19-

2.3K 123 2
                                    

Cus diputar-putar lagu nya biar seru

Jangan lupa VOTE&COMENT !!


Doni masih saja mencium ku. Ini adalah ciuman terlama dari sebelumnya dan rasanya berbeda. Doni mencium ku lebih lembut dan penuh perasaan. Aku terpaku dibuatnya.

Setelah Doni puas akhirnya ciuman ini berakhir. Diusapnya lembut bibirku dan dikecup kening ku. Aku hanya bisa menerima tanpa ada penolakan seperti biasanya.

Doni menangkup wajah ku memandang dalam iris mata ku. Sorot matanya seakan menghipnotis ku supaya aku tetap diam dalam pengaruhnya. "Senja, gue suka sama lu, jangan tanya alasannya kenapa karena gue sendiri gak tahu".

Aku masih saja diam mendengarkan ucapannya barusan.

"Senja, I Love You." Ucapnya yakin kepadaku.

Aku melepas diri dari dekapannya. "Apaan si ih. Siapa juga yang mau jadi pacar lu !". Aku sedikit menjauh darinya tapi dia dengan sigap menarik ku kembali ke dalam pelukannya.

"Bibir lu bisa berdusta tapi mata lu gak bisa. Gue yakin sekarang jantung lu lagi berdetak kencang kan ? Gue dengar jelas dari sini suara itu. Gue gak terima penolakan dari lu dan mulai sekarang tepat jam 6 sore tanggal 24 Mei 2018 dimana matahari yang sedang berangsur tenggelam di ufuk barat dan di bawah langit senja yang indah ini menjadi saksi kalau kita resmi pacaran hari ini. Gue cinta sama lu hari ini, esok dan seterusnya cuman ada lu dihatiku gue."

"Tapi"

"Gak ada tapi-tapian gue kan udah bilang gak ada penolakan. Oke sekarang kita udah resmi pacaran. Gue jadi pacar lu dan begitu sebaliknya. Gue tahu kok sebenarnya lu juga suka kan sama gue lu senang pacaran sama gue cuman malu aja kan bilangnya. Sekarang kan kita udah pacaran jadi gak usah malu-malu lagi apalagi kalau lu mau cium gue dengan suka hati gue terima. " Doni kembali menerocos kepada ku.

"Terserah !". Balasku pasrah. Percuma saja jika aku melawan ucapannya aku tidak akan menang yang ada aku malah langsung di sosor lagi. Sejujurnya memang apa yang dikatakan Doni itu benar kalau selama dia berbicara jantungku merasa deg-degan dan mataku memang tak bisa berbohong kalau aku menyukai dirinya dan aku juga senang menjadi pacaranya.

"Udah jangan manyun gitu gue cipok lagi juga tuh bibir. Yaudah kita rayain hari jadi kita ya. Kamu mau kemana?". Doni menarik bibirku membuatku mencubit perutnya dengan refleks. Yasudahlah, aku pasrah dengan apa yang terjadi hari ini.

"Halah gaya pake aku kamu segala ngomongnya lebay deh !". Ejek ku kepadanya.

"Ya gak apa-apa dong. Terus kamu mau aku panggil apa Sayang, Honey, Baby, Cinta, My sweety, Darling, Baby, atau ada masukan lain?".

"Gak mau semuanya.!".

Doni mengacak-acak rambutnya frustasi dengan jawaban ku. "Haduh ! Yaudah sekarang kita jalan aja ke pasar malam ya. Mau kan istriku ?"

"Yang bener kalau ngomong!!" Aku kembali mencubit perutnya tapi kali ini sedikit lebih keras dari sebelumnya supaya Doni jera.

"Ampun-ampun aduh sakit, Sayang. Ya ya maaf. Yaudah kita jalan ya sekarang." Doni mengaduh kesakitan dengan masih mengusap perutnya  berharap rasa sakitnya segera menghilang.

Akhirnya aku dan Doni pergi ke pasar malam di alun-alun untuk kedua kalinya. Aku membonceng motor bersama Doni. Tidak ada acara berpegangan atau berpelukan diatas motor karena aku tidak mau itu. Dia sudah kenyang memeluk ku dan mencium ku dari tadi.

Sekarang sudah jam 7 malam. Aku sudah berada di pasar malam bersama Doni si cowok mesum yang sekarang sudah menjadi pacar ku meski aku tak mengiyakannya. Malam ini susasana di pasar malam sangat ramai meski bukan malam minggu. Aku berkeliling melihat-lihat dan Doni membelikan ku permen kapas. Aku dan dia sudah menaiki beberapa wahana disini seperti bianglala, masuk kerumah hantu, bermain kincir angin tapi masih ada 1 wahana yang belum aku naiki.

"Kamu anggap aku apa?" Kataku membuka percakapan.

"Pacar." Jawab singkat dengan masih mengunyah permen kapas miliku.

"Sayang gak ? Kalau aku mau minta sesuatu kamu mau nurutin kan ? Pasti mau dong kalau beneran sayang, aku kan  pacar kamu !".

"Iya apapun aku turitin kok. Emang pacar aku mau minta apa ?". Jawab Doni menggenggam tanganku.

"Aku mau itu!". Aku menunjuk ke sebuah wahana yang berada di samping kanan ku.

Doni seketika langsung terdiam dan tak berkata apa-apa. Wajahnya terlihat memucat dan dia memandangku penuh harap agar aku mau membatalkan keinginanya.

"Mau ya ? Pacar kamu loh yang minta kan katanya apa aja mau di kasih buat aku. Katanya kamu sayang cinta sama aku. Masak itu aja gak dikasih." Aku mengedipkan mata genitku kepadanya.

"Wahana yang lain aja ya Sayang  jangan itu. Aku gak sanggup naik kora-kora." Doni memohon agar aku mau berganti wahana. Dia masih saja memasang wajah melasnya kepadaku bahkan sekarang dia berlutut di kakiku.

Aku menarik tangan Doni agar dia berdiri. Menggenggam tangannya dan berkata. "Ah, masak pacar aku cemen si penakut. Naik kora-kora aja gak mau gimana besok mau minta restu buat nikahin aku katanya cinta selamanya bearti mau kan nikah sama aku ? Ayolah mau ya demi aku, ya itung-itung sebagai bukti kalau ucapan kamu itu serius . Kalau mau jadi pacar aku kamu harus berani naik itu kalau gak yaudah kita putus aja ya".

"Jangan dong. Pacaran baru 2 jam udah mau putus. Okedeh aku mau demi kamu apa aja aku lakuin. Gunung kan ku daki laut pun akan aku sebrangi hanya untuk mu senja ku." Doni terlihat mantap dengan keputusannya kali ini meski aku sebenarnya dia sangat takut tapi aku sengaja mengajak dia naik kora-kora karena aku suka akan wahana itu.

"Gaya sok deh gunung mau di daki laut mau di sebrangi. Diajak naik kora-kora aja ciut hahaha. Kita beli tiket ya." Aku menarik dengan semangat Doni menuju penjual tiket wahana kora-kora.

Dikarenakan banyaknya pengunjung yang akan menaiki wahana ini jadi aku dan pacar baruku harus mengantri terlebih dahulu untuk menaikinya. Setelah pengunjung bergantian memasuki dan duduk di bangku yang tersedia di perahu kora-kora kini giliran ku dan Doni. Aku kembali memilih posisi di bagian paling ujung karena adrenalin disini lebih memacu dan lebih menyenangkan ketika di ayun. Aku merasa paling tinggi dan seakan ingin terbang ke langit.

"Jangan tegang gitu dong, Sayang. Meluknya aku kenceng banget hahaha." Ledek ku karena Doni memeluk ku dengan sangat erat. Aku tahu dia sangat ketakutan.

SENJA & JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang