32-

2K 102 4
                                    

Pikiran ku masih terfokus pada ucapan Doni tadi. Dia mempunyai hak atas kekhawatiran kepada Senja padahal dia sendiri tidak dekat dengan Senja atau justru sebenarnya mereka dekat bahkan ada hubungan spesial yang disembunyikan dari ku.

"Jingga Modi Tama Hermawan!". Bu Windi menggebrak meja sehingga membuat ku terkejut.

"Ibu jangan gebrak meja gini dong kan bikin saya kaget terus kalau saya jantungan atau mejanya rusak gimana? Ibu mau tanggung jawab". Balasku.

"Kamu ini ya bukannya perhatiin pelajaran Ibu malah bengong aja. Sekarang kamu maju ke depan kerjain soal di papan tulis dan jelaskan ke teman-teman kamu!". Perintah Bu Windi dengan mata melototnya.

"Jangan melotot gitu Ibu Windi yang cantik. Santai Bu saya akan kerjain soal itu dalam waktu 5 menit." Aku bangun dari bangku berjalan ke papan tulis.

Aku memang suka bikin onar dan tidak pernah luput dari hukuman baik hukuman ringan maupun berat tapi isi otak ku sangatlah encer. Mendapat hukuman mengerjakan soal seperti ini menjadi hukuman termudah ku.

Tidak sampai 5 menit soal sudah aku kerjakan. Bu Windi mengecek jawabanku semua benar kini giliran aku menjelaskan soal yang sudah aku kerjakan kepada teman-teman ku.

"Bu Windi yang cantik saya sudah selesai nglakuin hukuman ini dan bel istirahat udah bunyi. Saya istirahat ya Bu. "

"Ya, untung pintar kamu !". Kata Bu Windi dengan suara jutek.

"Saya kan emang pintar ganteng lagi Bu. Jingga gitu loh!". Balasku berbangga diri.

Bu Windi menggelangkan kepala mendengar perkataan ku. Mungkin beliau pusing memiliki murid seperti diriku. Berhubung bel istirahat sudah berbunyi dan pelajaran sudah selesai aku menuju ke kelas Nadine untuk ke kantin bersama.

Ku lihat Nadine sedang mengobrol bersama temannya, tapi setelah melihat keberadaan ku dia akhirnya menghampiriku yang berdiri di dekat pintu. Dia tahu kedatangan ku untuk menjemputnya pergi ke kantin. Sampainya di kantin kami duduk di santai disini.

"Yang, kamu kok cantik terus si?". Sapa ku memandangi Nadine, membuat dia tersenyum manja kepadaku.

"Ya cantik lah orang pacar sendiri yang bilang " Jawabnya.

"Serius Yang kamu cantik banget, tapi aku malah takut."

"Takut kenapa?".

"Nanti aku jadi punya saingan karena yang suka kamu banyak banget dan tiap jalan sama kamu aku pokoknya harus extra jagain kamu biar gak ada yang liatin kamu, kalau perlu tiap pergi sama kamu aku bakal nutupin kamu pakai kain." Kata Ku.

Nadine meraup wajahku. "Astaga segitunya. Emang aku barang pecah belah apa harus ditutupin gitu. Udah ah jangan bilang aku cantik terus."

"Kamu itu barang antik yang butuh perawatan dan penjagaan extra Sayangnya aku. Oya, besok aku ada tanding basket sama sekolah SMA 3 kamu datang ya." Usap ku lembut ke pipi mulusnya.

"Iya aku datang kok. Aku mau ngawasin kamu dari cewek-cewek gatel yang teriakin nama kamu gini 'Jingga, Jingga semangat ya. ' gitu". Nadine terlihat lucu ketika menirukan sorakan gadis ketika menonton aku bertanding.

"Kamu tuh ya gemesin jadi pingin cium ih." Aku mencubit pipinya.

"Kalau mau jangan disekolah nanti fans cewek kamu heboh. Gawat kalau mereka iri sama aku." Nadine berbisik lirih ke telingaku, tapi kemudian dia mencium pipiku.

Ini baru pertama kali Nadine mencium ku, ya meskipun hanya di pipi tapi aku sudah sangat bahagia jika melihat perjuangan selama ini mendapatkan Nadine. Andai saja bukan di sekolah sudah ku cium habis si Nadine.

Bel sudah berbunyi menandakan waktu istirahat sudah selesai. Aku mengantar Nadine ke kelas. Ketika aku menuju ke kelas, aku melihat Doni sedang bercengkrama bersama teman-temannya.

"Gue mau ngomong sama lu!" Kataku kepada Doni yang mendapat respon baik darinya. Doni mengikuti diriku.

"Ada apaan?". Tanya Doni.

"Tadi gue denger kalau lu bilang punya hak sama Senja karena lu apa?". Tanya ku selidik karena masih penasaran dengan ucapan Doni yang terpotong tadi.

"Oh itu, ya gue punya hak atas Senja karena dia itu ..."

"Doni!". Seseorang memanggil Doni lalu berlari menghampirinya.

"Eh lanjutin Don!". Aku mendesak Doni agar mau melanjutkan ucapannya.

Tapi lagi-lagi ucapanya harus terpotong karena Doni di tarik oleh temannya. Menyebalkan sekali cowok brengsek ini. Aku kembali penasaran dengan kelanjutannya dan ada apa antara Senja dan Doni?.

*******

SENJA POV.

Aku bosan berada dirumah sendirian. Ayah tidak memperbolehkan aku untuk berangkat sekolah karena kondisi yang seperti ini. Sepulang dari rumah sakit aku di antar Bunda ke rumah dan harus istirahat. Padahal aku sangat bosan, ingin rasanya pergi keluar tapi apa daya tubuhku terasa sakit dan demam yang melanda diriku juga belum beranjak pergi.

Kegiatan ku di rumah hanya bermain handphone atau kadang aku hanya menonton televisi. Ketika aku sedang fokus menonton tv, handphone ku berdering. Terlihat dengan jelas di layar handphone kalau itu adalah pesan dari Doni.

'Kamu gak masuk karena demam?'

-Doni.

Aku langsung membalas pesannya.

'Tahu darimana kamu?'

-Senja.

Tak lama balasan pesan dari Doni muncul.

'Tadi aku abis ketemu sama kakak ipar terus dia bilang kalau pacar aku yang cantik dan sexy ini gak masuk karena demam.'

-Doni.

'Kakak ipar ? Ah ngarep kamu jadi adik ipar Kak Jingga hahaha. Kamu gak ngomong apa-apa kan ?'.

-Senja.

'Aku cuman bilang, aku kangen sama pacar aku terus aku titip salam cinta buat kamu. Eh dia bilang katanya mau sampein ke kamu. Bahagia banget kan aku.'

-Doni.

Membaca pesannya membuat aku darah tinggi.

'Aku bunuh kamu Yang bilang gitu beneran!'

-Senja.

Doni benar-benar gila jika melakukan itu ke Kak Jingga. Habis sudah kehidupan ku, tapi aku tidak percaya Doni berkata seperti itu karena dia kan raja bohong. Awas aja kalau ternyata benar aku cincang hidup-hidup dia. Sudah tidak ada balasan lagi darinya mungkin pelajaran sudah dimulai.

Aku merebahkan tubuh ku di atas ranjang sambil mengingat kejadian buruk yang menimpa ku kemarin gara-gara Dinda cewek gila yang tidak terima di putuskan Doni. Untuk masalah ini aku belum mempunyai waktu untuk menyelesaikannya bersama Doni karena aku tidak masuk sekolah dan aku tidak memperbolehkan Doni untuk datang ke rumah.

Aku bergumam dalam hati
'DINDA, TUNGGU PEMBALASAN KU !'

SENJA & JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang