Pelajaran kedua dimulai. Ini adalah pelajaran kesukaan ku. Biologi, aku bercita-cita untuk menjadi dosen biologi murni kelak. Pelajaran kali ini adalah praktek membedah makhluk hidup tapi ini adalah pelajaran dadakan sehingga Bu Indah selaku guru biologi menyuruh semua siswa untuk mencari hewan yang akan di praktekan di taman belakang sekolah.
"Bu, kita nyari hewannya apa?". Tanya Sheila salah satu siswa yang sangat cerewet dikelas ini."Apa aja Sheila. Di taman belakang banyak beragam hewan. Kamu bisa ambil katak, ulat dan terserah kalian. Kalau kalian tidak mendapatkan satu hewan pun itu artinya kalian tidak mendapat nilai." Jawab Bu Indah. Kemudian Bu Indah menyuruh kami pergi ke taman belakang sekolah.
Aku melangkah bersama Agatha dan di belakang ku ada Kak Jingga bersama komplotannya. Aku dan Agatha berpisah untuk mencari hewan masing-masing supaya lebih cepat saja mendapatkannya. Aku menelusuri di sekitar kolam di taman belakang berharap ada seekor katak disana. Lumayan kan kalau aku bisa mendapatkannya. Tak terasa aku hanya sendiri di pinggir kolam, aku tidak tahu teman kelas ku berpencar kemana, apalagi Kak Jingga dia pasti hanya main-main dengan temannya atau bisa jadi dia malas menghampiri gadis yang di sukainya di kelasnya. Masa bodoh lah dengan urusan dia.
Tiba-tiba aku melihat seekor katak melompat dari tepi kolam menuju kolam. Aku menangkapnya perlahan namun apalah dayaku yang selalu kalah cepat dari gerakan kaki katak yang selalu melompat dengan mudahnya. Aku mengatur kembali napas ku untuk bersiap menangkap katak sialan itu.
'Stop disitu katak jelek. Aku akan menangkapmu !' Umpat ku.
Aku ikut melompat seperti katak agar dengan mudah menangkapnya namun sesuatu terjadi kepada ku.
BYURRR !!!
Aku masuk ke dalam kolam bersama katak jelek ini. Sialan sekali si katak jelek ini dia membawa ku ikut kedalam kolam membuat seragam ku basah kuyup dan menjadi kotor. Aku kesal dengan katak itu, sudah ku kejar namun dia malah mengajak ku untuk berendam di dalam kolom yang kotor ini. Katak sialan.
"Hey, kamu ngapain di situ ? Kalau mau berenang di tempat yang benar dong." Kata seseorang dari seberang sana.
Aku memicingkan mata ku mencoba melihat dengan jelas siapa orang yang berkata seperti itu. Aku keluar dari kolam dengan kondisi seragam yang basah kuyup. Aku berjalan menjauhi kolam dan menuju ke sumber suara tadi. Aku menghampirinya dan mencoba menelaah siapa dia.
"Kalau ngomong tuh yang bener. Siapa juga yang berenang di kolam kotor gitu. Sinting !!". Balasku menatapanya.
"Itu buktinya seragam lu basah. Copot gih nanti masuk angin. Apa perlu gue bantuin? Kalau iya dengan senang hati gue bantuin lu." Katanya tanpa dosa kepadaku.
"Eh, jiplak tuh dalemannya. Gede juga ya punya lu." Dia berkata lagi. Aku yang mendengarnya langsung menampar dirinya karena dia sudah berkata kurang ajar kepadaku.
PLAK !!
"KAMPRET LU !". Jawabku.
Dia bukanya kesakitan dengan tamparan ku malah dia tersenyum girang dengan perilaku barusan. Benar-benar cowok aneh. Aku masih memberinya tatapan tajam dan mematikan kepadanya, hingga ada seseorang yang memanggilku lagi.
"SENJA!". Panggilnya.
Aku menoleh dan ternyata itu adalah Kak Jingga. Kemana saja dia sekarang baru nongol batang hidungnya. Aku beralih menatap Kak Jingga, menyambut kedatangannya dengan tatapan kesal.
"Kamu kok basah kuyup gini si?" Tanya nya memegang seragam ku.
"Aku kejebur di kolam gara-gara mau nangkap katak. Kamu ngapain kesini?". Balasku dengan menutupi bagian dada ku yang terlihat sangat menerawang.
"Lu ngapain juga disini Don?". Tanya kak Jingga kepada cowok disebelah ku yang tak hentinnya menatap ku dengan tatapan penuh nafsu.
"Gue tadi jalan-jalan aja disini terus gak sengaja ketemu cewek cakep lagi basah begini. Ya gue samperin aja. Lu tahu kan cewek kalau basah gini bikin gue nafsu. Coba lu liat dada nya aja udah bikin on. " Balas cowok di sampingku ini dengan muka mesumnya.
"Sange lu Don. Awas ya lu macem-macem sama dia. Gue abisin lu."
Kata Kak Jingga dengan muka marah kepadanya, sedangkan dia masih menampakan wajah tanpa dosanya itu kepadaku.Kak Jingga menemani ku pergi dari hadapan nya. Aku menuju ke toilet untuk membersihkan seragam ku sedangkan Kak Jingga membelikan seragam baru di koperasi. Aku sudah dalam kondisi bersih sekarang, tapi aku tidak mendapat hewan yang di pinta Bu Indah. Alamat aku tidak mendapat nilai biologi hari ini. Melihat wajah ku yang sedih karena tidak mendapat katak jelek tadi, Kak Jingga memberikan hewan buruannya kepadaku. Dia memberikan seekor kadal untuk ku. Dia rela tidak mendapat nilai biologi dan memberikan hewannya untuk ku. Sungguh kakak yang baik hati.
Akhirnya setelah aku berpusing ria dengan pelajaran hari ini, kini saatnya aku pulang sekolah karena bel pulang sudah berbunyi. Kak Jingga duduk di atas meja menunggu ku selesai merapikan peralatan sekolah. Aku dan Kak Jingga satu kelas, guru disini sengaja membiarkan aku berada di kelas yang sama dengan kembaran ku, entah alasan apa yang membuat mereka membiarkan aku sekelas bersama Kak Jingga. Sejak duduk di bangku TK sampai sekarang aku sama sekali belum pernah berpisah ruangan dengannya. Jujur aku kadang bosan dengan kondisi ini, tapi jika sehari saja aku tak bersamanya rasa rindu sangatlah menyiksa, mungkin karena aku dan Kak Jingga memiliki iktatan batin yang sangat kuat.
Aku sudah selesai membereskan keperluan sekolah ku dan saatnya menunggu jemputan sekolah. Seperti biasa Bunda Moza lah yang selalu menjemput kami berdua. Ayah selalu sibuk jadi dia tidak bisa menjemput kami. Aku duduk bersantai di taman depan sekolah bersama Kak Jingga.
"Dek, jangan deket-deket sama Doni ya." Kata Kak Jingga memperingatiku.
Aku memicingkan mataku tidak paham dengan maksudnya. "Kok gitu?"."Dia cowok brengsek. Pokoknya kalau dia deketin kamu atau dia gangguin kamu bilang sama aku". Katanya lagi dengan penuh tekanan.
"Iya-iya Kakak bawel. Lagian siapa juga yang mau deket sama cowok mesum kayak dia." Jawabku menepuk bahunya.
Tak lama menunggu akhirnya Bunda datang. Aku pun berjalan menuju ke mobil. Namun ketika aku akan masuk ke dalam mobil ada yang memanggil ku.
"SENJA ". Teriaknya.
Aku menoleh ke arah dirinya. Melihat siapa yang memanggilku. Dia berjalan menghampiriku.Dia menghampiriku dan menarik diriku agar mau berbicara kepadanya. Bunda memberi waktu untuk aku menemuinya.
"Apaan?". Ucapku singkat.
"Kamu cantik cuman lebih cantik lagi kalau basah kayak tadi." Jawabnya kemudia melenggangkan kakinya meninggalkan aku yang masih terdiam terpaku di tempat. Apa maksudnya dia berbicara seperti itu. Dasar cowok sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA & JINGGA
Teen FictionIni adalah kisah sederhana dari dua orang yang hidup bersama. Mereka saling melengkapi dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka selalu bersama tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat mereka berselisih. Kira-kira apa yang membuat mereka berseli...