Bab 32. Prancis, Paris.

12.3K 1.1K 9
                                    

Sejak memasuki usia kandungan 2 bulan, aku menjadi tidak ingin dekat dengan suamiku. Rasanya mual dan ingin muntah ketika mencium aroma baunya.

Kata Ibu, itu memang hal yang wajar. Sebagian Ibu hamil memang akan merasa seperti itu. Iqbal dengan terpaksa tidur dikamar sebelah, ia sangat jarang mendekatiku. Hihi, maaf ya mas.

Dan untungnya jadwal Iqbal untuk mengisi acara semakin padat, belum lagi ia harus mengajar di salah satu Universitas.

Anehnya ketika Iqbal berangkat kerja aku pasti mencarinya. Tapi, saat ia sudah pulang kerja jarak 2 meter saja aroma keringatnya sudah tercium membuat aku ingin muntah dan mual

Saat usia kandunganku menginjak bulan ke 4 aku sudah tidak lagi membenci aroma tubuh Iqbal. Untungnya, suamiku orang yang penyayang dan pengertian.

"Assalamu'alaikum." ucapnya memberi salam sembari melepas sepatunya didepan pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam." ucapku dari kejauhan.

Iqbal berjalan mendekatiku, aku langsung memberinya isyarat agar berhenti disana.

"Maaf..." Iqbal berjalan mundur, menjauh dariku.

Aku menarik kedua ujung bibirku membentuk sebuah senyuman, aku berjalan mendekatinya yang terlihat kecewa.

Aku terkekeh pelan, kemudian memeluknya erat. "Maaf ya, mas."

"Lho? Bu-bukan nya..." buru-buru aku menjawab pertanyaannya dengan menangkup kedua pipinya, "Udah engga kok sayang."

Senyum bahagia mengembang di wajahnya yang adem itu.

"Jahat yaa selama 4 bulan ini jauhin mas." Ia membuat wajahnya seakan-akan ia kesal.

Aku semakin terkekeh melihat tingkah suami ku ini.

"Hihihi, maaf atuh. Kan ini permintaan dede bayi.." aku mengelus lembut perutku.

Iqbal tersenyum, mengecup pelan pucuk kepalaku dengan sebelah tangan nya yang mengelus lembut perutku.

"Makan dulu mas, aku udah masakin special buat mas ku tercinta..." Iqbal mengangguk pelan.

"Mas, nanti jalan jalan yuk.." ucapku padanya yang sedang menyantap dengan nikmat makanan buatanku.

Iqbal melihat kearahku, "Ini permintaan ibunya atau dede bayinya?" Iqbal tersenyum jahil.

"Dua-duanya." ucapku menampilkan sederet gigiku.

Iqbal kembali menganggukan kepalanya, "Iya iya, nanti kita jalan. Kamu ga makan?"

"Engga.." dengan cepat aku menggelengkan kepalaku, "udah tadi.. Mas makan aja."

"Aaaa" Iqbal memberikanku isyarat agar aku membuka mulutku.

"Mas makan aja.." tolakku halus, menyingkirkan sendok yang berada tepat didepan mulutku.

"Engga, kamu makan juga!" ucapnya sedikit tegas.

Aku terdiam.

"A" Iqbal kembali memberiku isyarat agar aku membuka mulutku.

"Nah gitu dong." katanya saat aku membuka mulutku dan melahap makanannya.

Aku tersenyum simpul melihat raut wajahnya yang nampak bahagia.

"Lagi.." Iqbal kembali menyuapiku.

Aku pernah membaca disalah satu postingan di Instagram bahwa keromantisan dalam rumah tangga itu sangat perlu, dimulai dari hal kecil yaitu saling suap-suapan. Hal yang begitu sederhana, namun sangat berpengaruh dalam keharmonisan rumah tangga.

"Nah sekarang mau kemana?" tanya nya ketika ia telah meneguk minumannya dengan tiga kali tegukan. Sesuai dengan sunnah Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wassallam.

"Mas, aku ada satu aja permintaan.." ucapku dengan sengaja menekan kata 'satu'

"Apa?" tanyanya.

Aku menghela nafas panjang, Bismillahirrahmanir rahim. "Aku mau ke Prancis." jawabku singkat dengan senyum penuh pengharapan agar ia mau mengabulkan permintaanku.

"Oke, kita keliling Eropa." Iqbal tersenyum lebar.

"Beneran mas?" tanyaku dengan wajah yang berbinar-binar.

"Iya." Iqbal mengangguk pelan.

Aku segera berdiri lalu memeluknya erat. "Aaaaa... Makasih mas."

"3 Hari lagi kita berangkat ya." aku menggangguk antusias dalam pelukannya.

AKHIRNYA IMPIANKU TERCAPAI !!!

TERIAMAKASIH SUAMI KU.

TERIMAKASIH YA ALLAH. HUHUHU.

Aku tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia ku saat ini. Impianku sejak kecil akhirnya terkabulkan!

Sejak menikah dengan dirinya, satu persatu impian ku terkabul. Alhamdulillah.

Apa kalian percaya? Aku menulis semua impian ku disebuah buku. Ketika teman-teman ku membacanya, mereka pasti akan berkata "Alah, impianmu terlalu jauh. Ga mungkin." dan aku membalasnya hanya dengan senyuman saja. Biar Allah yang menjawabnya.

AND THENNN...

Terbuktikan sekarang? Ga ada yang ga mungkin! Aku punya Allah untuk mewujudkan mimpiku yang kalian bilang ga mungkin :)

***
Hari ini adalah hari keberangkatanku untuk mengelilingi Eropa! Ah, i'm so exicted !!!

"Bahagia banget sih sayang pengen keliling Eropa.." ucap Iqbal sembari tersenyum.

Suasana di Bandara begitu padat, lumayan banyak orang yang lalu-lalang dihadapan kami. Pesawat kami akan berangkat 20 menit lagi, sembari menunggu pesawat aku dan Iqbal memilih untuk menikmati kopi disalah satu cafe yang ada di bandara.

"Aku ga pernah nyangka lho mas bisa keliling Eropa. Dulu aku cuman nulis semua wishlist aku di buku, termasuk keliling Eropa. Dan, mas hadir untuk mewujudkan satu-persatu mimpi aku.." aku beralih menoleh kearahnya.

"Semua berkat Allah." ucapnya singkat lalu kembali menyesap coffe latenya.

"Tentunya. Makanya, sampai saat ini aku ga ada alasan aku untuk ga bersyukur." aku mengalihkan pandanganku melihat orang-orang yang sibuk lalu-lalang.

Penerbangan ku kali ini dimulai dari Husein Sastranegara, bandara yang terletak di Bandung. Kemudian transit di Singapore selama kurang lebih 1 jam setelahnya kembali melanjutkan perjalanan menuju Charles de Gaulle-Air port Prancis.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 23 jam, akhirnya aku menginjakkan kaki di Paris. Ya, memang perjalanan dari Indonesia ke Prancis lumayan lama, tetapi itu tidak masalah bagiku yang terpenting impianku tercapai. wkwk.

Ohiya, kami keliling Eropa tanpa ditemani siapa-siapa lho. Kami hanya berdua. Eh, ralat. Kami hanya bertiga dengan dede bayi diperutku ini wkwk.

Kata Iqbal, kita akan mencari tempat wisata sendiri dengan modal Google Map. Jadi, ga perlu bayar mahal-mahal buat penunjuk jalan.

Iqbal memilih Hotel yang dekat dengan Menara Eiffel, sehingga aku bisa puas melihat menara Eiffel dari dekat. Karena kami sampai disini tengah malam, pemandangan Menara Eiffel sungguh luar biasa!

Aku menatap Menara Eiffel dari balkon kamar hotel, niat hati pengen kesana. Tapi, karena udah malam jadi besok aja.

"Sayang, tidur dulu yuk..." Iqbal menghampiriku.

"Mas duluan aja, aku masih pengen lihat Eiffel." ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

"Udah malam sayang, cuaca disini juga dingin. Kasian dede bayi nya.." Iqbal memegang kedua pundak ku.

"Yaudah iya.." ucapku akhirnya.

***

CINTA SEPERTIGA MALAM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang