorang istri.
Ohiya, aku baru saja menyelesaikan S1 ku. Aku mengambil SP atau Semester Pendek, agar aku mempunyai banyak waktu untuk suamiku. Iqbal pernah menanyakan, apakah aku akan mengambil S2 atau tidak. Aku menjawab bahwa aku tidak akan mengambil S2, aku akan lebih memilih berbakti kepada suamiku. Gelar S1 sudah sangat cukup bagiku.
"Wah, pasti enak nih makanannya." ucapnya berjalan kearahku, memeluk tubuhku dari belakang. Seperti itu kebiasaannya setiap pagi saat aku sedang berada didapur.
Aku tidak merasa terganggu sedikitpun, aku sudah terbiasa dengan tingkahnya ini. "Mas udah mandi?"
Ia meletakkan dagunya dibahu kananku, lalu berbisik ke telinga kananku "Mas mau mandi sama kamu."
Aku mencubit pelan pinggangnya, "Mas!"
Iqbal tertawa lalu mengecup kedua pipi ku bergantian, "Mas mandi dulu ya sayang.." ia pun berlalu menuju kamar.
Aku tersenyum melihat tingkah suamiku yang menurutku tingkahnya itu layaknya seorang anak usia 5 tahun yang sedang bermanja ria pada ibunya.
Setelah semua pekerjaan rumah selesai, aku beralih membereskan pakaian yang akan aku bawa juga pakaian yang Iqbal akan bawa ke Jogja nanti. Jarum jam sudah menunjukkan angka 8 yang artinya aku masih punya waktu 1 jam untuk membereskan semua perlengkapan itu.
"Mas, mau bawa kemeja hitam putih ini gak?" aku menunjukkan kepadanya kemeja hitam bergaris putih.
Iqbal mengangguk lalu tersenyum hangat, "Tentu. Itukan warna kesukaan Istri mas."
Aku tersenyum. Memang benar, aku sangat menyukai warna hitam putih. Sebagian koleksi ku pasti berwarna hitam putih.
"Kalau gitu aku bawa gamis yang ini aja ya mas." aku merentangkan baju gamis ku yang warna dan motifnya senada dengan bajunya tadi.
Iqbal mengangguk setuju. "Cocok."
Aku tersenyum, lalu kembali memilih baju-baju yang akan aku pakai disana. Saat jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 30 menit, aku segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang sudah sangat lengket ini.
Aku menghampiri suamiku yang sedang duduk memainkan gadgetnya di ruang tengah, mungkin ia sedang menungguku.
"Mas udah makan?" tanyaku menghampirinya, aku memakai gamis berwarna biru pucat dan khimar yang senada dengan warna gamisku. Pertanda aku sudah siap untuk berangkat ke Jogja.
"Belum, mas nungguin kamu." Iqbal menyimpan handphonenya, "Cantik sekali istriku."
Iqbal mencubit pelan pipiku yang gembul ini.
"Mas! Sakit tau!" protesku.
"Yaudah, makan yuk. Habis itu kita sholat trus berangkat." aku mengangguk setuju, aku mengikuti langkahnya menuju meja makan.
***
Kurang lebih 9 jam waktu yang aku dan suami tempuh menuju Jogja. Lumayan capek, tapi itu semua terbayar dengan keindahan yang da di kota Jogja.
"Wahh..." aku berdecak kagum melihat keindahan pemandangan kota Jogja.
"Baru pertama kesini?" tanya Iqbal.
Aku mengangguk penuh antusias, "Dulu aku pengen banget ambil Kuliah disini, tapi ayah sama ibu ga izinin aku."
Iqbal melajukan mobilnya menuju Hotel yang telah disediakan oleh panitia seminar. Hotelnya lumayan dekat dari tempat yang akan diadakan seminar besok.
"Eh, mas Iqbal. Selamat datang mas di Hotel kami." sambut resepsionis dengan senyuman hangat. Sepertinya, Iqbal sudah sering mendatangi tempat ini.
Iqbalpun tersenyum sama hangatnya dengan resepsionis itu, "Terimakasih."
"Ini istrinya mas?" resepsionis cantik itu beralih menatapku dengan senyuman yang masih mengembang diwajah manisnya.
Dita. Seperti itulah nama yang aku baca dari nametagnya.
"Iya, Misha ini istriku."
Aku tersenyum kepadanya. "Mau langsung istirahat atau mau jalan-jalan dulu mas?" tanya dita, beralih memandang Iqbal.
"Aku mau makan dulu, boleh aku minta tolong untuk membawakan barangku dan barang istriku ke kamar?" tanya Iqbal.
Dita mengangguk ramah, "Tentu. Nanti Mas Dani yang mengantarnya ke kamar."
"Oke, terimakasih. Kalau begitu, saya dengan istri permisi dulu." Iqbal menaruh kopernya disamping meja resepsionis. Begitupun dengan koperku.
"Nggeh, mas." ucapnya mempersilahkan kami untuk mencari makan diluar. Dapur hotel tentu sudah tutup sejak tadi, jadi suamiku memilih untuk mencari makan diluar saja.
"Mas udah sering kesini? Sepertinya mbak Dita sudah lama mengenal mas." tanyaku ditengah perjalanan menuju rumah makan yang katanya Bagus.
"Iya, dulu setiap ke Jogja aku pasti menginap dihotel itu." ucapnya dengan pandangan fokus kedepan.
Aku mengangguk paham, "Ohh.."
Yang aku suka dari kota Jogja adalah masyarakat yang tinggal disini sangat ramah. Aku sejak duduk dibangku Kuliah sangat ingin mendatangi kota ini.
Bangunan peninggalan sejarah, yaitu Candi borobudur adalah salah satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Sudah sejak lama aku mengenal tempat itu dari orang-orang namun aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengunjunginya.
Beruntung, Iqbal mau mengajakku ke kota ini. Ah, makin sayang deh sama suami wkwk.
***
HALOOOO. AY AM BACK!!! WKWKWKWK.Maaf, aku baru bisa update sekarang. Karena ada beberapa hal yang membuatku menunda untuk meng-updatenya segera.
Ohiya, jangan lupa do'akan teman-teman dan saudara kita di Palu 🙏😊
-10 September 18
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPERTIGA MALAM [END]
SpiritualAdakah cinta yang lebih indah dari Mencintai disepertiga malam? Ini cerita tentangku dan suamiku, yang saling mencintai disepertiga malam. Selamat menjadi saksi cintaku dan suamiku. Kisah kami ini hanya lebih menampilkan sisi romantis didalam rumah...