Bab 20.Berkunjung

16.5K 1.4K 2
                                    

"Mas, kita belum pernah ke rumah kakek mas, kan?" Iqbal mengangguk tanpa menoleh kearahku, tetap fokus kedepan.

"Gimana kalau kita kesana aja. Ga enak mas, masa udah nikah gini kita gak kesana." usulku.

"Astagfirullah, mas sampai lupa. Yasudah, kita ke rumah kakek saja ya sayang" aku mengangguk setuju.

Kemudian aku beralih mengambil handphone ku. Aku membuka aplikasi yang bertuliskan 'instagram' kemudian berjelajah didalamnya.

Seketika, fokus ku terhenti pada suatu foto yang menampilkan sebuah berita disalah satu akun instagram khusus memberikan berita seputar yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

"Perkelahian Siswi akibat Pacar selingkuh" . Aku pun tertarik untuk membacanya.

"Astagfirullah..." ucapku ketika selesai membaca isi berita tersebut.

Iqbal menengok ke arahku sebentar, "Ada apa sayang?"

"Ini mas, aku lagi baca berita disalah satu akun Instagram." ucapku memberitahunya.

"Berita tentang apa sampai beristighfar begitu?" tanyanya yang masih belum mengerti.

"Perkelahian siswi gara-gara pacarnya selingkuh mas."

"Astagfirullah.. Segitunya ya? Baru juga pacar, belum halal. Udah berkelahi aja gara-gara itu." ucap Iqbal berkomentar, akupun setuju dengan apa yang ia katakan. Memang benar adanya.

Untuk apa memperebutkan sesuatu yang tak halal ? Buang-buang waktu dan tenaga saja.

"Kasus ini bukan yang pertama kalinya mas, sudah banyak berita tentang hal serupa seperti ini."

"Naudzubillah mindzalik. Itu akibat buruk dari pacaran, sungguh tak berfaedah." Iqbal menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Alhamdulillah, aku bersyukur. Allah segera memberikan ku hidayah sebelum semuanya terlambat. Dan aku lebih bersyukur lagi, karena Mas lah yang menjadi jodohku." aku tersenyum ke arahnya.

Iqbal meraih tangan ku dengan sebelah tangannya yang masih memegang stir mobil, menggenggam nya erat, "Mas mencintaimu.."

Pipiku terasa panas, dan aku rasa ia sekarang sedang merah merona. Aku segera menunduk, menenggelamkan dalam-dalam wajahku.

***

"Assalamu'alaikum.." ucap Iqbal seraya membuka pintu rumah yang terlihat kuno tapi mewah ini.

"Wa'alaikumsalam" jawab penghuni rumah yang terlihat sudah berkeriput namun masih kuat.

"Eh, Iqbal" ucapnya ketika menyadari bahwa cucunya lah yang datang.

Iqbal segera menyalimi tangan sang Kakek, akupun melakukan hal yang sana.

"Jadi, ini istrimu?" tanya kakek saat kami telah duduk di sofa ruang tamu.

"Iya kek, ini istri Iqbal." wajah berkeriput itu beralih melihatku dengan senyuman yang semakin memperjelas keriputan yang ada di wajahnya.

"Cantik." ucapnya singkat.

"Hehe, makasih kek" ucapku sedikit merona dengan pujiannya tadi.

"Maaf ya, kakek sama nenek tidak sempat hadir di acara kalian." memang pada saat acara pernikahan kami, hanya ada beberapa keluarga Iqbal saja. Hanya sedikit.

"Tidak apa-apa kek. Nenek mana?" tanya Iqbal setelah melihat-lihat sekitar tidak ada tanda-tanda dari neneknya.

"Tadi dia pergi bersama Laras, tantemu." Iqbal menjawabnya hanya dengan ber-oh ria.

CINTA SEPERTIGA MALAM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang