Pagi ini suasana sekolah terlihat ramai. Ya, hari ini aku sudah kembali ke sekolah setelah 5 hari berisitirahat dirumah. Sangat menyenangkan bisa kembali bersekolah. Mulai sekarang aku berangkat dan pulang hanya bersama Kak Jingga dengan menggunakan motor ke sekolah, Ayah dan Bunda sudah memperbolehkannya sehingga kami tidak merepotkan mereka.
Semenjak Kak Jingga berpacaran dengan Nadine, setiap mau masuk kelas dia selalu pergi ke kelas Nadine terlebih dahulu hanya untuk sekedar bilang 'Selamat lagi My Honey' dan memberikan kiss morning, selalu seperti itu. Sungguh dia itu duplikat Ayah.
Ketika aku akan masuk kelas tiba-tiba tangan ku digenggam seseorang.
"Ayo". Katanya.
Dia membawa ku ke tempat biasa kami menghabiskan waktu untuk berpacaran dimana lagi kalau bukan di gudang belakang sekolah. Tentunya pria itu adalah Doni.
"Ahhh...ehhmmm.." Desahku bersuara.
Aku merasakan ciuman yang begitu agresif dan menuntut dari Doni. Wajarlah karena dia sudah puasa selama 5 hari tidak mencium diriku, jangankan mencium bertemu pun tidak.
"Yang udah ah." Ucapku menyudahi kegiatan ini. Doni mengusap lembut bibirku membersihkan saliva yang masih tertinggal disini.
"Maafin aku ya Sayang, gara-gara aku kamu jadi korban kebrutalan Dinda. Maaf ya." Doni memeluk ku erat.
Aku menepuk punggungnya. "Iya gak apa-apa. Udah ah masak cowok mesum melow gini. Kamu kayak bukan pacar aku tahu."
"Emang pacar kamu gimana?".
"Pacar aku itu suka bikin rusuh, nakal, susah dibilangin, mesum, nyebelin, suka nya nyosor, suka ngendus-ngendus leher. Suka berantakin baju aku. Sekarang coba liat seragam aku jadi berantakan gara-gara ulah kamu." Aku membereskan seragam ku yang berantakan olehnya karena dia selalu mencium ku sambil membelai tubuhku.
"Kok jelek semua ? Ya ampun Sayang aku tuh ganteng, perhatian, baik hati, romantis. Ah kamu mah ingatnya yang jelek terus!". Doni merajuk karena aku sebutkan sifat jeleknya barusan dan dia memajukan bibirnya seperti bebek.
"Yaya, pacar aku ganteng kok, baik, perhatian. Udah kalau ngambek lagi aku tinggal pergi kamu !". Balasku mengusap lembut pipinya.
Doni memeluk ku erat dan menciumi pipi juga keningku. "Iya-iya kamu jangan galak gitu nanti tambah sexy loh. Mau tanggung jawab kalau aku horni gara-gara kamu sepagi ini udah sexy godain aku?".
"Hu dasar mesum." Aku mencubit pipinya keras agar dia sadar kalau dia tidak seharusnya mesum sepagi ini.
"Nanti sore jalan yuk. Aku kangen." Kata Doni.
"Iya, ketemu ditempat biasa aja. Yang, udah ah aku mau balik ke kelas udah bel, pelajaran pertama Bu Dira malas aku kalau telat." Aku mengambil tas yang tadi ku letakan di bangku samping tempatku berdiri, berjalan meninggalkan Doni.
"Gak usah masuk aja si Yang. Kita pacaran aja disini." Teriak Doni karena aku sudah lumayan jauh darinya.
Aku tidak membalas ucapannya tapi ku berikan kepalan jarak jauh untuknya. Enak saja aku dapat hukuman, rasanya malas saja sepagi ini sudah harus berkeringat karena membersihkam toilet atau berjemur di lapangan. Sesampainya di kelas untunglah Bu Dira belum sampai.
Baru saja aku akan mendaratkan bokongku ke bangku Kak Jingga datang dengan wajah curiganya. "Kok baru masuk kamu abis darimana?"
"Aku mules abis dari toilet. " Jawabku sambil mengeluarkan buku dari dalam tas.
Setelah mendapatkan jawaban, akhirnya Kak Jingga pergi duduk di bangku kebangsaannya. Pelajaran pun dimulai.
******
Sepulang sekolah aku langsung menuju kerumah karena aku tidak ada kegiatan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA & JINGGA
Teen FictionIni adalah kisah sederhana dari dua orang yang hidup bersama. Mereka saling melengkapi dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka selalu bersama tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat mereka berselisih. Kira-kira apa yang membuat mereka berseli...